Peringatan ⚠️ 🚫
Yang gak suka ga usah di baca, ok.
Kalo ada kata typo mohon di maklumi, atau bisa di benerin di komen ya, Syukron🐰📌***
Sesuai janji suaminya tadi subuh, pagi ini pukul setengah sembilan ata dan Izhar jalan-jalan keliling desa menggunakan sepeda. Cuaca yang tidak terlalu panas membuat udara sekitar terasa sejuk. Di tambah lagi dengan semilir angin yang menerpa di wajahnya.
Ata menghirup dalam-dalam lalu membuangnya pelan. Ia mendongak menatap ke arah suaminya yang sedari tadi hanya diam sepanjang perjalanan.
"Pegangan, habibati. Nanti jatuh," ucap Izhar setelah menyadari tangan ata terlepas dari pinggang nya.
Ata men-nyengir. Ia memeluk tubuh suaminya dari belakang, menyenderkan pipinya di punggung suaminya sambil memandang pemandangan sekeliling.
Waktu sedang asyik memandang sekeliling, mata ata tak sengaja tertuju pada buah mangga yang berbuah lebat di atas pohon sana di depan salah satu rumah warga reflek ata langsung menelan ludahnya kasar.
Ata mendongak. "Mas, mau makan mangga itu. Mintain ya?" Pintanya tiba-tiba.
Kegiatan mengayuh sepedanya berhenti. Ia menoleh ke arah mangga yang di maksud oleh istrinya barusan.
"Itu masih muda sayang, nanti kalo kita pulang sekalian mampir ke pasar beli mangga yang udah mateng." Jawabnya membuat ata mendengus dan melepaskan pelukannya.
"Ga mau. Aku mau yang itu bukan yang di pasar, mas. Pokoknya aku mau mangga itu titik ga ada koma!!! Aku gak mau pulang sebelum dapat mangganya!!" Rengeknya melipatkan kedua tangannya di depan dada dengan mulut yang mengembang, lucu.
Izhar menghela nafas. Kenapa istrinya berubah menjadi manja begini?
"Baiklah mas ambilkan tapi kamu jangan kemana-mana, ya. Cukup di sini saja." Jawabnya turun dari sepeda, membuat mata nya berbinar, dan langsung tersenyum lebar.
Ata mengangguk seraya memberikan hormat. Ia menatap punggung suaminya yang mulai memasuki pekarangan rumah warga.
Tok tok tok..
"Assalamualaikum, pak." Salam Izhar.
Tak lama Izhar mengucapkan salam, pintu tersebut langsung terbuka dengan lebar, namun bukan bapak-bapak yang keluar melainkan perempuan berhijab asal-asalan sehingga menampakkan lehernya serta rambutnya yang keluar dari hijab.
Melihat itu tentu Izhar langsung mengucapkan istighfar didalam hati.
Wanita tersebut adalah Tiara. Masih ingatkan ustadzah yang mencari gara-gara kepada ata waktu itu? Rumahnya tak terlalu jauh dari pesantren, masih satu Desa.
Tiara terkejut. "Wa'alaikum salam, Gus. Gusnya kok tumben mampir ke rumah saya? Ada tujuan apa?" Tanya ustadzah Tiara, sambil merapihkan hijab pashmina nya.
"Tujuan saya kesini, hanya ingin meminta mangga nya, apa boleh?" Tanya Izhar, datar.
"Oh mangga Gus?" Tiara melirik ke arah mangga yang di atas pohon sana. "Boleh sih Gus, tapi masih muda. Masem juga tuh kayaknya, Gus. Kenapa memangnya? Gus nya lagi ngidam atau mau ngerujak nih? Kok gak ngajak-ngajak saya," lanjutnya sambil tersenyum genit.
Ata yang sedari tadi memperhatikan ustadzah Tiara memutarkan bola matanya malas sambil mengangkat bibirnya sewot.
"Terimakasih, tapi bukan saya yang ngidam tapi istri saya." Izhar membalikkan badannya mengambil mangga tersebut menggunakan bambu.
"Loh, ata hamil? Sejak kapan? Kok saya gak tau beritanya?" Tanya tiara bertubi-tubi. Dadanya terasa sesak setelah di beritahu informasi kehamilan alatta dari mulut laki-laki yang ia cintai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alatthalita
RandomBagaimana perasaan kalian jika setelah 4 tahun kabur dari persantren, kamu di pertemukan lagi oleh laki-laki yang merupakan anak dari pemilk pesantren? Tapi dalam status sudah menjadi suami? . . °°° "Bisa gak lo j...