Chapter 43 - Pharmacy

79.3K 4.5K 3.2K
                                    

Aku hari ini double update, (42 & 43) jangan salah urut bacanya. (Takut notifnya ga urut.)

Total kata : 3.000 Kata

***

Keesokkan harinya.

Hari itu Louisa terbangun tubuhnya seperti dilindas sebuah truk tronton. Seluruh tubuhnya sakit, bahkan kakinya sangat lemah untuk berjalan.

Kemarin Dante benar-benar tidak membiarkan Louisa tidur. Mereka bercinta di seluruh mansion. Di dapur, kamar, kamar mandi, makan sebentar, lalu lanjut bercinta di perpustakaan.

Louisa merasa sangat lelah, tapi anehnya Dante tetap berenergi. Bahkan tadi pagi bangun-bangun, mereka kembali bercinta.

Sekarang, Louisa dan Dante sudah di dalam mobil yang sedang berjalan menuju rumah Silvi. Mereka baru berangkat jam dua siang karena Dante tidak melepaskan Louisa sedetik pun.

Louisa menatap tajam Dante yang terlihat berenergi dan mood-nya sangat bagus. Dante menyetir mobil sambil bersenandung dengan lagu yang sedang menyala.

Sedangkan Louisa di sebelahnya merasa seluruh tubuhnya hampir remuk. Louisa tidak sabar untuk tidur malam ini.

"Jujurlah padaku, apa kau sungguh manusia?" Tanya Louisa mulai curiga Dante bukan manusia.

Dante memiliki stamina yang gila. Entah karena Dante suka olahraga atau bagaimana. Tapi sepertinya stamina Dante ini sudah tidak normal.

Dante melirik Louisa dari sudut matanya, matanya berkilat-kilat geli, lalu terkekeh.

"Kenapa kau bertanya seperti itu, pumpkin?" Tanya Dante geli, sambil menyetir.

"Dari mana kau mendapatkan stamina sebanyak itu?" Tanya Louisa sambil memicingkan matanya.

"Well, itu adalah semua yang sudah aku tahan selama sepuluh tahun tidak bisa menyentuhmu," jawab Dante jujur.

Louisa mengerjapkan matanya, tidak menyangka jawaban Dante itu. Wajah Louisa memerah.

Dan aku sudah bersumpah, tidak akan menahan diriku lagi. Batin Dante.

"Jadi, apa kau mau menjadi kekasihku sekarang, Lou?" Tanya Dante.

"Kalau aku menjadi kekasihmu rasanya aku akan masuk rumah sakit dalam seminggu," jawab Louisa jujur.

Dante terkekeh geli, lalu melirik Louisa sambil tersenyum miring.

"Tapi kau juga menikmatinya semalam, kan," seru Dante.

Wajah Louisa memerah padam. Dan menatap keluar jendela, agar Dante tidak bisa melihat wajah malu Louisa.

"Well, it's not bad," ucap Louisa mencoba terlihat cool.

Semalam itu luar biasa. Louisa seperti terbang ke langit. Wajah Louisa panas.

Louisa tidak bisa mendeskripsikan betapa nikmatnya semalam. Dante benar-benar mengabulkan imajinasi liar yang dia tulis di dream book-nya.

Padahal ketika Louisa menulisnya, dia tidak berpikir banyak. Dia hanya memikir semua itu untuk catatan pribadinya yang dia baca ulang sesekali.

Dia tidak pernah mengira suatu saat akan benar-benar terjadi.

Dante terkekeh mendengar Louisa tidak bisa jujur. Tanpa Louisa katakan, Dante sudah tahu Louisa sangat menikmatinya.

Dante's Confession ✔️ (Mavros Series #3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang