007

7.5K 259 0
                                    

happy reading😘

Adrian mengulurkan tangannya menyambut Laras turun dari mobil dan Laras pun menyambut uluran tangan adrian. Laras terdiam sejenak terkesima melihat rumah megah yang ada dihadapannya dirinya tak pernah memasuki rumah besar seperti ini.

"Kok diem Ras,ayo jalan." Adrian menarik tangan Laras yang tak kunjung melangkahkan kaki untuk masuk kedalam rumah miliknya.

"Ahk i-iya pak."

Mereka pun masuk ke dalam rumah dan langsung di sambut hangat oleh Hanna. "Eeh uda datang calon menantu oma." sambut Hanna melihat Adrian membawa seorang wanita."Cantik sekali." puji Hanna.

Laras tersenyum menghampiri hanna lalu mencium punggung tangan Hanna."Apa kabar oma?saya Laras."sapa Laras lalu memperkenalkan diri.

"Baik sayang." Hanna senang sekali melihat Laras, Sepertinya wanita yang dibawa adrian kali ini sangat baik dan sopan juga sangat lembut.

Hanna membawa laras ke meja makan lalu memperkenalkan keluarga yang lain. "Ini om Arya,adik dari ayah Adrian dan ini tante Liana istrinya lalu yang rambut panjang ini Luna dan yang pake kaca mata itu namanya Anna."

"Malam semuanya."sapa Laras lalu tersenyum.

"Silakan duduk Laras." Liana menyambut hangat calon keluarga baru mereka, Liana sudah mengetahui namanya dari Adrian.

"Makasih tante." ucap Laras lembut.

"Kak Laras cantik banget, kok mau sama kak Ian yang jahil ini." ucap Luna menggoda Laras.

Adrian membulatkan matanya menatap adik sepupunya. "Awas kamu ya gak kakak kasih uang lagi."

"Tuh kan ngancem."

Laras hanya tersenyum melihat interaksi Adrian dan adiknya lalu mengusap tangan Adrian saat pria itu ingin membalas ucapan Luna. Laras tak menyangka dibalik penampilan Adrian yang telihat sangar karena tatonya ternyata adalah sosok yang mencintai keluarga.

"Cieee...sekarang uda ada pawangnya nih." goda Luna lagi.

"Luna udah ahk, Kakaknya jangan di godain mulu."tegur Liana agar putri diam karena takut Laras tak nyaman.

Makan malam pun berlangsung dengan santai dan sesekali Hanna bertanya tentang hal-hal ringan seperti hobi, makanan kesukaan Laras dan tempat apa saja yang paling Laras sering datangi. Padahal didalam mobil saat menuju kesini Laras sudah di briefing terlebih dahulu oleh Adrian tapi omanya sama sekali tak bertanya tentang hal yang diprediksi oleh Adrian dan Laras merasa sedikit lega.

Setelah acara makan malam selesai Hanna membawa Laras menuju ruang keluarga, Hanna menggandeng tangan calon menantu cucunya itu dan Adrian mengekori dari belakang.

"Oma senang kamu orang yang meluluhkan hati Adrian, oma pikir Adrian tak akan lagi bisa menemukan wanita yang tepat."Hanna terkekeh di akhir kalimatnya.

"Kamu sayang kan sama Adrian?"tanya hanna ingin memastikan.

Tanpa ragu Laras langsung mengangguk."Iya oma Laras sayang sama mas Adrian." jawab Laras lalu mengelus punggung tangan Hanna untuk lebih meyakinkan.

Adrian tersenyum tipis mendengar jawaban Laras walaupun ia tau itu hanya sandiwara tapi entah mengapa membuat dirinya bahagia.

"Makasih sayang oma lega dengarnya, Adrian gak punya siapa-siapa lagi selain keluarga ini tapi sekarang ada kamu, Oma merasa sangat bersyukur."

Dalam hati Laras merasa bersalah, Hanna sangat baik tapi ia malah membohonginya.'maafin Laras oma.' batin Laras.

Sudah hampir jam sepuluh malam Adrian pun mengajak Laras untuk pulang."Laras pulang dulu oma."pamit Laras.

Gaun Milik LARASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang