Bab 56

4K 115 0
                                    

Assalamualaikum

Jangan lupa vote makasih🖤

•=•

"Permisi, sus. Ruang pasien bernama Maudy anindya Putri dimana, ya?" Tanya ata kepada suster.

"Oh, di lantai dua nomor 108, kak. Tapi saya barusan mengantarkan kak Nindy untuk berjemur di taman belakang,"

"Makasih, sus."

"Sama-sama, kak." Setelah itu suster itu pergi.

Ata dan Izhar kembali melanjutkan perjalanan nya menuju ke taman belakang.

Sesampainya, benar perkataan suster tadi Nindy sedang berjemur di bawah terik matahari. Tanpa tunggu lama, ata pun langsung menghampiri temannya itu yang sedang duduk sendirian.

Baru saja Izhar melangkah, tiba-tiba ada seseorang yang memeluk lengan nya membuat Izhar terkejut.

"Eh, suami ku!!!! Eehhh kalian lihat siapa yang datang!!! Dia suami ku!!! Akhirnya kamu bisa hidup kembali mas!!! Bertahun-tahun aku merindukanmu mu, hiks." Ucap perempuan menangis di lengannya membuat jas nya menjadi basa.

Izhar tentu tersentak kaget. "Tolong lepaskan tangan saya, Bu. Saya bukan suami ibu, ibu juga bukan istri saya. Istri saya adalah dia, mengerti?!"

"Apa?!! Teganya kamu tidak menganggap aku sebagai istri kamu!!! Dasar pria gila!!!" Ibu itu mendorong tubuh Izhar.

Hampir saja tubuhnya terjatuh ke bawah.

Ia tidak marah, karena percuma juga. Di anggap gila jika ia memarahi orang gila sungguhan.

"Astaghfirullah hal'adzim," ucapnya dalam hati.

"Nindy!!" Teriak ata membuat Nindy langsung menoleh ke arahnya.

"A-alatta?" Ia kembali menunduk.

Ata duduk di samping Nindy, memegang tangannya yang kurus.

"Nindy, kenapa kamu jadi kayak gini?! Sebenarnya apa yang terjadi? Siapa yang lakuin kamu sampai kayak gini? Terus kenapa di tangan kamu banyak goresan sayatan kayak gini?"

Nindy menggigit bibir dalamnya. "Lo gak perlu tau. Kenapa lo dateng. Apa cuman karna Lo kasian sama gue, jadi Lo dateng kesini? Secara kan, gak ada sama sekali orang yang jengukkin gue semenjak gue jadi gila. Lo seneng kan lihat gue jadi gila gini?"

Ata menggeleng. "Aku temen kamu, mana mungkin aku seneng lihat temannya sendiri kayak gini. Aku tau kamu masih sehat. Coba ceritain sama aku, ayah kamu lakuin apa sama kamu?"

Nindy menatap datar wajah ata. "Selain di cabuli. tolong kasih gue pena dulu, akan gue jelasin cerita yang sebenarnya."

Ata bingung. Tapi ia memberikan pena Izhar kepada Nindy.

Nindy merampas pena tersebut. "Akan gue kasih tau semuanya sama lo." Ia menarik tangan ata secara kasar.

Karena bingung, ia pun bertanya.

"Kamu mau ngapain—

Ata meringis ketika Nindy tiba-tiba menggores tangan ata menggunakan pena sampai mengeluarkan darah.

Sedangkan Nindy tertawa senang sambil menggores tangan alatta karna merasa puas.

Plak!

Tuk tuk tuk...

Pena itu menggelinding ke tanah. Seketika membuat nindy langsung terkejut dengan apa yang ia lakukan barusan.

"Apa yang kamu lakukan pada istri saya!!" Teriaknya membuat semua orang menoleh ke arah mereka.

AlatthalitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang