BAB 73

3.4K 173 11
                                    

Happy reading💞

Ata mengolesi luka di muka izhar dengan kapas yang sudah di basahi dengan alkohol.

Akibat perkara ingin menemui dirinya tidak di perbolehkan oleh Kalingga tadi, mereka berdua berkelahi di depan teras sampai menghasilkan luka memar di bagian pipi dan rahang.

Izhar memandang wajah cantik istrinya yang tengah fokus mengobati dirinya.

Ia tersenyum.

Ata melirik sekilas, ia menghela nafas.

Setelah selesai mengobati luka suaminya, ia berdiri.

"Bang lingga di mana, Bun?" Tanya ata kepada bundanya.

"Ada di gazebo belakang lagi diobatin sama Ara,"

Mendengar istrinya menanyakan laki-laki lain membuat Izhar memanas. Ia menarik tangan ata, sehingga tubuhnya terjatuh dengan pelan di atas pahanya.

"Ngapain mikirin laki-laki lain sayang, mas kan ada di sini." Ujar nya sambil melingkari pinggang istrinya.

Ata berdecak kesal. "Lepasin." Pintanya.

"Mas gak mau lepas, kalo kamu pergi nyusul laki-laki itu,"

"Itu Abang ku apa salahnya coba?" Kesalnya.

"Tidak ada salahnya, tapi mas tidak suka ngeliat kamu deket sama laki-laki lain, sungguh!"

Bunda intan tersenyum mendengar tingkah romantis dari menantunya itu. Sedangkan Izhar, ia bersikap santai seolah-olah ucapannya itu terdengar biasa bagi orang-orang.

Ata mencengkeram tangannya erat sambil menggigit pipi dalamnya.

Berusaha mencoba melepaskan diri dari pelukan, kini akhirnya ia berhasil terlepas dari pelukan izhar. Setelah ia injak kaki suaminya itu.

"Cukup ya Gus! Aku udah gak tahan lagi sama sifatnya Gus. Tolong jangan keluarin kata-kata itu lagi!! Jangan buat seolah-olah Gus Izhar mencintai ata!! Jangan buat ata berharap sama gus lagi. Kalo tau kayak gini dari awal kalo Gus masih mengharapkan Ning Aisyah, mending waktu itu Gus tanda tanganin aja surat yang aku kasih bulan lalu kalo ujung-ujungnya bakal kayak gini!!" Pekiknya dengan suara bergetar.

Izhar terdiam.

Ata mengusap matanya. "Memang sih ata sadar kalo pernikahan kita bermulai dari jalur tuduhan, jadi wajar aja kalo Gus Izhar gak cinta sama aku. Orang kita aja baru kenal semenjak kita satu rumah, kan?"

Izhar masih diam. Bibirnya terasa kelu untuk menjawab perkataan istrinya.

"Tapi untuk kali ini, aku minta kita pisah--

"Enggak." Potong nya.

Mata ata melotot. "Kenap--

"Tidur jam berapa kamu semalam, hm?" Tanya Izhar sambil menyentuh kening istrinya. Lagi-lagi ucapan nya di potong olehnya.

Izhar menarik tangan istrinya. Lalu meletakkannya di atas sofa. Kemudian ia memeluk tubuh kecil istrinya berupaya untuk menenangkan hati istri nya.

AlatthalitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang