18. Cerita Azoya

96 80 2
                                    

18. Cerita Azoya

Beberapa cewek memang unik dengan segala macam kesukaannya. Begitu pula Azoya tapi, alih-alih mengidolakan artis lalu menghayal berpacaran dengannya atau berharap pindah demensi dan bertemu cowok fiksi seperti impian berat temananya. Masuk isekai sebagai tuan putri, indahnya dunia mimpi sampai tuhan saja sulit mengabulkannya.

Tenang saja. Azoya lebih realistis dari teman-temannya. Idola Azoya ialah para lelaki tampan yang bisa dilihat dengan mata memandang, bisa dipegang meskipun tidak ada keberanian. Takut digampar sang pacar.

Kini cewek itu berjalan seorang diri di  perlombaan olahraga tempatnya dilapangkan kota. Ketiga temannya engga menemani sebab penyakit mager stadium akut yang mereka derita, kalau tidak ada tujuan ngapain keluar. Mending bertapa sambil membayangkan cowok tak nyata.

Mereka benar-benar kuno, padahal jika disini sudah jelas bisa cuci mata, hati, serta jiwa.

"Heh, tengil!"

Azoya berbalik kebelakang, merasa kalau panggilan itu untuknya meskipun ia kalem orangnya. Azoya setengah berlari menghampiri cowok berpakaian sebagai petugas disana sedang menyapu dedaunan. Rambut cowok gondrong serta acak-acakan seperti ia lihat bisanya. Akhirnya ada yang Azoya kenali disini.

Cewek itu melambaikan tangan. "Wah, kang semen ganti passion!"

"Sini," desak Rehan menepuk sebuah bangku didekatnya. Sejak tadi ia perhatian cewek aneh itu celinguk-celinguk seperti orang linglung.

"Gue udah punya gebetan, yee!" Azoya berusaha bersikap judes tapi tetap menghampiri.

Cowok itu memutar bola matanya malas. Masih melanjutkan kegiatannya meskipun Azoya terus memperhatikan gerak-geriknya. Lebih tepatnya mata Azoya terus kemana-mana, cewek itu duduk di sambil mengayunkankan kakinya.

"Ngapain kesini? Ngikutin gue?" tanya Rehan saking percaya dirinya. Azoya tidak menanggapi. "Mana gebetan loh?"

Mata Azoya kembali mencari sesuatu lalu mendesah. "Eem.. ilang," jawabnya putus asa.

"Kok, bisa ilang? Gimana, tuh?" Sejenak kegiatan menyapu Rehan terjeda, menunggu penasaran jawaban Azoya. Selain agak badung cowok satu ini ternyata punya ke kepoan tingkat tinggi.

Azoya menangkupkan wajahnya nampak suntuk. "Di rebut temen. Gue di tinggal."

"Ais, nyeri." Cowok itu memberikan tepukan dipundak Azoya. Lalu merogoh sakunya mencari sebiji permen yang nyelip di sana lalu memberikan. "Makanya kalau punya cowok, tar, dikasih tali pengekangan. Jangan lupa ikat ke tiang."

"Yeeh, dikata Civa peliharaan," dengus Azoya.

"Cowok kurang lebih gitu semua."

Azoya mangut-mangut mendengarkan saran meragukan itu. Ia melepaskan kunciran rambutnya, membiarkannya tergerai. Lalu menjadikan ikatan rambut sebagai gelang. Lagi pula cuaca sedang mendung sekarang.

Setelah selesai pekerjaannya cowok itu mendudukkan diri disebah Azoya. Meraih air mineral yang sejak tadi berada disana, suara tegukan air yang mengalir masuk ke tenggorokannya terdengar jelas di telinga Azoya. Juga jakunnya terlihat naik turun membuat Azoya tidak henti memperhatikan.

"Kenapa?" tanya Rehan saat menyadari sorot mata Azoya tertuju kepadanya.

Azoya menggeleng cepat, merasa terciduk. Dahi cewek itu membentuk kerutan, berpikir apa yang dapat mengalihkan perhatian. "Jadi... Kang semen kaya anjing yang ilang gitu?"

Rehan menutup botol, isinya hanya kurang dari setengah. Cowok itu mengangkat kepalanya. "Enggak, yah."

"Terus apa, doang? Katanya semua cowok kaya peliharaan?"

STOP SINGLE(Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang