Louisa mulai panik, ditambah dia tidak sempat mengambil handuknya yang sudah terjatuh di lantai.
Ketika gagang pintu tersebut sudah turun sepenuhnya, dan orang yang di balik pintu mau membukanya, ternyata pintu tidak terbuka.
Louisa mengerjapkan matanya bingung, lalu menoleh ke arah Dante yang terlihat sangat santai.
"Aku sudah mengunci pintu tadi, ketika menciummu di pintu," seru Dante santai.
Louisa tidak menyadarinya. Mungkin karena dia terlalu tenggelam dengan ciuman mereka tadi.
Orang yang ada di luar pintu mengetuk lagi.
"Tuan, maaf mengganggu, saya hanya mau mengingatkan, waktunya sisa lima belas menit," seru seorang di depan pintu.
Dante berjalan menuju pintu, dan tanpa membukanya, Dante menjawab. "Oke, kami akan bersiap-siap."
Setelah itu, orang itu terdengar sudah pergi dari situ.
Jantung Louisa masih bedebar-debar sekarang. Apa dia mendengar suara desahan Dante dan Louisa tadi?
Apa desahan Louisa terdengar kencang tadi? Louisa benar-benar tidak menahan dirinya tadi. Wajah Louisa langsung memerah padam, membayangkan ada yang mendengar kegiatan mesum mereka.
Dante mengambil handuknya lalu dia lilitkan handuk tersebut ke pinggangnya. Lalu dia mengambilkan handuk Louisa yang tergeletak di lantai, dan memberikannya kepada Louisa.
Louisa menerima handuk itu, dan memakai handuknya juga. Louisa tidak menyangka dia akan melakukan hal semesum itu di sebuah sauna.
Bahkan bersama Dante, sahabat sepuluh tahunnya.
Setelah ini, apa yang terjadi dengan hubungan mereka?
Dante yang melihat Louisa sibuk dengan pikirannya menahan senyuman gelinya. Louisa benar-benar perawan.
Dante tiba-tiba mengecup pipi Louisa. "Terima kasih, pumpkin."
Louisa yang kaget dengan itu hanya mematung. Tanpa menunggu jawaban Louisa, Dante berkata.
"Ayo, kita harus keluar."
Louisa menganggukan kepalanya seperti seorang robot, lalu mereka pun keluar dari sauna tersebut.
***
Setelah dari sauna, mereka menghabiskan waktu berkeliling kapal pesiar.
Louisa kira, suasana akan menjadi tambah awkward, atau berubah. Tapi Dante bersikap seperti Dante yang biasa.
Louisa bahkan tidak percaya kalau Dante yang ini, adalah Dante yang sama, dengan Dante yang tadi memakan bagian intimnya di sauna.
Wajah Louisa memerah padam ketika mengingatnya.
Tadinya mereka ingin melihat sunset di kapal pesiar. Tapi cuaca sedang tidak mendukung untuk melihat sunset, sehingga sunset tertutup oleh awan gelap.
Sekarang, sudah malam, dan mereka baru saja memasuki kamar. Louisa dan Dante mengganti sendalnya menjadi sendal hotel.
Entah kenapa, ketika mereka sudah memasuki kamar. Suasana menjadi kembali awkward seperti ketika mereka berada di sauna.
Atau semua ini hanya perasaan Louisa seorang saja?
Louisa mendeham. "Aku ingin mandi dulu," ucap Louisa.
Dante menoleh ke arah Louisa. Dante menyadari Louisa terlihat begitu gugup. Mata Dante berkilat-kilat geli.
"Mau mandi bareng?" Goda Dante, sambil tersenyum miring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dante's Confession ✔️ (Mavros Series #3)
Romans#3 Mavros Series | Tiba-tiba jadi buronan, melakukan pelarian, dan harus tidur sekamar dengan lelaki paling mesum sedunia, Dante Mavros. (WARNING : MATURE 21+, VULGAR TINGKAT DEWA!) *** Dante, dikambing hitamkan bersama sahabatnya, Louisa, dan menja...