034

4.1K 146 1
                                    

Happy reading 😘

Pagi hari ini Laras dan Adrian telah bersiap kerumah sakit,setelah menghabiskan sarapan bersama Hanna mereka langsung pamit pergi.

Sebelum pergi Santi telah menghubunginya terlebih dahulu untuk tidak datang kerumah sakit,mengingat kondisinya juga tak baik-baik saja tapi ia tetap ngotot untuk pergi, Laras ingin secara langsung melihat kondisi ayahnya walaupun tidak ada perubahan yang signifikan tapi dirinya ingin bertemu.

Sampainya dirumah sakit mereka sudah disambut santi didepan pintu ruangan Arief,terlihat Santi agak gelisah melihat dirinya,tapi Laras tak mau berpikir negatif terlebih dahulu.

"Sayang, Mas kesana bentar ya."tunjuk  Adrian keruangan dokter kenalannya.

Laras mengangguk lalu melanjutkan langkahnya menuju ruangan Arief.

"Ras,disini dulu." ucap Santi mencoba menahan Laras untuk tidak masuk.

"kenapa, kak?" tanya Laras penasaran.

"hmm itu, ee itu Ras,hemm apa ya tadi." ucap Santi bingung harus berkata apa.

"kenapa sih, kak? apa ada masalah sama kondisi ayah?"tebak Laras karena Santi tak kunjung memberi jawaban.

cekleek

Suara pintu terbuka menampilkan Rahma dan juga Randa, melihat abangnya ada didepan mata tentunya membuat Laras geram.

Dengan langkah cepat Laras meghampiri Randa dan_

Buughh..

Laras menghantam Randa dengan satu pukulan di pipi sebelah kanan membuat lelaki itu mundur beberapa langkah kebelakang,dengan segera Rahma menolong anak kesayangannya itu.

"LARAS!apa-apaan kamu?kenapa kamu pukul abang,dek?" Rahma memekik melihat anaknya tiba-tiba menjadi brutal.

Laras mengepal tangannya kuat menahan emosi sepertinya Rahma tak tau apa yang terjadi padanya dan juga Arief.

"Masih bisa pura-pura jadi orang bener,huh! setelah apa yang Lo lakuiin sama gue sampai Ayah jadi  korban!otak Lo dimana, BANGSAT!"ucap Laras emosi.

"CUKUP, LARAS!apa maksud kamu?"

"Apa ibu tau, dia uda jual aku sama bandar judi dan ayah jadi korban karena nolongin aku."ucap Laras menatap tajam Randa.

Dengan cepat Randa menggeleng. "jangan fitnah kamu Ras,apa buktinya? Aku tau,aku memang gak berpenghasilan bukan berarti aku gak punya perasaan jual adik aku sendiri." Elaknya.

perdebatan pun tak terelakan Randa terus mencari perlindungan dari Rahma,membuat Laras semakin ingin mengirim abangnya itu ke neraka,dirinya tak mempunyai bukti yang jelas terkait malam itu jadi dengan mudah Randa memonopoli ibunya di tambah lagi Randa adalah anak  kesayangan Rahma.

"udah,cukup!" ucap Santi melerai kedua adiknya.

"Apa ibu tau?Laras berhasil dijual oleh ayah,agar hidup kita seperti sekarang."

Mendengar ucapan Randa membuat Santi dengan cepat menampat Adik lelakinya itu."mulut  Lo!"

Ucapan Randa tentu saja membuat Laras mendapatkan tatapan tajam dari sang ibu."Apa itu benar,Laras?"tanyanya.

"Apa selama ini kamu pergi dari rumah bukan untuk bekerja? JAWAB LARAS?!"bentak Rahma

Laras diam ia tak tau harus mengatakan apa.selama ini yang tau tentang pernikahannya hanya Arief dan Santi.

"Laras bisa jelasin bu, apa yang dikatakan bang Randa itu gak benar."ucap laras,mencoba mengatakan yang sebenarnya pada Rahma.

"Apa?ayo bilang."ucap Rahma sambil memegangi dadanya yang agak nyeri."awwss."rintihnya.

"ibu,ibu gak papa?ayok kita periksa."ucap Laras memegangi ibunya dibantu oleh Santi.

dengan cepat Rahma menghempas tangan Laras,ia ingin mendengar penjelasan dari anaknya terkait apa yang di katakan Randa.

"Jawab! ibu bilang jawab!"Rahma mulai memekik karena tak juga mendengar penjelasan apapun dari Laras.

"jadi_"

"sayang"

panggilan Adrian membuat semua orang yang berada di depan ruangan Arief dengan cepat menoleh kepadanya.

Adrian mencoba menyalami Rahma tapi mertuanya itu menolaknya,Adrian hanya menganggukan kepalanya lalu mundur dan berdiri disamping istrinya,keadaan menjadi diam sesaat semenjak kedatangan Adrian.

Tak lama Laras mulai buka suara mengenalkan Adrian kepada ibunya."ini Mas Adrian bu, suami Laras."ucapnya membuat Rahma seketika kaget dan langsung menatap Laras.

"Bohong bu,pria ini yang beli Laras dari ayah."ucap Randa asal.

Mendengar ucapan seperti itu dari mulut abangnya membuat Laras mengepalkan tangannya kuat,Randa semakin kelewatan setelah ini Laras tak akan membiarkannya begitu saja.

"RANDA! Lo makin lama makin ngaco aja,dia itu suami Laras,ayah sendiri yang menikahkan mereka, ayah gak bilang sama ibu dan Randa karena ayah takut Randa bakalan ganggu rumah tangga Laras."ujar Santi memberi penjelasan pada ibunya.

Adrian yang melihat suasana terlihat tegang ia pun memberanikan diri."maaf bu,maaf karena tidak meminta restu kepada ibu terlebih dahulu."

Rahma memperhatikan Adrian dari atas sampai bawah dengan dengan tato yang menghiasi tangannya dan wajahnya terlihat tegas,Rahma merasa Adrian adalah lelaki yang kasar dan tak pantas menjadi suami Laras.

"Kamu gak perlu minta Restu karena saya tidak akan memberikan restu untuk lelaki seperti kamu!"ucap Rahma.

Mendengar kalimat seperti itu untuk Adrian tentu saja membuat Laras menatap tajam ibunya."Ibu,Mas Adrian banyak nolongin keluarga kita."

"Dengan menjadikan kamu miliknya,ibu gak butuh semua itu Laras!"ucap Rahma.

Laras menghela napasnya berat sambil terus menggenggam jemari Adrian lalu menatapnya seolah berkata maaf atas ucapan ibunya. melihat Laras menatapnya lirih,Adrian mengangguk lalu tersenyum.

Tak lama,

"Permisi,kami dari kepolisian membawa surat penangkapan untuk saudara Randa."

"APA?!"Rahma memekik saat mendengar polisi akan menangkap anaknya."anak saya salah apa?"

"untuk lebih jelasnya,bisa ditanya langsung di kantor kami."ucap polisi lalu memborgol tangan Randa,pria itu memohon agar polisi tidak membawanya dan meminta Rahma untuk menolongnya.

Sementara Laras dan Santi hanya diam melihat apa yang terjadi pada saudara mereka,Randa terlalu banyak membuat masalah memenjarakannya mungkin akan membuatnya jera.

"Aaarrghh."Rahma memegang dadanya lalu terjatuh di lantai rumah sakit,Adrian dengan cepat memanggil petugas rumah sakit untuk membawa mertuanya keruangan UGD.

Kini semua orang sedang menunggu didepan ruangan tempat Rahma di periksa,tiga orang disana menjadi panik dan gelisah mengingat Ibu mereka memiliki riwayat penyakit jantung,polisi juga masih ada disana menunggu kabar dari dokter karena Adrian meminta agar membawa Randa setelah mendapat kabar dari dokter.

"Semua ini gara-gara Lo!kalo sampai ibu kenapa-napa Gue gak akan biarin hidup Lo tenang!"ucap Randa emosi sambil menunjuk Laras.

Santi mencoba menenangkan Randa tapi adiknya itu masih terus memaki dan membentak Laras bahkan Adrian sudah memperingatkan Randa tapi pria itu mengeluarkan kata-kata kasar untuk Laras.

"kami akan membawa anda jika membuat keributan dirumah sakit."ucapan polisi membuat Randa diam tapi tak berhenti menatap tajam adiknya.

setelah satu jam menunggu,dokter keluar dengan wajah tertutup masker dan tertunduk,membuat keempat orang disana dilanda panik seketika."Bagaimana ibu kami dok?" tanya Santi.

Dokter  menggeleng samar lalu menatap 4 orang di depannya."Maaf,kami sudah berusaha sebaik mungkin."

"IBUU.."


tbc...




Gaun Milik LARASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang