BAB 10. melamar kerja?

5.7K 151 0
                                    

"Oke gak pa-pa, tapi jangan salahkan gue suatu saat lo gak bisa ketemu anak lo, selamanya."

Ucapan tersebut selalu saja terngiang di benaknya. Zergan mengacak-acak rambut nya frustasi hingga semua temannya terbuat kebingungan dengan sikap zergan yang aneh dari tadi.

"Kenapa lo?" Tanya devan.

"Iya, dari tadi gua liat lo kayak orang yang lagi kena masalah," sambung fawaz.

"Coba curhat sama gua. Jangan malu-malu karna gue gak malu-maluin." Timpal keyvan.

Zergan menghembuskan nafas kasarnya. Bangkit kemudian pergi sambil berkata, "bukan urusan kalian."

Semuanya menatap malas ketuanya itu.

"Aelah, tinggal cerita aja kan kagak susah, bos." Ujar keyvan.

"Ntah," fawaz menaikan bahunya singkat.

"Biasalah orang gengsi mah gitu," sambung devan.

-o0o-

"Lat, lo ada waktu nggak? Nanti pulang sekolah main ke rumah gue yuk!" Tawar alura.

Ata tak menggubris. Dia tidak tau jika alura sedang berbicara kepada dirinya. Karena ata tengah melamun.

Rea melirik alura intens. "Giliran lalat, di ajakin gue nya enggak. Memang teman pilih kasih!"

Alura berdecak malas. "Pikun lo? Gue udah ngajakin lo tadi pagi markonah! Tapi apa yang lo bilang, gak mau ah, gue mau dinner sama Leo. Halah silit tau nggak!" Ujar alura penuh kesal. Dirinya kesal kepada rea karena dia selalu memamerkan kemesraannya kepada dirinya.

"Biasa aja, anjir! Bisa kan gak usah ngegas??"

"Gak bisa gue mah sama lo! Hawanya tuh pengen ngegas, terus mukul muka Lo sampe bonyok-

BRAK!!

Mereka kompak terkejut. Ketiganya kompak menoleh ke arah Sinta. Rea melirik kebawah menatap pensil di tangan Sinta yang sudah terbelah menjadi dua.

"Bisa gak sih, kalian gak usah gelut?!! Capek tau gak gue dengerin celotehan kalian!!! Gue itu mau belajar! Belajar! Belajar!! Tolong lah ngertiin gue, anjir! Setiap hari setiap menit setiap detik berantem mulu!! Sekalian gelut di pertandingan gulat napa!! Dapat duit sama-sama menguntungkan juga klien!" Sinta menarik kursinya agar mendekat dengan meja dan lanjut belajar.

" ... ".

Ata terkekeh.

"Eh btw, hari ini gue gak jadi dinner sama Leo, mager soalnya. Jadi gue mau ke rumah lo aja dari pada rebahan di apartment mending gua ke rumah temen, ya kan?"

Alura melirik sinis rea. Tanpa di beri tahu, ia juga bisa menebak jika rea akan mengucapkan itu. Bilang dinner ujung-ujungnya malah mager itulah seorang rea.

"Maaf, gua gak bisa. Gue mau ngelamar kerja, soalnya duit gue lagi menipis bamget. Sorry, ya?"

Bahu alura melemas lesu. Jika ata tidak datang, maka tidak akan seru dan ujung-ujungnya mereka juga akan selalu beradu bacot tanpa henti-hentinya.

"Gak pa-pa, lur ada gue. Walau ata tak bisa menemani mu disinilah rea bisa menemani sekaligus menjaga sahabat terbaik terjelek di dunia. Bwahha," kikiknya membuat alura memutarkan bola matanya malas.

AlatthalitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang