Hai ini part rencana publish nya malam kemarin. Biar, pas, gitu tiap hari ubdate. Tapi kemarin gak bisa nyelesai, itu pun ada beberapa yang ku skip belum ku lajutin kaya part 19. Tapi, tar, ku lanjutin, kok, biarpun lebih telat banget. Okey, selamat membaca!
24. Dikejar
****
Suasana kantin di istirahat pertama sangat ramai, beberapa orang bahkan sampai kehabisan kursi untuk duduk sehingga terpaksa membawa makanannya ke ke kelas atau ke pojokan. Semangkok berdua dengan pacar, berkedok romantis padahal hemat uang saja.
Begitulah sepertinya yang Azoya liat, Azoya menggeleng-gelengkan kepalanya menyaksikan kekonyolan mereka. Sebagai salah satu siswa yang mempunyai sindikat jomblo dari lahir, ia juga temannya yang lain sangat suka mengomentari gelagat-gelagat pasangan kekasih.
Azoya, Geva, Aluna juga beberapa teman se-per jombloannya dari berbagai kelas lainnya tengah asik menyantap makanannya sembari di selangi gibahan hangat. Mereka berkumpul di satu meja, sesekali mata melirik satu persatu target gosipnya yang kebetulan ada di kantin juga.
"Eh, tau, kan, Kak Ares yang ganteng, noh!" Aluna menunjuk seorang cowok berbadan tegap, dengan wajah manis tengah merayu Bibi kantin dengan senyuman andalan. Mereka manggut-manggut ikut melihatnya.
Dinda menopang kedua pipinya, luluh akan pesonanya. "Wah, ganteng! Dengar-dengar dia ditinggal nikah sama pacarnya yang sd itu. Ngenes banget."
"Ho, oh! Gantiannya mantan anak BEM! Beuuh, cogan be-almeter! Wattpad-wattpad banget gak, sih," tambah Nada lebih bersemangat darinya.
Aluna mengibas-ngibaskan tangannya, tidak terpengaruh. "Itu, mah, taon lalu. Sekarang, tuh, orang di simpang enam, noh! Nambal ban!"
"Gak percaya gue, Lun. Loh, kan, tukang ngayal," timpal Nora, ia berhenti memakan bakso dan ikut ke perbincangan panas teman-temannya. "Nemu bungkus Roma kelapa yang gambar oppa aja kegirangan!"
"Menurut gosip, sih, ke drop out. Gara-gara ketauan pacaran di kantor dekan," jelas Azoya ikut nimbrung. Entah mendengar dimana, yang penting asal cakap saja.
"Ck, ck, cowok dewasa emang nafsu, yah. Panas-panas gitu." Dinda, Nada juga Nora menggeleng tidak habis pikir. Percaya begitu saja pada Azoya yang perlu di pertanyakan benarannya.
"Dih, dikata balsem kali." Aluna mengibaskan tangannya tidak suka dengan pembahasan.
"Ais, semuanya hampir sebelah dua ribu! Temen sebangku gue, noh! Nugget gue aja di colong," dengus Azoya masih ada dendam mendalam ke Kenes.
Mereka seketika sesaat terdiam, mengerjapkan mata. "Gak ada hubungannya, peaaa!" seru mereka serentak di telinga Azoya.
"Yah, ada, dong. Makan, tuh, kan, juga mengandung nafsu," bela Azoya bersikukuh.
Mereka berpikir, meskipun agak tak nyambung dengan pembahasan ada benarnya juga. Sambil mengingat-ingat gosip selanjutnya, enam cewek single itu melanjutkan makan yang telah terjeda, bahkan Mie kuah milik Azoya sambil bengkak. Ia menyibak mie-nya, tidak menemukan kuah setetes pun.
Kenes bernafas ngos-ngosan, ia berlari tertatih-tatih dengan pandangan mengendar ke sepenjuru kantin. Semua orang tampak memperhatikan kehadirannya, lelaki tersenyum simpul menunju meja yang di isi Azoya serta teman-temannya. Dia menaikan jari di atas hidung mancung itu, isyarat semua diam, tak melihat kearahnya.
Kenes berjongkok menyembunyikan tubuhnya. Ia akhirnya bisa sedikit lega meskipun mata cewek-cewek di bangku tempat ia bersembunyi tertuju heran kepadanya. Padahal seingatnya Kenes sebelum ia kesini tadi mulut mereka tak hentinya bergerak entah membahas apa.

KAMU SEDANG MEMBACA
STOP SINGLE(Tahap Revisi)
Novela Juvenil"Jomblo itu kenyataan bukan keinginan." Saat memasuki masa remaja, Azoya bertekad untuk berhenti dari status jomblo. Yang jadi masalah, meskipun hati dapat menerima siapa saja asal tampan dan enak dipandang, tidak ada satupun cowok yang mendekat ber...