BAB 62

4.1K 136 6
                                    

Happy reading 🌷

Ata berbaring sambil menyenderkan punggungnya ke kepala ranjang seraya membelakangi Izhar sambil bermain hape. Karna ia sangat malu dengan kejadian sore tadi. Bagaimana tidak, buku itu jatuh pas sekali di saat Izhar datang. Kenapa tidak jatuh sebelum waktu Izhar belum datang?

Sedang Izhar tengah mengotak-atik keyboard laptop nya.

"Kamu sudah membacanya?" Tanya Izhar menoleh kearah ata tentunya memberhentikan kegiatan nya.

Ata langsung menoleh ke arahnya dengan keringat yang sudah bercucuran di pelipisnya.

"B-baca apa?"

"Fathul Izar,"

Ata menggeleng cepat. "B-belum, tuh." Balas nya gugup sambil melihat ke arah langit-langit kamar.

"Yakin?" Tanya Izhar memastikan.

Ata mengangguk. "Beneran, Gus!! Sumpah!!" Balas ata membenarkan posisi nya menjadi duduk.

"Tidak boleh bersumpah atas kebohongan, Jika kamu tidak membacanya mengapa ada bekas kertas kusut di buku tadi?"

Ata terdiam. Tak bisa menjawab pertanyaan dari izhar. Izhar yang melihatnya tertawa puas. Membuat ata langsung menampol lengan nya kasar.

"Lagian ngapain sih Gus nyimpen buku kayak gitu! Manfaat juga engga!" Ata kembali mengotak-atik layar ponsel.

Izhar mengelus lengannya bekas pukulan istrinya yang terasa panas. Ia tersenyum.

"Sangat bermanfaat sekali, sayang. Dengan buku itu kita jadi bisa tau tata cara jima' dengan benar. Tentunya di awali dengan doa," Balasnya.

"Ngelakuin kayak gitu juga butuh doa?"

"Iya, sayang. Supaya pasangan suami-istri yang sudah halal bisa menikmati hubungan seks tanpa kehilangan pahala,"

"Oh gitu." Ata mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia kembali menatap layar ponselnya.

Izhar tersenyum. "Mau di coba?"

"H-hah?" Beo nya langsung menoleh ke arah Izhar.

"C-coba itu?" Tanyanya sedikit terbata-bata.

Izhar terkekeh geli. "Enggak, sayang. Mas hanya bercanda,"

Setelah mengecup bibir ata, izhar kembali memperhatikan layar laptop nya yang masih menyala dan ia mulai kembali berkerja di samping istrinya.

Ata menghela nafas lega. Ia menatap izhar dengan perasaan tak enak. Pasti suaminya mau minta hak atas dirinya.

"Gus--

Drtttt, Drtttt, Drtttt.

Baru saja ingin menciptakan topik tiba-tiba saja ponsel Izhar berdering membuat ata tak mood untuk melanjutkan ucapannya.

Izhar mengangkat panggilan itu lalu meletakkannya di samping telinga nya.

Karna penasaran ata menggeser kan tubuhnya mendekati suaminya lalu menguping pembicaraan mereka.

Izhar menghela nafas. "Baiklah kalo kamu tidak bisa hadir, biar saya saja yang kesana." Balasnya lalu mematikan panggilannya.

Tut.

"Kenapa?" Tanya ata yang terlihat begitu penasaran.

Izhar melirik. "Besok malam mas akan pergi ke luar kota. Kamu mau mas titipkan di pesantren atau di rum—

"Rumah!" Potong Ata.

Izhar menghela nafas lalu tersenyum.

"Baiklah, tapi kamu jangan keluyuran kemana-mana. Apalagi tengah malam. Nanti kunci motor kamu akan mas bawa supaya kamu tidak bisa pergi jauh-jauh. Kalo kamu mau pergi, pakai sepeda saja."

AlatthalitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang