BAB 6

6K 147 0
                                    

PENGUMUMAN!🚫🔥

Manggilnya sekarang di ubah jadi ata biar gak belibet😗.

-HAPPY READING-

***

Drtttt, Drtttt, Drtttt.

Ata berdecak kesal sambil merotasikan matanya. Dari tadi ara selalu saja memanggilnya dari waktu di cafe hingga sekarang. Dengan berat hati ia pun mengangkat panggilan tersebut.

Hallo, ata kamu dimana-

"Kenapa lo nelpon gue? Udah gue bilang gak usah nelpon gue lagi! Budek ya kuping lo? Atau amnesia?" Tukas ata, sangat pedas.

M-maaf. Soalnya ada orang yang nyariin kamu katanya mereka lagi nyari anak laki-laki yang hilang, tapi Ara jadi bingung kenapa mereka datang ke rumah kita?

Ata mengernyitkan alisnya.

"Itu pasti paman molel!" Ucap Fathir antusias membuat alihnya melirik kebawah.

Itu suara siapa-

Tutt.

Ata mematikan panggilan sepihak lalu dirinya berjongkok menghadap ke Fathir sembari memegang kedua lengan anak kecil itu.

"Morel? Itu paman kamu?" Tanya ata di angguki oleh Fathir.

"Iya! Fathil mau ke sana ke tempat paman molel setarang"

Ata mengangguk. Sebenarnya bisa, tapi pakai apa? Motornya tiba-tiba berhenti di tengah jalan karena mogok membuat dirinya susah untuk pulang.

Aneh, padahal ata sudah mengisi bensin setiap hari, tapi ada saja kendala dari motor ini. Rasanya ia ingin membeli motor baru. Namun gak ada uang.

"Gimana, ya. Motornya gak bisa di idupin. Kakak udah nelpon temen kakak untuk jemput tapi kayaknya temen kakak semuanya pada tolol, dari tadi di suruh kesini malah gak kesini-kesini. Gak tau kita berdiri sampe kaki kita kesemutan."

Raut wajah Fathir seketika berubah. Padahal ia ingin sekali menemui pamannya. Melihat itu, ata jadi merasa tak enak. Tahu betul perasaan yang di alami anak itu.

"Sebentar coba gue nelpon keyvan, siapa tau di angkat. Kalo nggak sih, siap-siap."

Ata mulai mengotak-atik ponselnya mencari kontak bernama keyvan. Cuman dia harapannya sekarang, karna ketiga sahabatnya itu sungguh tidak becus. Setelah ketemu, ia langsung menekan tombol panggilan.

Tak butuh waktu lama, panggilan tersebut langsung di angkat oleh keyvan.

"Halo, cuk. Bantuin gue, dong. Motor gue mogok. Lo tolong jemput gue di persimpangan jalan anggrek. Gue bawa anak kecil masa lo tega. Rea, alura sama devantod dari tadi gua suruh kesini malah gak kesini-kesini. Jengkel gue sama mereka. Ya van. Lo cuman teman gue satu-satunya sekarang," ujar ata seraya memohon.

"Tumben. Giliran butuh aja lo ke gue. Emang ya. Manusia itu picik. Kalo butuh dateng giliran kagak di gebukin badan gue tanpa ada masalah." Kata keyvan dari balik ponselnya.

Ata berdecak. "Gak usah drama! Buruan jemput gue! Posisi jalan anggrek sepi ini gue takut ntar ada preman yang apa-apain gue lagi"

"Mang eak? Yang ada preman itu yang Lo apa-apain."

"Lo. Minta gue geprek kayak minggu lalu? Buruan jemput gue! GPL GAK PAKEK LAMA!!"

Tut!

Ata mematikan panggilannya sepihak membuat seorang dari balik ponsel merasa jengkel.

Keyvan meletakkan gitarnya lalu bangkit mengundang atensi para temannya. Meraih jaket kulit hitam yang tercantel di paku balik pintu kamarnya. Setelah itu hendak pergi.

"Mau kemana, bro" tanya Adit rebahan bermain handphone.

"Keluar. Jemput mantannya si bos. Katanya motornya mogok" jawab keyvan.

Mendengar nama mantan, langsung mata zergan tertuju ke punggung keyvan yang hendak pergi.

"Alata? Dia kenapa?" Tanya zergan. Namun tak di jawab oleh keyvan karena dia keburu keluar dan tidak sempat mendengar.

"Motor alata mogok. Dia nyuruh keyvan buat jemput," ucap ray.

"Ecieeee si bosss... Kiw kiw bentar lagi keknya pdkt, nih" goda Sebastian.

"Dia gak mau. Doain gue balikan sama alata." Zergan menghisap rokok lalu menatap langit-langit hitam yang di penuhi dengan berbagai jenis bintang.

Sebastian dan Adit tertawa mengejek. "Makanya jangan selingkuh, jadi nyesel kan?" Kata mereka tanpa memikirkan apa yang terjadi nanti.

Zergan menatap mereka tajam dengan mata elangnya. Membuat mereka berdua berdigik ngeri.

"Btw, devan dimana? Tumben gak ke sini? biasanya di yang datang pertama daripada kita." Kata Sebastian mengalihkan topik.

"Ntah, mungkin lagi caper ke reot" balas Adit kembali bermain handphone.

Fawaz terkekeh. Bisa-bisanya mereka bersikap seperti itu kepada ketua rvamios.

Btw, fawaz ini dia yang paling alim dari teman-temannya. Jika teman-temannya bersekolah di SMA negeri tapi tidak dengan fawaz dia lebih memilih sekolah di pesantren dari pada di negri. Dirinya baru saja pulang dari pesantren karena tumbuh sebuah bintik-bintik kecil di tangan serta di bagian tubuh lain sebut saja namanya cacar.

Namun bukannya berdiam diri di dalam rumah, dia malah memilih pergi ke rumah temannya dari pada di rumah. Mungkin ia akan kembali ke pesantren setelah 5 hari lagi.

"Bisa ae kalian."

"Waz, gimana rasanya kena cacar?" Sebastian tidur dengan bokong Adit di jadikan bantal.

"Gimana-gimana gitu. Sebenarnya gua miris melihat teman gue pada sesat di jalan kek gini. Kalian gak ada satupun mau merubah diri? Termasuk zergan Adit dan Ray. Kalo Ray masih mending lah ya, diam mulu dia. Tapi kalian berdua. Astaghfirullah..." Fawaz menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Adit play boy. Zergan-

"Bacot. Gak usah ceramah, muak kuping gue bangsat!" Zergan bangkit lalu pergi keluar meninggalkan mereka.

"Astaghfirullah, ciri-ciri pemuda akhir jaman iki. Awas ae terjerat ayat 17:32. Bahaya. Selain bahaya dapat merusak tali silaturahmi."

"Apa lagi dah, 17:32? Dari kemaren ngomong singkat kagak jelas mulu lo! Sama kayak Ray"

Ray menatap tajam Sebastian.

"Bercanda. Baperan amat jadi orang."

"Kalian mau tau?"

Mereka mengangguk. "Baca satu ayat Qur'an siapa tau Adit login."

"Enak aja lo. Kalo gue login, otomatis gue di coret dari KK"

"Gak pa-pa. Lo kan bisa jadi parasit di rumah keyvan. Sekalian lo tobat. Kalo Lo tobat gue yang dapat untung" sambung fawaz.

Fawaz mulai membaca satu ayat yang sengaja ia hapal untuk menyindir temannya saat nanti ia pulang dari pesantren.

"Walaa taqrabuuzzinaa innahu kaana faahisyatan wasaa-a sabiilaa"

"Artinya, dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk."

"Allah itu melarang hambanya untuk mendekati zina. Karna itu perbuatan keji. Bukan pacaran saja zina tapi menatap lawan jenis, memegang yang bukan mahram, saling chatingan sama yang bukan mahram, itu semua zina tanpa kalian sadari kalian akan mendapatkan dosa."

"Etdah, bangun-bangun malah dengerin orang ngaji dapat hidayah dari mana gua." ujar dapit terbangun dari tidur nya karena mendengar suara seseorang mengaji.

"Ntah nih, Sebastian" tunjuk Adit.

"Lah gak pa-pa, Cok. Biar kita dapat ilmu gratis dari fawaz. Kapan lagi coba kek gini?"

Fawaz menaikan alisnya singkat kemudian tersenyum bangga.

AlatthalitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang