BAB 41

4.6K 134 2
                                    

Ata dan kedua temannya berada di kantin. Ketiganya masing-masing menyantap makanannya yang sudah mereka pesan tadi.

Brak!!

Tiba-tiba Giselle datang menggebrak meja kantin yang mereka tempati.

Sontak hal itu membuat ata dan yang lainnya tersentak kaget. Hampir saja bakso di mulut Rea terjatuh begitu saja.

"Ikut gue!!" Dia menarik tangan ata. Membawanya pergi ke ruang basket yang tidak terpakai lagi.

Plak!

Suara itu terdengar nyaring di dalam ruangan. Giselle menampar pipi ata. Bukannya marah ata malah tertawa. Karena Ia sudah terbiasa  mendapatkan tamparan seperti ini.

"Dasar gila!!! Lo ngasih apa sama orang tua zergan, anjing!!"

Melipatkan kedua tangannya. "Menurut lo?" Ia maju mendekati Giselle. "Udah gue bilang, jangan pernah lo sok nantangin gue, gue bisa aja nyari bukti kelakuan nakal Lo sama bokap Nindy dengan mudah. Atau, bisa aja gue tunjukin bukti kelakuan Lo sama Nindy," kata ata, lalu tersenyum.

Mata Giselle memerah. "Inget, ya! Jangan sampe Lo ngasih tau ini ke siapapun!! atau bahkan ngebocorin ke Nindy!! Kalo sampe Lo bocorin, siap-siap kembaran lo serta bayi di dalam kandungannya itu mati di tangan gue. Ngerti?!" Ancamnya.

"Cepat atau lambat perbuatan Lo akan terbongkar Giselle. Keluarga Lo sama keluarga Nindy pasti akan kecewa dengan apa yang Lo lakuk—

Brukk

Mereka berdua kompak menoleh ke sumber suara. Mata Giselle melebar. Kala mendapati sosok Nindy berdiri di balik dinding.

Kenapa Nindya tiba-tiba ada di sini? Batin ata.

Matanya memanas. Air matanya pun terjatuh begitu saja ke bawah.

Padahal Nindy tadi sempat melihat Giselle menarik ata dan membawanya tak tahu kemana. Karena penasaran, Nindy pun akhirnya mengikuti mereka takutnya nanti ata akan di apa-apakan oleh Giselle. Eh malah akhirnya ia yang mendapatkan kabar menyakitkan dari mereka.

Ia pergi meninggalkan mereka dengan perasaan yang marah di tambah kecewa.

"Nindy! Tungguin gue!! Apa yang Lo denger itu gak bener!!" Giselle berlari menghampiri Nindy kini tinggal tersisa ata seorang diri.

***

"Giselle tadi ngajakin lu kemana?" Tanya Rea datang dan duduk di sebelah ata.

"Di ruang basket yang udah ga kepake," balasnya sambil menulis catatan sejarah.

Kening Rea mengkerut. "Itu pipi Lo merah habis ketampar Giselle?"

"Hmm,"

Pandangannya turun ke bawah, melihat jari telunjuknya yang di tutupi perban. "Terus itu?" Tunjuknya.

Ata melirik jarinya sekilas lalu kembali menulis. "Di gigit Izhar." Jawab ata jujur.

"Hah!! Kok bisa?!!" Teriak Alura, mencondongkan tubuhnya.

Rea mendorong kening alura karna risih. "Jangan deket-deket!! Bau kelek!"

Alura menampol lengannya. "Mulut lu mau gue gampar? Capek capek gue makek minyak wangi sehari sepuluh kali masa di bilang bau ketiak?"

Rea berdecak.

"Serius Lat! Kenapa suami Lo gigit lu? Atau jangan-jangan..."

Ata melirik tajam. "Gak usah mikir negatif! Dia gigit gue karena ngasih hukuman karena udah keluar malem."

AlatthalitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang