Ata memandangi wajah Izhar dari jauh. Memang benar, jika dilihat lama-lama mukanya mirip dengan gus itu. Merasa di lihatkan Izhar menoleh kesamping.
"Kenapa? Sudah taukan siapa saya? Kamu masih memiliki hutang setoran kepada saya 4 tahun yang lalu. Karena kamu kabur, maka hukumannya saya tambahkan. Yang awalnya hanya menghapal surah Al Kahfi satu sampai sepuluh maka kamu harus menyetorkan surah Al Kahfi 1 sampai 110 kepada saya."
Mata ata membulat. "Mana bisa!! Kan gue ga mondok lagi, jad-
"Kamu sekarang adalah istri saya. Mondok tidak mondok harus turutin perintah suami. Jika berani protes maka saya tambahkan satu surah lagi, mau?"
"Ya, enggak lah, anjir!! Di pikir otak gue genius apa, bisa ngapalin semua surah!"
"Surah Maryam hapalkan semuanya, nanti malam akan saya uji." Setelah mengucapkan itu, Izhar pergi dengan sorban yang menggantung di pundaknya.
Ata berdecak. Ia tidak menyangka bahwa Gus itu ternyata adalah suaminya. Jadi kemana aja selama ini dia? Pantas saja ia merasa tak asing melihat sebuah bingkai foto di ruang tamunya waktu itu, ternyata mereka adalah Gus Izhar dan Ning Aisyah. Dan alatta menjadi istri keduanya Gus Izhar.
"Udahlah, males banget gue ngapalin. Mending ke asrama Tania sama Syafa," Ata keluar dari kamarnya. Saat hendak menutup pintu kamar, tiba-tiba saja Ning Farah memanggilnya.
"Mba, sini,"
Ata mengangguk. Ruang tamu kini sudah di isi oleh beberapa ustadz dan ustadzah dan pengabdian yang lain.
Melihat keramaian di ruang tamu, ata jadi gugup dan keringat dingin.
"Ada apa, Ning? Kok ngumpul-ngumpul gini?" Bisik ata kepada Ning Farah.
"Abah mau ngumumin kalo mba ata udah jadi istrinya mas Izhar. Biar pengabdi sama ustadz-ustadzah di sini gak ada yang suudzon."
"Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh, jadi hari ini Abah mau nyamperin ke kalian kalo alatta udah menjadi istrinya Gus Izhar. Mereka menikah sudah 2 bulan yang lalu. Jadi Abah harap kalian tidak suudzon, ya."
Detak jantung ata berdetak cepat. Ketika ustad dan ustadzah ricuh karena terkejut bahwa santri yang di kenal nakal sudah berubah status menjadi suaminya Gus Izhar. Ada beberapa pengabdi putri yang sakit hati karena tidak memiliki kesempatan lagi untuk meluluhkan hati Gus muda itu.
***
Di pagi yang cerah, ata berjalan-jalan di sekitar asrama putri. Hari ini hari Jum'at, banyak santri yang melakukan kegiatan Jum'at bersih. Di hari Jum'at ini ata bisa berkesempatan untuk bermain dengan temanya karena mereka punya banyak waktu luang untuk bermain dengannya.
Di saat enak-enaknya berjalan. Ada dua orang santri lewat yang tengah membicarakannya.
"Itu, yang katanya santri yang suka ngelanggar aturan dulu? Kok aneh ya, bisa-bisanya dia berjodoh dengan Gus Izhar yang notabenenya gak cocok sama dia." Ujar santri bernama Naila.
"Iya! Jauh banget malah. Menurut gue ya, Gus Izhar itu lebih cocok dengan Ning Aisyah gak sih, dari pada perempuan preman kayak dia?" Balas Nurul.
Ata melirik mereka dengan tatapan tajam. Menghela nafasnya kasar. Ia melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda, tak ada niat untuk membalas.
"Woi!! Dasar cewek gak tau malu!! Lo ngerebut Gus Izhar dari Ning Asiyah, hah!! Lo itu gak cocok di sebut Ning cocoknya di panggil cewek lonte aja, cocok ga guys?" Ucap seorang santri bernama ratu.
"Yoii," sahut teman-temannya.
Ata terkekeh. "Cewek lonte lebih baik dari pada cewek yang punya lidah kek anjing." Ata pergi meninggalkan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alatthalita
RandomBagaimana perasaan kalian jika setelah 4 tahun kabur dari persantren, kamu di pertemukan lagi oleh laki-laki yang merupakan anak dari pemilk pesantren? Tapi dalam status sudah menjadi suami? . . °°° "Bisa gak lo j...