قراءة سعيدة
…Izhar keluar dari lift. Seperti biasa dengan wajah yang sangat datar serta kedua tangan ia masukan ke dalam saku celana. Tetapi walaupun begitu, para karyawan staff kantor masih tergoda olehnya. Karena sikapnya yang cool.
"Apa anda melihat seorang perempuan yang barusan keluar tadi? Dia memakai pakaian serba tertutup dan memakai hijab berwarna abu-abu," tanya Izhar kepada ke dua karyawannya yang baru saja kembali dari toko makanan.
Karyawan yang bernama syafanie itu bertepuk tangan. "Oh, yang pakek kacamata bukan pak? Yang cantik, putih, agak tinggi tapi agak pendek." Izhar mengangguk.
Zaskia selaku teman kerjanya menampol lengan syafanie keras. "Kek mananya konsepnya itu?!"
"Tadi saya lihat dia ada di cafe sebelah, lagi ngobrol serius sama temennya," kata syafanie, tak ketinggalan logat bahasa Jawanya.
"Terima kasih kalau begitu,"
***
Ata mengaduk minumannya menggunakan sedotan.
"Jadi gimana, Dul? Lu nemu nggak rekaman nya? Harusnya sih nemu, ya. Lo kan jagonya ngehack."
"Nemu, kok. Lo tenang aja. Tapi rekaman itu gak bisa gue kasih in ke lo begitu aja. Tanpa bayaran apapun." Bedul selaku fawaz menunjukkan deretan giginya.
Ata memutarkan bola matanya malas. "Yaelah, sama temen sendiri aja pelit, anjir! Butuh berapa memangnya lo?"
"Bukan duit, neng. Astaghfirullah."
Kening ata mengkerut. "Terus, apa?"
"Sini gue bisikin." Ata nurut. Ia memajukan badannya ke depan. Dan fawaz pun mulai membisikkan sesuatu kepada ata.
Ata terkekeh. "Gitu doang?" Fawaz mengangguk.
"Bisa, sih. Tapi gue gak terlalu akrab sama dia, Ara yang biasanya main sama dia. Kenapa lo gak minta ke dia aja?"
"Gak kenal. Mau kagak? Kalo mau sedetik ini juga gue kirim file nya ke elo." Kata fawaz sambil memakan biskuit pesanannya.
"Iya, tapi lu harus temenin gue dulu untuk dateng ke rumah bokap dan nyokap nya si zergan. Baru setel—
"Kenapa?"
Ata dan fawaz kompak menoleh secara bersamaan. Sontak membuat fawaz terkejut melihatnya. Pasalnya Izhar adalah guru ngaji serta ponakan dari kiyai di pesantrennya yang terletak di Jawa. Dan Fawaz dengar-dengar Izhar juga anak pertama dari kiyai juga.
Fawaz berdiri, lalu menyalimi tangan gurunya. Sedangkan ata, malah duduk sembari memakan biskuit milik Fawaz.
"Gus, gimana kabarnya? Masih nggak nyangka saya bisa ketemu sama Gus lagi. Ngomong-ngomong kenapa Gus ada di sini?" Tanya Fawaz.
"Alhamdulillah, saya baik. Saya datang ke sini untuk menjemput istri saya."
Fawaz mengernyit bingung. "Oh, maksudnya mau jemput istri, terus lihat saya, jadinya mbelok dan mampir ke sini?"
"Tujuan saya memang ke sini. Dan menjemput perempuan di belakang mu itu."
Fawaz menoleh ke belakang. Menatap ata dengan perasaan bingung.
"Dia adalah istri saya."
Fawaz melongo karena terkejut.
"Ayo pulang. Tunggu apa lagi?"
Ata melirik tak suka ke arah Izhar. Ia menghela nafasnya kasar. Beranjak tegak dan pergi begitu saja meninggalkan mereka berdua. Melihat itu Izhar hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alatthalita
RandomBagaimana perasaan kalian jika setelah 4 tahun kabur dari persantren, kamu di pertemukan lagi oleh laki-laki yang merupakan anak dari pemilk pesantren? Tapi dalam status sudah menjadi suami? . . °°° "Bisa gak lo j...