BAB 51

4.5K 146 2
                                    

"Kakek?"

Jack tersenyum.

Izhar bangkit menghampiri Jack dengan wajah tak biasanya. "Kenapa anda datang kesini?!"

Jack tersenyum miring. "Buat apa lagi? Tentu nya menjenguk cucu saya tercinta."

"Itu kakek Lo, Lat?" Tanya Rea di angguki oleh ata.

"Apakah kamu masih ingat tentang tawaran saya waktu itu?" Tanya Jack kepada Ata membuat kening mereka mengkerut termasuk Izhar.

Alis ata terangkat sebelah.

Flashback on

Ata duduk di halte menunggu taxi berharap ada mobil taxi yang lewat.

Namun setelah beberapa menit ia menunggu. Tidak ada satupun mobil yang lewat, padahal sebentar lagi mau magrib dan ia masih duduk di halte sendirian.

Mobil bermerek mahal berwarna hitam berhenti tepat di hadapannya. Keningnya mengernyit saat melihat seseorang yang menurutnya tak asing turun dari mobil itu.

Matanya melebar setelah mengetahui siapa orang tersebut.

"Kakek?!" Ata mengetatkan rahangnya.

Melihat itu Jack langsung tertawa. Ia mengelus-elus lembut kepala cucunya.

"Butuh tumpangan?"

Ata terkekeh geli. "Sejak kapan kakek bersikap seolah-olah baik kepada ata? Apa ada kilat yang baru saja menyambar pada tubuh kakek?"

"Jika di beri tawaran sama kakek. Ata juga gak mau."

"Ada apa dengan kamu? Apakah kamu masih berpikir bahwa saya yang membunuh Nayla dan Jafar? Mungkin kamu salah paham."

"Iya! Gak cuman itu!! Kakek juga mau mengambil hak tanah milik nenek-kakeknya ata, kan?! Ata udah tau semua kelakuan bodoh kakek yang gila akan bisnis!"

"Tapi perlu kakek ingat. Ata gak akan biarin kakek mengambil tanah itu apalagi membangun sebuah bangunan di atas tanah itu, ngerti?"

Jack terkekeh. Sepertinya cucunya ini memang sudah salah paham padanya. Padahal ia sendiri tidak mau mengambil tanah milik orang. Jack hanya di tugaskan untuk membantu membuat sebuah panti asuhan di atas tanah itu oleh mereka.

"Kamu salah, justru itu. Jafar meminta kepada saya untuk membangun sebuah bangunan yang bermanfaat bagi semua orang."

"Emang ata bisa percaya aja gitu sama kakek?"

"Jika tidak percaya tidak masalah. Saya ingin menawarkan sesuatu ini kepada kamu. Kamu mau ikut saya ke eropa. Nanti kamu akan mengetahui kebenarannya. Termasuk kisah tragis yang menimpa ibu kandung kamu,"

"Maksudnya ibu kandung apa?!"

"Saya masih setia menawarkan ini kepada kamu, jika kamu tertarik. Kamu bisa mengunjungi rumah saya." Jack memberikan alamat kepada ata setelah itu pergi.

Sebelum pergi ia sempat mengelus-elus  kembali kepala cucunya itu.

Ata menatap kartu tersebut sambil memikirkan apa yang di maksud dengan ucapan kakeknya barusan.

Flashback off.

"Kenapa tidak memberitahu kan ini kepada saya, hm?" Tanya Izhar marah hingga rahangnya muncul urat membuat Rea dan Alura berdigik ngeri.

"Abi!!" Tekan Fathir, tak suka jika uminya di tatap seperti itu.

"Jawab pertanyaan saya!"

Ata tersentak. "Eh, n-nanti kalo aku bilang Gus pasti bakalan marah. Kita juga udah janji kan mau—

AlatthalitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang