BAB 9

5.2K 151 0
                                    


Peringatan 🚫
Mengandung kata kasar, mohon bijak dalam membaca.

Hanya fiksi belaka.


****

Ceklek.

Ata masuk kedalam kamarnya. Melemparkan tasnya asal lalu berbaring di atas ranjang.

Hari ini ata sungguh lelah bermain dengan rea. Dirinya tadi membersihkan taman itu, walaupun tempat itu terlihat bersih tapi ada beberapa sampah yang berserakan. Mereka juga sempat membersihkan pantai sampai bersih.

Baru saja ingin memejamkan matanya, dirinya tiba-tiba saja mendengar tangisan seorang cewek dari dalam lemari. Kening ata mengkerut. Tidak mungkin ada hantu di siang bolong begini?

Karena tak mau di penuhi oleh rasa kecurigaan, dirinya berjalan kedepan menuju ke lemari. Keringatnya sudah bercucuran di pelipisnya, jantung yang awalnya normal kini berpacu cepat. Walaupun ata adalah cewek pemberani tapi jika dengan urusan setan ia angkat tangan.

Ata memegang kedua gagang lemari dengan tangan yang penuh keringat dingin.

Satu

Dua

Dalam hitungan ketiga, ata benar-benar membuka pintu lemari tersebut dan ...

"Anjir!!!" Teriaknya kaget, karena mendapati seorang alara yang menangis di dalamnya.

"Ck! Hampir aja gue jantungan! Lagian lo kenapa ngumpet di dalam lemari gue?! Keluar!!!" Usirnya.

"Ataaa, hiks." Tangis Ara semakin menjadi-jadi, dan alis ata terangkat begitu saja.

"Kenapa? Gue suruh lo keluar bukan nangis!!" Hardiknya.

Ara menghapus air matanya lalu ia keluar dari lemarinya. Ata melihat benda di genggaman Ara. Seperti kenal.

"Apa itu? Di tangan lo?" Tanya ata dengan alis yang meringkuk.

Ara mengumpatkan bendanya kebelakang lalu menggeleng.

"Nggak. Bukan apa-apa."

Ata masih menatap curiga kembarannya itu. Ia mengambil paksa benda tersebut dari tangan Ara. Dan alangkah terkejutnya dia melihat sebuah testpack bergaris dua.

Ia menatap tajam Ara. Tentu itu membuat Ara takut, ia menunduk dan kembali menangis sesenggukan.

"Apa ini? L-lo hamil?"

Ara mengangguk lemas. Ata menggeleng-gelengkan kepalanya. Kecewa yang dia rasakan sekarang. Ia kira setelah mendiamkan Ara dia akan berubah, ternyata tidak.

Ata menggenggam erat testpack itu. Matanya memanas. Mungkin sebentar lagi air mata akan jatuh membasahi pipinya.

"Shit!" Umpatnya. Ia mengusap air matanya.

"Maafin Ara, ata, hiks"

Ata terkekeh. "Ngapain lo minta maaf sama gue? MINTA MAAF SAMA TUHAN BUKAN GUE!! GUE KECEWA SAMA LO, RA!! GIMANA SETELAH AYAH DAN BUNDA LIAT ANAK KEBANGGAANYA KEK GINI!! PADA AKHIRNYA GUE JUGA YANG KENA, BANGSAT!! KENAPA LO SEGOBLOK ITU!!" Bentaknya membuat Ara semakin menundukkan kepalanya. Ata terlihat mengerikan sekarang.

Ata menaik-turunkan nafasnya guna menetralkan dirinya agar tidak emosi.

"Siapa ayah dari anak ini?"

"..."

Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Ara.

"Jawab. Gue tanya baik-baik siapa ayah dari anak ini, alara??" Tekannya sekali lagi.

AlatthalitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang