Izhar menunggu di depan ruang operasi dengan wajah penuh cemas. Ia mendapatkan kabar buruk dari teman istrinya bahwa ata kecelakaan usai menyelamatkan nyawa temannya.
Sudah hampir setengah jam Izhar menunggu di depan ruang operasi, namun Kalingga dan Riyan tak kunjung-kunjung keluar juga membuat dirinya menjadi cemas.
Ia menyatukan kedua tangannya seraya berdoa di dalam hati.
"Ya Allah, tolong selamatkan istri hamba. Saya salah, saya merasa sangat bersalah karena sudah gagal mendidik istri saya dengan benar. Ambil tubuh saya saja jangan istri saya, hiks!"
Air mata Izhar berhasil turun. Saat ingatan mengenai Aisyah muncul di benaknya. Ia tidak mau kehilangan cintanya lagi setelah kehilangan Aisyah. Ata adalah sosok wanita yang mampu menggetarkan hatinya walaupun hanya dalam sekejapnya waktu.
"Rea!!" Teriak Alura bersama Devan keduanya masih lengkap mengenakan seragam Pramuka.
"Lu bohong kan? Di mana ata?!" Tanya Devan.
"Kalo gue bohong gak mungkin gue sampe nangis begini, anjir. Jangan kan gue orang suaminya juga nangis!! Hiks,"
"Andai dia ga nyelametin gue. Mungkin gue yang sekarang udah berbaring lemas di sana. Ini semua salah gue. Gue benci diri gue sendiri!" Lanjutnya.
Ceklek
Riyan dan Kalingga keluar membuat Izhar dan yang lainnya menghampiri mereka.
"Gimana dengan kondisi istri saya? Apakah baik-baik saja? Tidak ada yang parah, kan?" Tanya Izhar bertubi-tubi.
Kalingga pergi begitu saja tanpa menjawab pertanyaan Izhar.
Riyan menghela nafas. "Operasinya berjalan dengan lancar, tapi kondisi kecelakaan itu membuat ata syok. Dan saat ini dia sedang koma, gue gak bisa perkirakan kapan dia bangun. Hanya tuhan yang tau. Lo harus berterima kasih banyak sama bang lingga. Kalo gak ada dia kemungkinan besar ata udah gak bisa di selamatkan lagi,"
Mendengar itu Alura langsung terduduk lemas di lantai. Air matanya yang ia tahan-tahan sedari tadi akhirnya jatuh juga. Menurut Alura, ata adalah orang baik walaupun sifatnya kadang membuat seseorang jengkel. Ia tidak mungkin menerima jika ata pergi. Karena dulu waktu menduduki tingkat dasar, ata pernah menyelamatkan dirinya saat di bully oleh ringga.
Riyan menepuk punggung Izhar. "Anggap aja Lo di kasih ujian sama tuhan."
***
"Cari siapa orang yang sudah menabrak adik saya, sekarang juga!" Suruh Daniel kepada seseorang di balik telfon.
"Baik!"
Tut!
Brak!
Handphone berlogo Apple itu hancur begitu saja dalam sekejap. Padahal baru 2 Minggu handphone itu terpakai.
"Arkhh!! Sialan!!" Daniel mengacak rambutnya frustasi. Ia tidak akan membiarkan pelaku yang telah menabrak adik kesayangannya itu kabur begitu saja dengan mudah.
Laila datang. Menghampiri cucunya menggunakan tongkat. Dengan wajah yang bingung Laila bertanya.
"Ada apa, Daniel? Apakah ada kabar buruk mengenai cucu saya?" Tanya Laila.
Daniel membalikkan badannya. Memeluk erat tubuh sang nenek supaya Daniel bisa mengendalikan emosi nya.
"Tidak. Apa nenek sudah makan?" Tanya Daniel menghindari pertanyaan neneknya, karena ia tidak mau neneknya menjadi lemas setelah mendengar berita mengenai adiknya.
"Belum, nenek sudah menyiapkan makan malam untuk mu, kakek sudah menunggu di bawah,"
Daniel tersenyum. "Kalo begitu kita turun." Daniel mengajak neneknya keluar kamarnya yang sangat berantakan menuju ke meja makan.
Menarik kursi lalu menduduki nya.
Daniel menatap datar wajah kakeknya. Mendapatkan tatapan seperti itu Jack terkekeh.
"Mungkin kamu sudah mengetahui nya kabar itu dari lingga, Daniel. Cucu saya yang satu itu memang benar-benar sangat ugal-ugalan sampai senang membuat orang khawatir," ucap Jack.
Daniel menaikan alisnya sebelah.
"Apa yang sebenarnya kalian bicarakan? Apakah ada kabar dari cucu saya?" Tanya Laila penasaran.
"Apakah kamu tau, Laila? Alatta sudah memiliki suami dan sudah memiliki satu anak laki-laki sekarang,"
Jack mengetuk-ngetuk meja menggunakan jari telunjuknya sambil tersenyum. "Berani-beraninya Dimas tidak mengundang ayah dan ibunya? Dasar anak durhaka. Tunggu saja pembalasan ku,"
Kening Laila mengkerut. "Apa maksud mu, Jack? Aku tidak paham sama sekali dengan apa yang kau ucapkan."
Jack berdecak. "Jika tidak paham jangan di pikirkan, percuma saja, karna kau sudah tua, Laila." Jack melanjutkan makannya.
***
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Tubuh zergan terhempas begitu saja menabrak dinding setelah di berikan tendangan mematikan dari dimas. Ara menangis sambil menahan ayahnya agar tidak memukul zergan lagi.
Zergan meringis.
"Udah, ayah!"
"TIDAK!! AYAH KECEWA SAMA KAMU, ARA!!! KENAPA KAMU MENYEMBUNYIKAN KEHAMILAN MU SELAMA BERBULAN-BULAN, HAH!! BAHKAN SAYA TELAH MEMFITNAH ANAK SAYA SENDIRI KARENA KEBOHONGAN KAMU SENDIRI!!!" Berangnya.
"Mas, kendalikan emosi kamu—
"DIAM!! SAYA BERKERJA KERAS UNTUK MEMBIAYAKAN KAMU SEKOLAH, TAPI MALAH DI RUSAK OLEH ANAK SIALAN INI!!"
Dugh!
Uhuk!
"AYAH!!" Teriak Ara, menghampiri zergan.
"Jangan peduliin gue!! Gue pantes mendapatkan ini semua, Ra!! Gue rela di hajar habis-habisan sama bokap Lo untuk menebus kesalahan gue sama keluarga lo, walaupun nanti mati sekalipun. Uhuk."
Ara menggeleng. "Enggak! Hiks. Kalo kakak mati jawaban apa yang Ara jawab setelah anak ini besar?!"
"Minggir Ara!" Suruh ayahnya, Ara menggeleng.
"Udah, mas. Jangan buat anak orang terluka!" ucap Daisy.
"Kamu jangan ikut campur, Daisy!!"
Ara menggigit bibir dalamnya. Perutnya tiba-tiba sakit. "Arkhh!" Teriaknya membuat atensi mereka menoleh ke arahnya.
"K-kak perut aku sakit, hiks." Ara mencengkeram erat bajunya. Karna memang saat ini perutnya benar-benar sangat sakit.
Daisy menghampiri anaknya. Matanya membola ketika ada air yang keluar dari bawah.
"Cepat! Bawa Ara kerumah sakit! Ketubannya sudah pecah!"
Sontak hal itu zergan langsung berdiri. Menggendong tubuh ara masuk kedalam mobil Daisy.
"Cepat!!" Teriak zergan kepada pak Mulyo supir yang berkerja di rumah Dimas.
"B-baik!" Pak Mulyo melajukan mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alatthalita
RandomBagaimana perasaan kalian jika setelah 4 tahun kabur dari persantren, kamu di pertemukan lagi oleh laki-laki yang merupakan anak dari pemilk pesantren? Tapi dalam status sudah menjadi suami? . . °°° "Bisa gak lo j...