Chapter 48 - The Truth

75.4K 5K 3.3K
                                    

Maaf update jam segini :( aku banyak nulis ulang tadi karena berubah idenya. Udah nulis 1.500 kata aku hapus lagi dan akhirnya sisa 300 kata, jam 9 malem. Jadi nulis ulang.😭

Total kata : 2.200 Kata

***

Louisa tidak bisa berkata-kata. Dia tidak tahu bereaksi bagaimana mendengar informasi itu.

Pembunuh bayaran? Orang tuanya? Dan mereka masih hidup? Louisa tidak bisa percaya itu.

Perasaan Louisa saat ini campur aduk. Marah dan kecewa karena Dante menyembunyikan hal ini, shock mengetahui orang tuanya pembunuh bayaran, tapi ada sepercik harapan orang tuanya masih hidup.

Dante memperhatikan Louisa, menunggu reaksi Louisa.

Louisa memiliki banyak pertanyaan, tapi yang paling dia ingin tahu adalah.

"Orang tuaku masih hidup?" Tanya Louisa langsung. Louisa dapat merasa jantungnya berdebar-debar sangat cepat sekarang.

Seolah sebuah harapan baru muncul dalam dirinya. Bahkan Louisa takut untuk merasakan senang akan itu. Karena kalau itu tidak benar, Louisa akan sangat sedih.

Dulu ketika diberitahu orang tuanya meninggal, Louisa sangat sedih, bahkan berkabung selama bertahun-tahun.

Dante menganggukkan kepalanya. "Semua orang berkata orang tuamu sudah meninggal, tapi aku yakin mereka masih hidup."

"Kenapa kau yakin begitu?" Tanya Louisa.

"Karena aku tidak membunuhnya Lou. Aku memang menembaknya, tapi saat itu mereka berdua memakai rompi anti peluru. Dan mereka melindungiku," ucap Dante.

Dante juga sudah menyelidiki lebih dalam tentang ini setelah dia membangun The Network. Dia menemukan lebih banyak bukti kalau kedua orang tua Louisa masih hidup, dan bersembunyi di suatu tempat.

Penjelasan Dante membuat Louisa semakin bingung.

"Katamu mereka mau membunuhmu? Bagaimana mereka melindungimu jika mereka mau membunuhmu, Dante?" Tanya Louisa pening.

"Saat itu aku pun juga bingung apa yang terjadi," jawab Dante sambil tersenyum kecil. Berharap dia bisa menjelaskan itu.

Dante memperhatikan Louisa sejenak.

"Kau mau dengar apa yang terjadi?" Tanya Dante lagi.

"Tentu saja aku mau dengar, kenapa kau bertanya seperti itu?" Tanya Louisa heran.

Dante mengangkat alisnya. "Well, mungkin kau sudah menetapkan aku sebagai pembunuh yang membunuh orang tuamu, seperti yang Kakekmu ceritakan."

Louisa menatap Dante sejenak, sebelum menggeleng kepalanya.

"Aku tidak mau langsung mengambil kesimpulan setelah baru dengar dari satu pihak, Dante. Aku harus dengar juga dari point of view-mu," jawab Louisa tetap tenang.

Dante duduk di sebelah Louisa, memperhatikan Louisa.

Dante sangka Louisa akan langsung menyalahkannya, dan langsung marah sudah menyembunyikan semua ini. Tapi Dante lupa kalau Louisa sudah terlatih mengontrol emosinya dengan sangat baik.

Padahal Dante yakin, perasaan Louisa sangat kacau saat ini, tapi dia mengontrolnya dengan baik.

Benar-benar wanita hebat. Entah ini sudah keberapa ribu kali Dante kagum dengan Louisa.

"Kejadiannya di timur tengah, saat aku masih menjadi budak," Dante pun mulai bercerita.

FLASHBACK 17 tahun yang lalu.

Dante's Confession ✔️ (Mavros Series #3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang