Chapter 82 - Reunion Part Two

46.9K 4.8K 4.5K
                                    

Total kata : 2.500 Kata

***

Abel dan Lily sama-sama tidak bisa berkata-kata. Keduanya sama-sama terkejut dengan kehadiran masing-masing.

Bagaimana Kakek tahu lokasi Dante dan aku? Batin Louisa heran.

Sedangkan Abel benar-benar tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Lily masih hidup? Bagaimana mungkin?

Dante dapat melihat Abel tidak bisa berkata-kata. Dante pun tersenyum kecil, sambil bersuara.

"Well, reuni tidak terduga, bukan? Apa ini sudah cukup membuktikan kalau aku bukan seorang pembunuh?" tanya Dante pada Abel.

Abel menoleh ke Dante, bocah itu selalu berkata dia akan membuktikan dia tidak bersalah. Jadi ini bukti yang dia maksudkan?

Lily menarik napasnya. "Ayah, semua ini kesalahpahaman. Dante tidak pernah membunuh aku dan Rasmus," seru Lily langsung.

Kali ini Abel menatap Lily lagi. Putrinya berdiri di depannya. Jadi ternyata selama ini putrinya masih hidup?

Lily tidak berharap banyak dengan reaksi Ayahnya, karena selama ini yang Lily lakukan hanyalah membuat Ayahnya kecewa, Ayahnya tidak mungkin sesenang itu-

Lily mematung kaget melihat Ayahnya meneteskan air matanya.

"Maafkan aku, Lily. Maafkan Ayahmu ini," ucap Abel tiba-tiba.

Membuat semua di situ kaget dengan ucapan Abel.

Abel tidak bisa menahan air matanya lagi, dan itulah yang dia ucapkan berkali-kali setiap dia berkunjung ke makam Lily dan Rasmus.

Penyesalan Abel setelah mengetahui Lily meninggal adalah, hanya tidak berkomunikasi lagi dengan putrinya setelah putrinya kawin lari. Padahal Thea, istrinya masih sering berbicara di telpon dengan Lily selama itu.

Tapi Abel selalu menolak berbicara dengan Lily karena sangat marah dengan Lily sudah kawin lari dengan lelaki tidak benar.

Abel selalu berpikir putrinya bisa dengan mudah mendapatkan pria mana pun yang dia inginkan.

Tapi semua itu membuat dia menyesal sepanjang hidupnya ini.

Dan Abel bersumpah, jika dia bertemu dengan putrinya lagi di surga, hal yang pertama dia ingin ucapkan adalah permintaan maaf.

Lily tidak menjawab itu karena dia tidak menyangka ucapan pertama Ayahnya adalah permintaan maaf.

"Maafkan Ayahmu ini yang tidak pernah mencoba mengertikan dirimu, dan sudah sangat keras kepala," tambah Abel.

Kali ini mata Lily berkaca-kaca. Lily tidak pernah mengharapkan permintaan maaf Ayahnya, dan dia tidak pernah sekali pun berpikir Ayahnya akan meneteskan air mata untuknya.

Lily menggelengkan kepalanya, masih menahan air matanya.

Tiba-tiba suara lain mengganggu mereka.

"Lily?"

Semua yang ada di ruangan itu menoleh ke pintu, di situ, Thea Vanderbilt berdiri tidak mengedipkan matanya sedikit pun.

"Ibu, kau juga di sin-" sebelum Lily dapat menyelesaikan ucapannya, Thea sudah berjalan menuju Lily dan memeluk Lily tanpa berpikir dua kali.

Thea menarik napasnya tajam setelah dia bisa merasakan hangat tubuh putrinya. Yang artinya, ini adalah nyata. Dia tidak sedang bermimpi.

Thea langsung melonggarkan pelukkannya lalu memegang kedua pipi Lily dan menatapnya.

Dante's Confession ✔️ (Mavros Series #3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang