قراءة سعيدة
.
.***
"Assalamualaikum,"
Rea menampar lengan temannya. "Heh,"
Ata menepuk jidatnya. "Oh, iya, lupa bukan Islam."
"Permisi,"
"Cari siapa ya?" Tanya salah satu baby sitter di rumah ini. Menatap dari ujung kaki sampai ujung kepala. Tentu membuat mereka tidak nyaman dengan tatapan itu. Tapi ata harus tahan tersenyum dan jangan cemberut.
"Tante Hanna ada?"
"Ada. Tapi dengan tujuan apa anda mencari nyonya Hanna di malam-malam begini?"
"Ada sesuatu yang pengen gue bahas sama Tante Hanna."
"Anda bisa memberitahukan kepada saya nanti akan saya sampaikan kepada nyonya,"
"Yaelah, jadi orang kepo banget!" Sewot Rea. Ata menyenggol lengannya. "Apa?!"
Babysitter itu menatap tak suka ke arah Rea. "Itu sudah menjadi kewajiban saya. Jika kalian tidak ada keperluan penting, lebih baik kalian pergi dari sini sebelum saya panggil satpam?"
"Ada apa ini Sarah?!" Hanna menatap mereka berdua. Bibirnya tersimpul saat salah satu di antara mereka ada ata.
Babysitter itu menunduk.
Ata tersenyum. "Hai Tante, apa kabar?"
"Ata? Ya ampun, nak. Tante kangen banget sama kamu. Kamu kenapa jarang sekali main ke sini? Padahal Tante selalu buatin roti setiap hari, siapa tau kamu dateng." Hanna memeluk tubuh ata.
Ata terkekeh. "Iya, Tan. Soalnya ata waktu itu mondok. Jadi gak sempet buat ngabarin Tante, karena buru-buru, mau ngabarin tapi hape ata di sita sama pihak pondok."
Sarah yang selaku Baby sitter melirik tajam. Sejak kapan perempuan itu jadi akrab dengan nyonya? Batinnya.
"Yaudah gak pa-pa, yang penting kamu sekarang ada di sini." Hanna mengajak ata untuk masuk, begitu juga dengan Rea.
"Jangan lupa kalo temen gue mantannya si zergot." Bisiknya di akhiri dengan tawa lalu ia pergi menyusul ata.
"Iihhh!! Untung ada nyonya kalo gak udah gue bunuh mereka berdua itu!!" Setelah mengucapkan itu, Sarah pergi ke arah dapur.
"Silahkan duduk."
"Hehe, iya Tante," ata duduk.
"Itu teman kamu? Gih, suruh duduk jangan malu-malu, anggep aja ini seperti rumah sendiri," kata Hanna memberikan senyuman kepada Rea.
"Eh, iya Tan. Lagian, ya, rumah Tante itu besar banget, mewah lagi. Pengen deh, rasanya punya rumah kayak gini." Mata Rea berkeliling menatap ruangan yang nampaknya begitu mewah.
Ata menyikut lengan Rea. "Bisa ga jangan malu-maluin gue? Rumah ortu Lo kan luas juga, kambing!" Bisiknya.
"Tapi gak seluas ini, Cok!" Balasnya.
Hanna terkekeh.
Sarah datang membawa minuman hangat dan beberapa makanan ringan untuk dihidangkan di meja. Meletakkan sangat sopan makanan tersebut di atas meja.
Rea melirik sewot. Dalam hatinya berkata, "Perasaan tadi orang ini kayak ular?"
Setelah itu Sarah pergi.
"Gimana hubungan kamu dengan zergan, nak? Apa udah baikan? Anak itu jarang sekali pulang semenjak berantem dengan kamu," Tanya Hanna menyeruput kopi.
"Em, gimana, ya, Tan. Zergan belum kasih tau Tante apa soal hubungan ata sama zergan udah berakhir 3 tahun lalu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alatthalita
RandomBagaimana perasaan kalian jika setelah 4 tahun kabur dari persantren, kamu di pertemukan lagi oleh laki-laki yang merupakan anak dari pemilk pesantren? Tapi dalam status sudah menjadi suami? . . °°° "Bisa gak lo j...