BAB 59

4K 134 4
                                    

1 bulan yang lalu...

Tak cukup terasa, ata tinggal di rumah orangtuanya sudah hampir 1 bulan.

Di pagi-pagi buta begini ata sudah keluar jalan-jalan menggunakan sepeda dengan membonceng eisha di belakang.

Sebenarnya ia tidak mau keluar pagi-pagi begini. Dikarenakan orang tuanya mau pergi dan ayah sama bundanya kerja akhirnya Ara menitipkan eisha kepadanya yang nganggur, katanya.

Ia melewati mobil eskrim. Eisha menatap mobil itu sampai kepalanya ke belakang.

"Onty, eicha mau esklim."

Ata menoleh kebelakang. "Oke!" Ia memutarkan sepeda dan mengayuh ke arah mobil penjual eskrim tersebut.

Setelahnya ia turun, memasang cagakkan pada sepeda lalu berjalan ke arah mobil itu.

"Pak rasa vanilla satu, coklat satu."

"Siap."

Setelah beberapa menit berlalu. Bapak itu memberikan eskrim tersebut kepada ata dan Ata memberikan rasa coklat kepada eisha.

"Berapa pak?"

"50 ribu neng,"

Mata Ata melotot. "Hah? 50 ribu?! Mahal banget!!"

"Iya, neng. Ini eskrim impor dari Italia soalnya. Neng gak baca tulisan di depan?"

Ata menatap tulisan yang di maksud oleh bapaknya barusan.

"Es krim impor dari Italia no fake-fake mulai dari harga 50 sampai 120?!!"

Ata menghela nafas berat.

"Onty tenapa?" Tanya eisha sambil memakan eskrim.

"Oh, gak papa," balasnya sambil tertawa. Ia menggaruk-garuk kepalanya. Pasalnya ia hanya membawa uang 30 ribu. Ia kira eskrim itu berharga 20 eh ternyata 50 ribu?

"Pak saya cuman ada uang 30 ribu. Utang dulu gak papa, ya pak? Nanti saya janji bakal ke sini lagi,"

"Duh, maaf neng. Ga boleh ngutang,"

"Terus gimana dong pak?"

"Saya tidak tahu. Yang saya tau kamu harus bayar sekarang. Tidak boleh utang."

Ata menggaruk-garuk kepalanya. "Duh, gimana nih, ga ada jaminan lagi pula! Sepeda? Aish! Bisa untung banyak bapak itu."

"Biar saya saja yang bayar. Berapa totalnya?" Ucap laki-laki asing memakai masker serta memakai tudung Hoodie.

Terlihat mencurigakan di tambah laki-laki itu memakai sarung.

"50 ribu, mas."

Ia memberikan selembar uang seratus ribu kepada penjual.

"Kembalian nya kasihkan kepada mereka saja."

"Eh, gak pa-pa, mas? Saya jadi gak enak loh,"

"Tidak pa-pa. Ini juga sebagai tanggung jawab saya," ucapnya pelan di akhir kalimat. Setelah itu pergi meninggalkan mereka.

"Hah?"

"Ini neng kembaliannya, lain kali kalo mau beli sesuatu lihat-lihat dulu harga atau poster nya ya,"

"Hehe, iya pak."

Ata menerima uang 50 ribu itu. Kemudian pergi sambil menggandeng tangan ponakannya.

"Lumayan, bisa buat nambah uang jajan."

AlatthalitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang