003

7.6K 262 0
                                    

Happy reading😘

Laras sudah selesai merias diri, seperti biasa penampilannya harus tampil sempurna. Dress hitam dan bibir merah adalah paduan yang Sempurna untuknya.

Hari ini Adrian akan datang untuk memilih salah satu wanita yang akan di jadikan istrinya.

Ceklek..

"Pak Adrian sudah datang mbak." ucap salah satu waiters

"Suruh masuk aja." titahnya.

Adrian pun masuk lalu duduk disofa panjang yang tersedia di ruangannya Laras. Adrian juga melihat-lihat ruangan Laras begitu rapi dan identik dengan warna merah."sebentar pak Adrian saya akan panggilkan wanitanya dulu."tutur Laras lalu tersenyum melihat Adrian.

Tak lama Laras datang lalu duduk di sebelah Adrian, sebenarnya Adrian tegang tapi dia mencoba biasa saja dan bersikap tenang. Berdekatan dengan Laras membuatnya jantung berdegub kencang.

"Ini adalah Adinda, umur 23 tahun baru 2 bulan bekerja disini tak terlalu banyak pengalaman tapi saya pikir penampilannya bisa meyakinkan keluarga bapak." jelas Laras pada Adrian.

Adrian menggeleng. "No".

Laras mengangguk."Ok, next." panggilnya lagi. Laras memanggil wanita selanjutnya lalu menjelaskan lagi pada Adrian tentang data pribadi wanita tersebut tapi Adrian tetap menolaknya."Oke! next." titah Laras lagi.

Setelah hampir sepuluh wanita yang Laras kenalkan pada Adrian tak ada satupun yang menarik perhatian pria ini, Laras rasanya ingin pingsan."Jadi bapak maunya yang gimana?coba bapak kasih definisinya nanti saya bisa cari seperti apa yang bapak ingin."pinta Laras.

Adrian diam sejenak lalu memegang dagunya sambil berpikir, Sejujurnya dirinya ingin yang seperti Laras tapi Adrian tak mungkin mengatakannya.

"Saya mau yang lebih natural,tidak dibuat-buat seperti tadi." tutur Adrian asal.

Laras diam sejenak mencerna ucapan Adrian, Dirinya tak paham tentang natural seperti apa yang Adrian inginkan."Ini untuk kamu, saya harap kamu bisa mendapatkan wanita yang sesuai dengan keinginan saya."ujar Adrian lalu menyerahkan cek sebanyak 200 juta.

"Apa ini gak kebanyakan pak, padahal saya belum mendapatkan wanita yang bapak mau."

"Mungkin dengan itu kamu bisa mendapatkan wanita sesuai pilihan saya, Anggap aja itu penyemangat kamu."ujar Adrian lalu pergi meninggalkan ruangan Laras.

Laras memang lebih bersemangat jika menyangkut masalah uang apalagi jika itu masuk kedalam Rekeningnya. Dia akan mencari wanita untuk Adrian lebih giat lagi dan sekarang ia akan pulang karena pekerjaannya sudah tak ada lagi.

drrttt...

Satu panggilan dari ayahnya,tumben sekali ayahnya menghubunginya.

"Ras...Laras,ibu Ras_ ibu masuk rumah sakit." ucap Arief di seberang sana.

"Apa?! ibu masuk rumah sakit? oke, Laras kesana sekarang dan ayah jangan panik ya."

Laras mematikan sambungan dengan ayahnya dan langsung ketoilet untuk membersihkan diri juga menghapus make up.

Laras langsung menuju rumah sakit saat mendengar kabar dari ayahnya. Sampainya disana Laras mendapati ayahnya sedang tidur tertunduk disamping ranjang ibunya dirawat. Dapat dilihat wajah ayahnya sangat tampak lelah.

"Yah_ ayah." panggil Laras.

Arief pun terbangun mendengar suara laras. "Kamu uda datang dek, maaf ya ayah ngerepotin kamu."tutur Arief.

Laras menggeleng."Ibu kenapa, Yah?" tanyanya.

"Tadi tiba-tiba aja gula darah ibu naik, ayah juga gak tau ibu lagi mikirin apa sampai ngedrop begini." jawab Arief menjelaskan pada anaknya.

Laras hanya mengangguk lalu menyuruh Arief untuk pulang, dirinya tak tega membiarkan ayahnya tidur dirumah sakit. Awalnya Arief menolak tapi Laras memaksa lalu memanggilkan taksi untuk ayahnya.

Setelah ayahnya pulang Laras pun memejamkan matanya tertidur disamping ranjang sang ibu.

Paginya Laras terbangun saat tangan Rahma mengusap kepala anaknya lembut."Dek_ kamu disini?" tanya Rahma saat mendapati anak bungsunya tidur disamping ranjangnya.

"Ibu gak papa? Ibu lagi mikirin apa,sampe ngedrop begini?" tanya Laras lembut.

Ibunya terdiam sesaat lalu tiba-tiba saja menangis."Pak Malik bakal nyita rumah kita kalo bang Randa gak balikin uangnya segera,ibu takut Ras kita gak punya apa-apa lagi selain rumah dan toko ayahmu."

Laras menghela napasnya lelah,dirinya sudah tau apa penyebab ibunya ngedrop seperti ini."Ibu gak usah khawatir masalah pak Malik, nanti Laras yang selesaikan."

"Tapi kamu uang darimana dek?utang sama pak Malik 150 juta!" tanya Rahma.

Laras mengusap punggung tangan Rahma."Nanti Laras pinjam sama bos ditempat kerja." jawab Laras sebisa mungkin.

Tak lama Arief dan Santi datang untuk membawakan sarapan. Melihat kakak dan ayahnya sudah tiba Laras pun segera berpamitan untuk menyelesaikan urusan dengan pak Malik.

Sebenarnya Laras sudah sangat lelah dengan Randa yang suka membuat masalah dikeluarganya. Ia ingin sekali membawa abangnya itu ke penjara tapi melihat ibunya seperti itu dia tak tega.

Sampainya dirumah pak Malik, Laras langsung menyerahkan uang 150juta kepada pak Malik."banyak juga uang kamu Ras, sampai bisa bayar utang abang kamu tanpa nyicil." tutur pak Malik tampak tak percaya.

"Iya pak saya minjam sama atasan saya,ya udah pak saya permisi dulu."tutur Laras lalu melangkah pergi dari rumah pak Malik.

Setelah menyelesaikan urusan dengan pak malik Laras pulang kerumah untuk istirahat, setelah ini ia harus benar-benar mencari wanita yang cocok untuk Adrian, jika tidak maka masalah baru akan segera datang.

Malam harinya Laras datang ke Bar seperti biasa, dirinya harus mengumpulkan lagi pundi-pundi rupiah untuk biaya pengobatan ibunya dirumah sakit karena tak mungkin mengharapkan kedua kakaknya yang tak berguna itu.

Sekarang Laras sedang berdiri di hadapan 12 wanita yang akan ia kenalkan kepada Adrian besok malam. Ia menyeleksi seperti keinginan pria itu."Bersikap lah senatural mungkin dan juga pakaian kalian, gue harap jangan terlalu seksi seperti ini." titah Laras kepada para Wanita didepannya.

Mereka semua pun mengangguk paham lalu Laras menyuruh mereka untuk segera pergi dan bekerja seperti biasa.

Ditempat lain Adrian sedang bersama Raka sahabatnya walau Raka lebih tua 5 tahun tapi bagi Adrian, Raka adalah satu-satunya tempat dia bisa menyelesaikan masalah."Jadi dari 10 wanita yang Diva tawarin, gak ada gitu satupun yang menarik perhatian lo Yan?" tanya Raka yang masih bingung dengan Adrian. Padahal Adrian hanya menyewa wanita untuk menjadi istri bohongan tapi mengapa begitu sulit. "Setahu gue perempuan yang Diva kasih gak pernah ngecewain gue." lanjutnya.

Adrian menggeleng."Buktinya gue gak nemu yang pas,gue perlu meyakinkan keluarga gue dengan menikahi perempuan baik-baik."

Benar juga apa yang Adrian katakan,pikir Raka. Adrian tidak mungkin sembarangan menikahi wanita, Apalagi wanita yang ditawarkan kepada Adrian pasti para wanita Sexy.

"Besok gue bakalan kesana lagi gue harap Diva gak mengecewakan gue,secara gue uda bayar mahal."ujar Adrian padahal dia juga masih tak tau harus mencari wanita yang seperti apa untuk ia jadikan istri, Karena dari awal melihat Diva ia masih memikirkan wanita itu.

"Besok gue ikut ya." pinta Raka.

"Enggak boleh!entar malah elo yang milih, inget bini sama anak lo ya Bangsat!" sahut Adrian menatap tajam Raka ia tau isi kepala sahabatnya itu.

"Hahaha,  Tau aja lo!"

tbc....

Gaun Milik LARASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang