Ata membalikkan kepalanya. Membenarkan posisi duduknya yang benar lalu membalikkan badan menghadap ke bangku Alura.
"Lo punya nomornya Ray?" Tanya ata pada Alura.
Alura mendongak. "Punya, ngapa emang?"
"Gue minta. Soalnya gue butuh banget sama dia,"
Alura menatap curiga temannya itu. Ata yang di lihat seperti itu memutarkan bola matanya malas.
"Tenang, gak bakal gue rebut crush lo itu! Gue udah punya suami juga."
Alura terkekeh sambil menampol lengannya. "Aelah becanda kali. Gue cuman penasaran, masa lu tumben-tumbenya butuh Ama dia. Bukannya kalian saling musuhan, ya?"
"Bukan musuh. Tapi gak suka. Udah lah cepet kirim! Gak usah banyak bacot."
Alura memutarkan bola matanya. Ia meraih hp lalu mengotak-atik ponselnya.
"Sudah."
"Thanks. Biasanya dia nongkrong dimana?"
"Entah. Di rooftop kalo geng rvamios. Kalo Ray si nongkrong di perpus,"
Ata bangkit, membuat tidur Rea terganggu akibat suara geseran kursi yang di timbulkan oleh ata. Rea berdecak.
"Berisik, anying!" Dengusnya.
Ata menyentil dahi nya. Rea meringis. "Sakit, bengak!"
"Oh, gak nanya." Ata pergi.
"Anak anj!"
"Gue temenin ya, Lat?!!" Teriak alura hendak menyusul.
"Gak usah! Ntar lo ngeganggu lagi!"
Lura mendengus.
Sesampainya di depan perpus. Ata segera masuk ke dalamnya. Mencari keberadaan laki-laki itu. Setelah sekian lama mencari laki-laki itu, akhirnya ia bertemu juga. Ata segera menghampiri laki-laki itu.
"Ikut gue!" Ray mendongak. Ia mengangkat alisnya sebelah.
"G"
"Ikut gue, apa susahnya sih! Tinggal ikut aja!"
"..."
Alatta menari lengan Ray. Rey yang di perlakuan seperti itu alisnya mengkerut.
"Lepas!"
"Ikut gue, baru gue lepas!! Askaray!"
"Cepet!!!" Ata semakin menarik lengannya sehingga Ray terpaksa berdiri dan mengikuti langkahnya.
"Lo mau bawa gue kemana?!!" Ray berusaha menepis tangannya.
"Diem!! Sebelum itu. Tarok tuh buku lo di rak! Jangan mentang-mentang pinter kemana-mana harus bawa buku!"
Entah apa yang merasuki tubuhnya sehingga ia mau menuruti perkataan anak itu.
Setelah berjalan sepanjang koridor, kini mereka berada di taman belakang.
"Maksud Lo bawa gue kesini?"
"Seperti biasa, kalo gue ada butuh gue akan minta bantuan ke Lo. Bantuin gue buat aduhin kehamilan Ara ke mamanya Ray. Bila perlu ke Omanya. Bisa?"
"Ga. Gila Lo!"
Ata berdecak. "Lu yang gila. Bukannya temennya di tegur untuk tanggung jawab, malah di biarin. Kan Lolo! Lo itu sebagai teman atau sebagai wakil anggota rvamios, berpikir bijak. Suruh zergan buat tanggung jawab. Atau gak. Gue-
"Apa? Mau ngancem? Gak berlaku lagi. Ortu gue udah cerai." Potong Ray.
Ata memutarkan bola matanya. "Lo bisa ngehack kan? Otomatis Lo bisa mendapatkan rekaman cctv di-
KAMU SEDANG MEMBACA
Alatthalita
RandomBagaimana perasaan kalian jika setelah 4 tahun kabur dari persantren, kamu di pertemukan lagi oleh laki-laki yang merupakan anak dari pemilk pesantren? Tapi dalam status sudah menjadi suami? . . °°° "Bisa gak lo j...