BAB 54

4.2K 132 3
                                    

Sesuai pulang dari kelas. Keluarga ndalem dan beberapa ustadz-ustadzah di gemparkan oleh berita tentang hilangnya alatta secara tiba-tiba.

Farah yang baru saja datang, menatap mereka dengan wajah kebingungan.

"Kamu udah ngecek di mushola putri, Zhar?" Tanya umi Salma.

"Sudah umi, Izhar sudah mencari istri Izhar kemana-mana, tapi istri Izhar masih saja tidak izhar temui,"

"Mungkin dia lagi main sama temannya, Gus." Kata Ning aish.

"Tapi tidak sampai sore begini,"

Adnan datang dengan nafas yang tersengal-sengal. Awalnya ia pergi mencari ata bersama Fathir, tapi Fathir tidak mau pulang sampai ia menemukan uminya.

"Bagaimana? Apa kamu menemukan nya?"

Adnan menggeleng. "Boten, mas."

Izhar menghembuskan nafasnya berat.

Farah menunduk. "Mungkin ini salah Farah karna udah ninggalin mba ata tadi," ucap Farah merasa bersalah membuat mereka menoleh ke arahnya, termasuk Izhar.

"Apa, nduk? Kamu yang ninggalin mba kamu?" Tanya umi.

Farah mengangguk. "Iya umi, karna Farah tadi baru keinget kalo Farah ada kelas pelajaran bahasa arab—

"A-assalamualaikum, umi, Gus, ning. Kalian lagi nyari Ning ata?" Tanya kedua santri wati datang dengan nafas tersengal.

"Iya, nduk. Kamu tahu dia kemana?"

"Kami tadi lihat Ning ata ada di bawah pohon mangga dekat asrama baru, umi. Tapi kami gak tau Ning ata pingsan atau tidur, soalnya udah kita bangunin tapi ning nya gak bangun-bangun umi," kata santri tersebut membuat Izhar langsung meninggalkan tempat dan menyusul Istrinya di tempat yang di maksud oleh santrinya tadi.

Dan benar saja sesampainya di sana ia melihat istrinya yang sedang tertidur pulas dengan posisi tangan yang di jadikan bantal.

"Eh, ada Gus Izhar Nis!" Bisik santri Wati yang menjaga ata dari tadi.

Anisa menoleh lalu berdiri. Mereka berdua menunduk.

"Assalamualaikum. Kalian boleh langsung kembali ke asrama biar saya saja yang mengurus istri saya,"

"Wa'alaikum salam. Baik, Gus."

Mereka berdua pergi.

Izhar mendekati istrinya. Ia berjongkok menyamakan tinggi badannya dengan ata.

Melihat wajah istrinya yang begitu sangat pulas membuat ia urungkan niatnya untuk merusak mimpi indah istrinya itu.

Akhirnya ia memutuskan untuk mengangkat dan menggendong tubuh ata untuk membawanya ke kamar.

Santri yang melihat itu dari atas asrama langsung berteriak histeris.

"Ya Allah!! Kisah mereka romantis banget!! Kapan ya aku kayak gitu juga?"

"Fokus belajar, ibadah, dan doa. Nanti Allah akan hadiah kan kamu laki-laki yang sayangnya Ma sya Allah luar biasa,"

***

Ata terbangun dari tidurnya. Menatap jam yang sudah menunjukkan pukul 8 malam ia terkejut. Perasaan baru 2 jam ia tertidur tadi di bawah pohon. Tapi kenapa dirinya sudah berada di atas ranjang?

"Sudah bangun, hm?" Ucap Izhar membuat ata hampir melemparkan sebuah bantal ke arahnya.

Ia berdecak. "Iih, Gus! Ngagetin aja tau nggak?!"

AlatthalitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang