BAB 18

5.4K 157 2
                                    

⚠️

Maaf jika ada kata-kata yang typo atau kasar.
Mohon di maklumin saja🙇

***

Sesuai janji, ata dan Devan akan pergi ke toko kacamata untuk membenari kacamata tersebut. Kini mereka sedang berada di jalan karena jalan raya sedang di landa kemacetan.

Tentu itu tidak nyaman bagi seorang wanita seperti ata. Sedari tadi ia mengoceh mulu karena motor di depannya tidak jalan-jalan, dan Devan menyahuti ocehan ata.

"Terobos aja kalo gitu!! Pilih jalan yang dipinggir itu kan bisa sih, nyet!!"

"Gak bisa, anying. Motor gue mana muat lewat jalan sekeci itul!! Yang ada malah keserempet mobil truk!!! Ujung-ujungnya kita juga yang jatuh ke jurang!! Lo mau di tawain orang??"

"YA, NGGAK LAH, KAMBING!!" teriaknya karena kesal Devan menyahuti ocehannya terus.

"YA MAKANYA DIEM, CUG!!"

"GAK BISAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!"

Devan menutupi kedua telinganya. Perhatian semua orang kini menoleh ke arah nya. Devan menunduk karena malu.

"Pacarnya ngamuk, bang?" Tanya salah satu laki-laki berpakaian SMA yang terjebak di kemacetan juga. Nampaknya, laki-laki itu bukan bersekolah di SMA galaksi.

"Iya. Buat kepala pusing aja dari tadi ngoceh melulu!! Solusinya apa, bang?" Tanya Devan kepada laki-laki yang ternyata seusia dengan nya. Membuat ata memukul helm full facenya.

"Aduh," ringisnya. "Liatkan, bang. Kalo ngamok kelakuannya mirip banget kayak berok jantan alias betina,"

Angga terkekeh. "Sudah berapa lama memang pacaran?"

"Oh, 12 tahun. Udah mau 13 nih. Doain ya,"

"DOAIN APA BANGKE!! KITA TUH CUMAN TEMEN!!!! TEMEN DEVAN!!!"

Angga terkejut ketika ata teriak secara tiba-tiba.

Orang di dalam Mobil hitam bermerek mahal yang berada di samping ata dan Devan sedari tadi melihat aksi mereka berdua. Karena merasa tak tahan ia membuka kaca jendela mobil sambil berkata,

"Kenapa anda teriak-teriak di posisi jalan yang sedang ramai orang, nona? Apakah anda tidak tau bahwa suara perempuan itu adalah aurat?"

Ia menoleh karena mendengar suara yang tak asing menurutnya. Matanya membulat sempurna kala melihat Izhar yang berada di dalam mobil tepat di sampingnya.

"Lho. Iz-

Devan menancapkan gasnya cepat karena kendaraan di depannya sudah melaju sangat jauh membuat ata hampir terjatuh ke bawah.

"DEVAN!!!"

***

"Lo kalo mau ngajak mati jangan ngajak-ngajak gue, dev! Amal gue belum cukup!!!" Kata ata ngos-ngosan.

"Apalagi gue, Lat?" Balas Devan melepaskan helmnya. Setelah itu masuk kedalam tanpa mengajak Ata.

Ata menatap punggung Devan. "Tungguin, kambing!!"

"Cepetan monyet!"

Ata berlari menyusul devan, mengikuti langkah Devan dari belakang.

"Selamat datang di toko kami, ada yang bisa saya bantu, kaka?" Tanya pelayan tersebut.

"Mana?"

Ata mengernyit. Menyentuh tangan Devan mengajak salaman.

"Kaca mata lu, anying!"

AlatthalitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang