Ata menunduk sambil mengelus-elus lengannya ketika di tatap oleh Riyan usai kejadian tadi. Sedangkan Izhar, ia malah bersikap santai seolah menganggap kejadian tadi adalah kejadian biasa.
Kalingga menghela nafasnya. "Dasar badebah! Seharusnya Lo ngomong sama kita kalo civa udah bangun!!"
Izhar memasukan kedua tangannya ke dalam saku. Alisnya terangkat sebelah. "Untuk?"
Riyan menahan tubuh Kalingga supaya tidak menghajar temannya itu. "Sabar, sabar. Orang sabar bisnisnya lancar," bisik Riyan kepada Kalingga.
"Saya tidak suka jika anda memanggil istri saya dengan nama khusus. Panggil istri saya seperti orang pada umumnya."
"Why? Gue abangnya. Sedangkan Lo bahkan baru pertama hadir dalam hidup adek gue!"
Riyan berdecak. "Udah anjir. Jangan gelut! Orang cuman masalah sepele gak perlu di besarkan,"
Riyan di beri tatapan tajam oleh Izhar membuat Riyan langsung menoleh ke arah kotak bermotif donat di atas nakas.
Ia melangkah ke arah nya.
Dengan tidak sopannya Riyan membuka dan mengambil donat rasa coklat milik ata.
"Mau?" Tawar Riyan kepada ata duduk di samping ranjangnya padahal donat itu sudah ada bekas gigitannya.
Ata menggeleng. "Enggak, aku udah makan tadi. Bang lingga kalo mau makan makan aja, masih banyak, kok. Sayang kalo gak di makan," jawab ata membuat kening kedua nya mengkerut.
"Wait!" Riyan berhenti memakan donatnya.
"Kok ada yang aneh? Lo ngerasa kan, Ling?"
Lingga mengangguk.
"Aneh kenapa?" Tanya ata dengan tampang polosnya.
Sehingga membuat mereka jadi menatap gemes ke arah adiknya itu yang tiba-tiba sikapnya berubah total.
Izhar berdecak. Ia menenggelamkan wajah istrinya ke dalam dadanya karena tidak suka jika wajah cantik istrinya di pandang oleh mereka berdua.
"Tidak ada perlu silahkan pergi!"
Alis Kalingga mengkerut. "Nyari masalah—
Riyan merangkul pundak lingga lalu mengajaknya keluar. Sebelum itu ia sempat mengambil kotak donat milik ata.
"Thanks, donatnya!" Teriak Riyan.
Ata menatap kepergian mereka. Lalu matanya melirik ke arah Izhar yang sedang menatapnya.
Ia kembali membaringkan tubuhnya. Belum sempat menarik selimut tiba-tiba ada seorang masuk dan berlari ke arahnya.
"Umii!!!" Ucap Fathir memeluk tangan uminya.
Izhar hanya tersenyum melihat anaknya.
Kening ata mengkerut. "Umi? Emang aku ibu kamu?"
Jeder!
4 kata itu langsung membuat dada Fathir terasa sesak dalam sedetik. Apakah uminya lupa dengan anaknya sendiri?
"Umi kenapa? Umi gak kenal sama Fathir?"
Kening ata mengkerut. "Fathir?" Ata terkekeh. "Gak mungkin. Masa Fathir secepat ini sih gedenya. Fathir itu masih kecil belum bisa lancar ngomongnya. Mungkin kamu salah ruang kali," ucap ata membuat Izhar terkekeh tanpa sepengetahuan nya.
"Boten, nduk. Dia gak salah kamar, Itu adalah Fathir anak kamu. Kamu koma selama 2 tahun. Wajar saja kalo kamu ga mengingat nya," ucap umi Salma tiba-tiba datang bersama abah Hasan.
Ata mengernyitkan alisnya. "Hah? Koma selama dua tahun, umi?" Ulangnya sambil mengangkat kedua jarinya.
Izhar menurunkan tangan istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alatthalita
RandomBagaimana perasaan kalian jika setelah 4 tahun kabur dari persantren, kamu di pertemukan lagi oleh laki-laki yang merupakan anak dari pemilk pesantren? Tapi dalam status sudah menjadi suami? . . °°° "Bisa gak lo j...