037

4.6K 155 0
                                    

Happy reading 😘

"Kamu jangan banyak kegiatan sama pikiran dan gak usah anterin kakak makanan lagi, kasihan  ponakan kakak nanti kalo kamu capek."

"Iya kak, aku juga masak dibantuin bibi kok tapi, besok aku kesana ya?"

"Enggak! Kamu dirumah aja, nanti kalo ada apa-apa kakak langsung kabari, lagian disini juga ada sus linda kamu gak usah khawatir, kakak tutup ya teleponnya dan inget jangan kemari, awas aja kamu." Ucap Santi lalu memutus panggilan.

Setelah mengetahui dirinya hamil, Santi jadi melarangnya untuk pergi kerumah sakit tapi kakaknya itu selalu menghubunginya lewat video call untuk melihat perkembangan ayahnya. Hanna juga melarangnya untuk membantu merawat kebun bunga. Alhasil kini ia dilanda kebosanan, selama seminggu lebih Laras hanya menghabiskan waktunya untuk makan dan istirahat, padahal dokter bilang kandungannya sehat tapi seluruh keluarga menyuruhnya untuk tidak melakukan apa-apa.

Saat sendiri Laras malah semakin mengingat ibunya ditambah lagi kini ia akan menjadi ibu membuat dirinya merindukan Rahma. Perasaan sesak kini datang lagi tanpa suara airmatanya jatuh tanpa bisa ia tahan. Walaupun orang terdekatnya selalu berkata semua yang terjadi bukan salahnya tapi rasa bersalah seperti neraka tersendiri bagi kehidupannya.

Diluar sudah gerimis tapi Adrian belum pulang, Laras memutuskan untuk keluar kamar lalu pergi kedapur untuk membuat jus. Tidak ada siapapun dibawah hanya ada bi Minah dan mang Ali sedang duduk diteras belakang."Oma, mana bi?"tanyanya.

Bi Minah pun segera menghampiri Laras. "Di ruang depan mbak, sama tuan Arya."beritahu Bi Minah dan Laras hanya ber o ria lalu melanjutkan niatnya membuat jus.

"Sini Mbak, biar bibi aja yang buat." tawar Bi Minah.

Laras menggeleng. "Biar Laras aja bi, biar ada kegiatan bosen daritadi rebahan mulu."ucapnya.

Setelah membuat jus Laras memutuskan untuk duduk diteras depan sambil menunggu suaminya pulang tapi langkahnya terhenti saat melewati ruangan depan yang terdapat Hanna dan Arya.

"Arya udah kasih semua hak milik Adrian pas sehari setelah Laras datang, Mah."

"Bagus kalo gitu,Mama mau Adrian udah bisa Handle semuanya sendiri, apalagi bentar lagi dia bakalan jadi ayah."beritahu Hanna pada Arya.

"Laras HAMIL? akhirnya jadi ayah juga tuh bocah."

Mendengar percakapan Hanna dan Arya tadi tentu saja membuat Laras terkejut. 'jadi, selama ini Mas Adrian udah dapet warisannya, awas aja!' batinnya.

Laras tak jadi duduk diteras depan, ia lebih memilih kekamar untuk menonton drama sambil menikmati jus buatannnya sendiri. Ia masih kepikiran tentang percakapan yang tak sengaja ia dengar tadi. jika saja Adrian sudah mendapatkan warisannya seharusnya membatalkan kesepakatan itu bukan malah melanjutkan.

Pikiran Laras mulai berandai-andai, jika Adrian mebatalkan perjanjian itu mungkin semua ini tidak akan terjadi, dirinya juga masih bisa tinggal dengan keluarganya yang lengkap. Laras menjadi kesal sendiri pikirannya menjadi kacau.

cekleek

"Sayang." panggil Adrian membuat Laras langsung menatap datar suaminya.

Adrian mencium kening Laras lalu menuju kamar mandi untuk membersih tubuhnya terlebih dahulu. Ia berjalan santai tanpa memperhatikan tatapan istrinya.

Setelah menghabiskan waktu setengah jam kini Adrian menghampiri istrinya, memeluk lalu mencium perut yang masih rata tapi ia merasa aneh karena Laras tak merespon apa-apa. "Sayang kenapa?"tannyanya.

"Mas, kenapa tetap lanjutin buat nikah sama aku sementara semua warisan udah mas dapat?"tanya Laras langsung.

Mendengar pertanyaan Laras membuat tubuh Adrian tegang seketika, kenapa istrinya bisa tau!

Gaun Milik LARASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang