BAB 49

4.3K 155 3
                                    

2 tahun kemudian...

Izhar menghela nafasnya panjang. Sudah hampir 2 tahun lebih istrinya koma, namun dirinya tidak bangun-bangun juga.

"Apakah kamu tidak bosan tidur selama bertahun-tahun tidur hm? Bangun lah, saya sudah sangat rindu dengan suara mu, zawjati."

Cup

Izhar mencium punggung tangannya. Melihat anak rambut yang keluar dari dalaman jilbabnya Izhar langsung memasukan kembali dan membenarkan dalaman jilbab tersebut.

Jangan tanyakan lagi siapa yang memakaikan dalaman jilbab tersebut, tentunya adalah Izhar. Bahkan dia memasang kan handsock di tangan istrinya supaya tidak di lihat oleh laki-laki yang bukan mahram.

Bibirnya tersenyum. "Kamu lebih cantik jika kamu memakai dalaman hijab, zawjati."

Karna merasa tak tahan dengan kecantikan pada istrinya ia mengecup keningnya.

Cup!

"Cepat bangun ya, sayang. Saya masih setia menunggumu bangun, walaupun itu bertahun-tahun,"

***

Ia membuka matanya perlahan. Dahinya mengernyit kebingungan saat ia tidak melihat benda apa-apa di depannya kecuali kabut berwarna putih.


"Ata, kamu kenapa ada di sini, nak?" Tanya seseorang dari belakang membuat gadis berpakaian putih itu langsung menoleh kebelakang.

Matanya melebar. Kala melihat seorang wanita yang sangat ia sayangi dan rindukan.

Senyuman lebar terukir jelas di wajahnya. Tiba-tiba saja air matanya jatuh membasahi pipinya.

"Nenek?!" Tanpa tunggu lama gadis itu berlari ke arah wanita yang di sebut sebagai nenek. Lalu memeluknya.

"Kenapa kamu ada di sini?" Tanya nayla sekali lagi.

Ata menggeleng. "Ata enggak tau tiba-tiba aja ata bangun udah ada di sini. Nenek jangan pergi, ya, ata mau sama nenek, hiks" jawabnya sambil memeluk tubuh neneknya.

Anehnya, kenapa wajah neneknya terlihat sangat muda?

"Itu siapa?" Tanya ata melihat perempuan cantik di belakang neneknya, terlihat dia sedang memberikan senyuman ke arahnya.

Nayla tersenyum. "itu adalah ibu kandung kamu, ata. Namanya intan,"

Dahi ata mengkerut. "Ibu kandung? Bukannya...."

"Daisy adalah ibu tiri kamu,"

"Apa?! Nenek gak lagi becanda, kan?!"

"Tidak, sayang. Apa yang di katakan nenek kamu itu benar, Saya adalah ibu kandung kamu dan Ara," sahut wanita bernama intan.

"Hah?"

"Mau peluk?" Tawar nya.

Matanya mulai berkaca-kaca. Tanpa menjawab Ata langsung memeluk tubuh ibu kandungnya dan menangis di dalamnya. Bagaimana tidak? seumur hidup ia belum pernah merasakan pelukan dari sang ibu.

Intan terkekeh. "Anak bunda yang di kenal sok kuat dan nakal ini bisa nangis juga toh?" Ledek intan.

"..."

Melihat itu Nayla tersenyum haru.

"Maafin ayah kamu ya, nak. Kelakuannya jangan di masukin ke hati, pokoknya jangan sampai kamu membenci ayah dan bunda Daisy," ujar intan kepada ata yang masih menangis di dalam pelukannya.

AlatthalitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang