BAB 53

4.3K 145 3
                                    

Ata berjongkok. Mengambil buku kecil yang menurutnya tak asing.

Kening nya mengkerut. "Ini kan buku diary ku. Kenapa bisa ada di sini?" Tanya ata keheranan.

Izhar keluar dari kamar mandi. Lengkap sudah mengenakan sarung dan juga kemeja.

Ata membalikkan badan menghadap ke arah suaminya. "Gus inikan punya ku? Kenapa tiba-tiba ada di sini?"

Izhar menatap buku kecil yang di pegang istrinya.

"Saya menemukan nya waktu kamu keluar dari pelajaran saya dulu. Kamu meninggalkannya di atas meja,"

"Gus udah baca isinya?" Tanya ata.

"Sudah,"

Ata menggenggam erat buku tersebut.

"Kenapa? Kamu bercita-cita menjadi dokter hewan, kan? Saya bisa membantu kamu untuk mewujudkan impian kamu,"

"Tapi udah terlambat. Aku udah putus sekolah,"

Ata merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Ia membuka kembali buku tersebut.

Izhar menatap istrinya. Ia menghela nafas.

"Maaf,"

Ata menoleh. Menatap heran suaminya yang tiba-tiba meminta maaf kepada nya. Ia menyentuh kening Izhar.

"Gak panas, tapi kenapa tiba-tiba meminta maaf?"

Izhar memegang tangan ata lalu memeluk tubuh istrinya menenggelamkan wajahnya di leher istrinya yang tertutupi oleh hijab.

Ata yang mendapatkan perilaku tersebut langsung terkejut.

"Gus?"

"Saya meminta maaf karena telah menuduh kamu mengambil kalung milik Aisyah. Saya sudah tau semuanya dan alasan kamu pergi keluar malam, bodohnya saya yang tak tahu malah menyalahkan kamu. Saya rasa bukan suami yang baik untuk kamu. Saya memang benar-benar sangat bodoh!"

"Saya selalu bermimpi buruk tentang kamu setiap hari, ketika kamu sedang koma, saya bermimpi kamu akan pergi meninggalkan saya selamanya sama halnya seperti Aisyah. Tolong jangan tinggalkan saya. Saya tidak bisa menemukan lagi cinta selain kamu,"

Ata menerima pelukan suaminya. Sepertinya hati suaminya benar-benar sangat kacau.

"Gus jangan ngomong kayak gitu. Aku ga bakal ninggalin Gus, janji deh. Soal yang itu jangan di pikirin lagi."

Izhar semakin memeluk tubuh istrinya.

Namun baru hitungan beberapa detik pintu kamar Izhar terbuka. Sontak hal itu membuat ata terkejut bukan main.

Ata berusaha melepaskan pelukannya. Namun sepertinya Izhar tak memperdulikannya.

Yang datang adalah Farah. Ia datang karena sudah berjanji akan mengajak ata pergi melihat asrama baru, tapi kedatangan malah di perlihatkan dengan adegan romantis oleh mereka.

"Ee... Maaf mengganggu, mba. Kalo gitu aku mau—

"Tunggu, Ning!! Gus, lepasin. Ada Ning Farah!!"

"Lalu?" Tanya Izhar dengan entengnya masih memeluk tubuh istrinya.

"Aku mau keluar, katanya Ning Farah mau ngajakin aku lihat-lihat asrama baru,"

"Besok saja, Farah. Sudah malam,"

Farah mengangguk. Ia menutup pintu kemudian langsung pergi begitu saja.

Ata menatap kepergian Ning Farah dengan tatapan kecewa.

"Ini kan baru jam tujuh Gus?!"

"Tempatnya ada di dekat kawasan putra. Kamu mau pergi sendirian di sana?"

AlatthalitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang