Chapter 25 - His Words

73.5K 4.6K 3.8K
                                    

Louisa sudah masuk kamar mandi untuk memeriksanya. Sedangkan Dante, duduk di kasur menunggu Louisa.

Beberapa menit kemudian, Louisa sudah keluar lagi dari kamar mandi. Dia menatap Dante.

"Aku benar datang bulan," ucap Louisa. Sudah memastikan dia memang benar-benar datang bulan.

Dante mengumpat kesal. Kenapa selalu ada saja halangannya? Dia merasa cukup sial beberapa hari ini.

Dante bangun dari duduknya. "Biasanya berapa hari haidmu?" Tanya Dante.

"Biasanya lima hari," jawab Louisa.

Dante menarik napasnya dalam-dalam. Dia harus menunggu lima hari? Tapi kejantanannya sekarang sudah sekeras batu.

Louisa tidak menyangka akan menjadi seperti ini. Rasanya suasana menjadi awkward sekarang.

Padahal tadi, suasanya sudah panas. Wajah Louisa memerah malu, ketika mengingat dia berkata mau memberikan keperawanannya.

Dante terlihat sibuk dengan pikirannya. Louisa mengigit bibirnya sedikit.

"Dante, sebenarnya aku mau minta tolong sesuatu padamu," ucap Louisa akhirnya.

Dante pun menatap Louisa, dan langsung menjawab.

"Katakan saja."

Louisa sebenarnya tidak enak, tapi akhirnya dia berkata.

"Aku tidak membawa pembalut, apa kau bisa belikan?" Tanya Louisa malu karena dia terpaksa minta tolong hal ini kepada Dante.

"Baiklah," jawab Dante langsung. Tanpa komplain apa pun.

Louisa mengerjapkan matanya, dia kira Dante akan komplain.

Dante mengambil baju hangatnya, sedangkan Louisa menatap Dante.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Louisa akhirnya.

Dante pun menoleh ke Louisa, mengangkat alisnya seolah bingung dengan pertanyaan Louisa itu.

"Maksudku, kau tidak marah?" Tanya Louisa.

Dante berjalan mendekati Louisa, lalu mengecup kening Louisa. "Aku tidak marah, aku hanya frustasi dengan timing-nya," ucap Dante.

Ralat. Aku sangat frustasi sekarang ini. Batin Dante.

Louisa menatap Dante dengan pandangan menyesal.

"Dan kalau kau bertanya apa kejantananku baik-baik saja, kau bisa periksa sendiri," ucap Dante, lalu mengambil tangan Louisa dan meletakkan tangan Louisa di kejantanannya.

Louisa tersentak kaget ketika merasakan kejantanan Dante yang besar itu sudah sekeras batu. Louisa menahan napasnya.

"Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa kalau kau datang bulan," ucap Dante semakin frustasi.

Sialan. Umpat Dante dalam hati.

Dante menatap Louisa dengan tatapan gelapnya.

"Tapi, jangan harap lima hari lagi kau bisa lepas dariku, pumpkin. Lima hari lagi, kejantananku akan tertanam di dalam sini," ucap Dante sambil menyentuh perut Louisa yang rata itu.

Louisa menahan napasnya. Merasakan percikan aneh ketika merasakan tangan Dante menyentuh perutnya.

Dante melihat Louisa tidak bisa berkata-kata. Dante tersenyum miring geli.

"Aku belikan pembalutmu dulu," ucap Dante.

"Jangan bukakan pintu kalau itu bukan aku," tambah Dante. Louisa balas dengan anggukan.

Dante's Confession ✔️ (Mavros Series #3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang