008

6.9K 260 0
                                    

happy reading😘

Malam ini Laras datang ke Bar bukan untuk bekerja tapi untuk berpamitan kepada Jhoni karena tak bisa bekerja lagi mulai besok. Sebenernya ia merasa sedih biar bagaimanapun selama 3 tahun ini Jhoni lah yang membantu perekonomian keluarganya yang memburuk akibat ulah kakak dan abangnya yang terlilit hutang dengan jumlahnya yang cukup banyak.

Laras masuk keruangan Jhoni lalu menjelaskan alasannya tak bisa bekerja lagi sebagai mucikari."Lo serius Ras?duh lo kok gak ngomong dulu sih dari jauh hari, kali aja gue bisa bantu dan lo gak perlu sampe nikah kontrak begini."pekik Jhoni sedikit tidak terima.

"Semua serba mendadak,gue aja sampe gak bisa mikir gara-gara ini."

"Siapa sih orangnya yang ngajak lo nikah kayak gini?"tanya Jhoni penasaran dengan pria yang mengajak laras menikah.

Laras membuka ponselnya lalu menunjukkan foto Adrian disana."ini orangnya."tunjuk Laras pada satu foto yang terpampang di ponselnya.

"ADRIAN BHASKARA,lo yakin Ras ini orangnya yang ngajak lo nikah."Laras mengangguk mengiyakan pertanyaan jhoni, "Bukannya ini kekasih dari model Resta Anatasya ya?kenapa bisa ngajak lo nikah."lanjut Jhoni.

Laras membulatkan matanya kaget,ia tau tentang model sexy bernama Resta Anatasya tapi tak tau jika Adrian adalah kekasihnya. Padahal Resta adalah model cantik dan sexy kenapa Adrian tak mengajaknya menikah malah menawarkan nikah kontrak dengan dirinya. Bukan menawarkan tapi terjebak!

"Gue baru tau Adrian itu kekasihnya Resta, Jhon."sahut Laras.

"Tapi menurut gosip yang beredar Resta katanya hamil tapi gak tau anak siapa dan sekarang juga menghilang gak tau kemana."tutur Jhoni lagi.

Laras hanya mengangguk mendengar gosip yang keluar dari mulut Jhoni. "ya udah deh siapapun itu yang jadi suami lo, gue harap dia bisa bahagiain lo, ya walaupun kontrak setidaknya lo gak disiksa karena kalo itu sampai terjadi lo tau kan harus cari gue kemana."tutur Jhoni sebenarnya tak rela melepaskan Laras tapi ia juga tak mungkin memaksa Laras untuk tetap bekerja seperti ini, apalagi Laras adalah wanita normal bukan seperti dirinya, Jhoni adalah gay dan alasannya membuka bar hanya untuk memudahkan dirinya mencari para pejantan.

"Makasih banyak Jhon,lo memang teman terbaik gue yang pernah ada."

Jhoni pun langsung memeluk Laras dirinya merasa kehilangan karena hampir setiap hari melihat Laras kini wanita itu harus berhenti."Gue harap pernikahan lo selamanya Ras bukan kontrak tapi kalo memang pun ini sementara gue selalu berharap yang terbaik buat lo."tutur Jhoni tulus berharap Laras menjalani pernikahannya dengan bahagia.

"Gue cuma 6 bulan kali Jhon,entar kalo uda selesai gue main kesini lagi ya atau balik kerja lagi."ucap Laras lalu membalas pelukan jhoni.

Jhoni menggelengkan kepala nya."Gak boleh!gue harap pernikahan lo ini jadi selamanya bukan kontrak,kita kan gak tau cinta bisa aja datang seiring berjalannya waktu." Laras tak membalas perkataan Jhoni dirinya hanya diam.

Setelah berpamitan Laras pun keluar dari ruangan Jhoni dan kini berjalan menuju parkiran untuk bertemu Adrian karena mereka akan membicarakan perjanjian tertulis,tapi tiba-tiba saja ada yang menarik tangannya membuat laras kaget dan hampir berteriak.

"Om Farhat!kirain siapa bikin kaget aja."Laras memekik kaget lalu perlahan mencoba melepaskan pegangan farhat.

"Kamu kemana aja Div?saya tiap malam kemari cariin kamu tapi dua malam ini saya gak ketemu?"tanya Farhat yang masih mencengkram tangan Laras, Farhat memang sangat menginginkan Laras bahkan setiap malam ia memesan wanita kepada Laras hanya karena ingin menemui wanita itu.

"Om bisa lepas dulu gak?"mohon Laras."Diva gak bisa menyediakan wanita lagi buat om, Diva uda dapet kerjaan lain ini malam terakhir diva disini."lanjut Laras masih mencoba melepaskan diri dari cengkraman Farhat.

Farhat menyeringai lalu semakin menarik Laras kedalam pelukannya,ia memekik saat satu tarikan membuat Farhat berhasil memeluknya membuat pikiran Laras kacau. Bagi Farhat wanita ini terlalu menarik untuknya bahkan ia selalu menahan diri agar bisa menggagahi wanita didepannya ini secara lembut tapi sepertinya wanita ini ingin dikasari karena terus menolaknya. "Justru itu om akan membuat malam terakhirmu menjadi berkesan Diva."

Laras membulatkan matanya, jantungnya berdegup kencang melihat wajah Farhat saat ini sangat menyeramkan."Om lepasin aku." Laras menahan kakinya agar tak terseret oleh tarikan Farhat."Om jangan."mohon Laras sedikit berteriak berharap ada yang menolongnya,dirinya benar-benar merasa takut sekarang.

"TOLONG_ TO-"

Buughh...

satu pukulan melayang ke wajah Farhat membuatnya tersungkur, Farhat mengusap kasar ujung bibirnya yang berdarah akibat satu pukulan yang cukup keras dari Adrian.

"Jangan pernah sentuh dia lagi atau nyawa lo tak lagi berada di tempatnya!" ancam Adrian lalu merangkul Laras dan membawanya ke mobil.

Didalam mobil Laras meringkuk dan mendekap tubuhnya sendiri. Selama 3 tahun bekerja di Bar ini adalah hal yang baru pertama terjadi dalam hidupnya. Di dalam Bar para pria yang memesan wanita kepadanya tak pernah menyentuhnya seperti Farhat tadi.

Adrian sudah memakaikan jas yang ada didalam mobilnya ke badan Laras, Laras menggunakan dress hitam yang tak terlalu terbuka tapi tetap saja sexy dimata pria.

Adrian mencoba memberi ketenangan dengan menepuk-nepuk pelan pundak Laras seolah berkata semua sudah baik-baik saja tapi Laras malah menangis dan membuat Adrian panik.

Adrian pun segera memberhentikan mobilnya dan memberanikan diri memeluk Laras."saya cuma mau nenangin kamu." ucap Adrian takut Laras salah paham dan untungnya Laras mengangguk.

Tak lama Laras melepaskan diri dari pelukan Adrian,"makasih pak,kalo gak ada bapak saya gak tau nasib saya gimana."ujar Laras tulus.

"kamu gak papa?kita makan dulu ya?"ajak Adrian dan Laras mengangguk.

Adrian pun membawa Laras ke restoran miliknya karena disana menyediakan ruangan privat jadi tak ada orang lain yang akan bisa mendengar pembicaraan Laras dan juga dirinya.

Adrian masih merangkul Laras berjalan membawanya masuk keruangan privat yang sudah Adrian pesan terlebih dahulu,didalam sudah tersedia makanan dan juga minuman.

"Duduk sini,"titah Adrian lalu mendekatkan plate berisi steak tapi Laras menggeleng."gak mau."ucap Laras.

"Makan dikit ya atau mau yang lain?mau yang mana?"bujuk Adrian lembut lantas Laras menunjuk plate berisikan pasta.

"Pasta?"tanya Adrian memastikan dan Laras pun mengangguk.

Laras menyuapkan pasta kedalam mulutnya dan sesekali melirik Adrian yang ada di sampingnya,Laras sedikit bingung dengan sikap Adrian yang sangat lembut, biasa kan pria ini selalu membuatnya pusing.

Setelah beberapa saat, Adrian melihat Laras sudah kembali tenang dan wajahnya juga sudah tidak ketakutan seperti tadi,Adrian pun memutuskan untuk bertanya."yang tadi siapa?apa para pelanggan kamu sering memperlakukan kamu kayak gitu?"

"Baru ini terjadi makanya saya takut banget,sedari dulu om Farhat memang meminta saya menemani dia tapi saya gak pernah mau dan gak akan mau karena saya bukan bagian dari mereka." tutur Laras.

Entah mengapa perkataan Laras tadi membuat Adrian sedikit lega,padahal rencana awal mereka bertemu adalah untuk membicarakan perjanjian tertulis tapi malah menjadi makan malam dadakan tapi ya sudahlah Adrian tetapi senang karena bisa bertemu dengan Laras.

Laras telah selesai menyantap makan malamnya,setelah minum dan mengelap mulutnya dengan tissu ia pun memandang Adrian."jadi apa saja yang boleh dan tidak boleh dalam kontrak kita nanti pak?" tanya Laras.

Adrian menggeleng."besok saja kita bicarakan lagi."

tbc...

Gaun Milik LARASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang