Chapter 3 - Speechless

97.2K 6.3K 1.1K
                                    

Pengen langsung post chap 3 tadi siang. Tapi ku tahan-tahan karena sebenernya yg bikin aku ga semangat post chapter 3 ini, gara-gara Wattpad itu masih error😭

Dari kemarin notifikasi cerita ini, kalo update gak muncul :"")  gatau kenapa. Wkkww kan sedih. Jadi pembaca pada gatau kalo ada update 😭 Doakan semoga segera betul ya, guys.. dan semoga kalian pada nyadar ada update-an.

Dan bagi yang gamau ketinggalan notif update, bisa join Broadcast Channel di INSTAGRAM-ku : author.yessynutami  (bagi yang belum) aku selalu post di sana.

***

Mereka sampai di airport pukul setengah empat pagi.

Louisa sudah merasa sangat lelah sekarang. Mengingat dia belum tidur sejak kemarin.

Setelah mereka check in, mereka segera menuju gate mereka. Louisa menerima tiket pesawatnya, lalu mengikuti Dante sambil menarik kopernya sendiri.

Sesampai di gate mereka, mereka duduk untuk menunggu. Louisa pun akhirnya melihat tiket destinasi pesawat tersebut.

Louisa mengerutkan dahinya bingung ketika membaca destinasinya bukan Italy. Melainkan New York.

Louisa pun bersuara, "Kenapa destinasinya ke New York?"

"Kita akan ke New York dulu, setelah itu kita naik Cruise menuju Italy," jawab Dante.

Louisa mengerjapkan matanya mendengar itu. Cruise?

"Tidak bisa langsung ke Italy?" Tanya Louisa.

Dante menggelengkan kepalanya. "Kita akan langsung terlacak jika langsung ke Italy dengan pesawat," jawab Dante santai.

"Percayalah dengan yang sudah berpengalaman sepertiku, pumpkin," tambah Dante sambil mengedipkan matanya.

Louisa memutar bola matanya. "Berpengalaman menjadi buronan, maksudmu?" Louis berdengus.

Dante tersenyum miring jahil. "Biasanya aku sendiri, ini pertama kali aku membawa seseorang dalam pelarianku," seru Dante.

Louisa melirik Dante. Sejak Dante lulus dari Universitas, dia berkata akan menikah, tapi sejak kejadian tidak jadi menikah itu, Dante mulai berkeliling dunia. Entah dari mana uang yang Dante dapatkan untuk keliling dunia itu.

Dan kebetulan Louisa selalu tahu ke mana saja Dante pergi, mengingat Dante sering mengganggu Louisa dengan menelponnya berkali-kali selama ini.

"Well, setidaknya kali ini kau tidak perlu spam telpon terus padaku sekarang," ucap Louisa dengan nada datar.

Dante menatap Louisa sejenak, lalu menyelonjorkan kakinya. "Tapi kalau aku tidak mengabari, kau pasti khawatir, kan," goda Dante.

"Tidak," jawab Louisa berbohong.

"Iya kah? Tapi aku ingat, aku pernah hilang dari radar, kau sangat khawatir sampai menghubungi Dominic yang baru menikah itu," goda Dante, dengan matanya sudah berkilat-kilat jahil.

Wajah Louisa semakin merah sekarang, merasa malu. "Aku tidak khawatir! Tapi aku terpaksa!" Jawab Louisa berbohong.

Dante melihat pipi Louisa lebih pink dari biasanya. Dante tidak mau mengakui ini, tapi Louisa memang terlihat begitu manis kalau sedang seperti ini.

Dante's Confession ✔️ (Mavros Series #3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang