58

33 32 0
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

"Suka gak bener oni Chan," ucap Azoya.

"Loh kalau gak bisa bahasa jepang mending diem. Sembarangan. Gue bukan Kaka perempuan," sahut Kenes.

Saat ini Azoya beserta beberapa temannya berkunjung ke tempat tinggal Kenes, cowok itu menetap seorang diri di sebuah tempat agak kumuh masuk gang sempit paling ujung.

Kenes mengontrak disana karna bermasalah dengan orang tua, meskipun harus sambil kerja di tempat kontruksi serta pekerjaan paruh waktu lainnya Kenes merasa nyaman dari pada berada di rumah megah bak istana. Karna tak dapat bekerja, segela keperluan Kenes sekarang di tanggung Doya. Cewek itu baik tenyata.

"Cieeeee, udah gak jomblo lagi. PJ jangan lupa menanti," ledek Nora iri.

"Gue bakso Aci," sela Kenes.

Geva mengamati pemandangan sekitar. "Loh bener gak, sih, anak orang kaya? Ragu gue liatnya."

"Perasaan disini banyak tikusnya. Gak macam hotel bintang lima," tambah Azoya.

"Loh pikir ngapain gue kerja di tempat kontruksi?"

"Loh kabur, Nes? Dih, macam anak perawan aja," sahut mereka.

"Gue di usir," jawab Kenes santai.

"Kenapa?"

"Ngelanggar takdir."

Kenes berhenti menjawab dan mengalihkan pandangan ke langit-langit, cowok itu termenung memikirkan semua yang terjadi padanya. Pintu terbuka membuat perhatian mereka yang sedang menunggu kenes berbicara beralih ke Juni di depan sana.

Seperti bisa cowok itu mengenakan pakaian serba rapi hingga mata siapa saja terpana tapi, mereka buru-buru pikirannya. Sadar sosok sempurna itu baru jadi kekasih Azoya.

"Pulang sekarang?" ajak Juni.

"Duduk dulu napa. Sempet gini masa ada penghuninya. Gue orangnya." Kenes menyela hingga Juni agak ragu menurut, bergabung bersama mereka.

"Cieeee, yang serasa dunia milik berdua. Yang lain gak di sadari kehadirannya," cetus Nada.

Geva yang sibuk makan kuaci angkat bicara. "Sebagai jomblo gue diam aja."

"Tenang kita sama." Kenes bergeser lalu meraup kuaci milik Geva beberapa. "Gak ada kata saling menista. Gini-gini gue sportif jadi manusia."

"Gue kira loh datang dari luar angkasa," tutur Dinda.

"Loh, mah, tinggal tembak. Selesai, deh, masa kadaluarsa." Azoya memberikan Kenes saran sesuai pemikirannya. "Sepi, yak, gak ada Luna. Dia anti cowok, sih. Mana mau di ajak ke sarang buaya."

Sebagai teman mereka memaklumi kebiasaan Aluna yang selalu menghindar tiap ada lelaki di dekatnya. Agak miris melihatnya,  semoga saja nanti bisa menghadapi rasa takut yang selalu membatasi potensi cewek itu.

STOP SINGLE(Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang