25. keributan

82 65 0
                                    

Hai hai halo! Selamat datang lagi di cerita random yang keluar dari otak Bena! Selamat membaca, yah!

25. Keributan

*****

Kenyataannya bukan hanya Kenes saja yang berada di kelas kosong yang kini dijadikan gudang tempat penyimpanan peralatan tak terpakai. Kenes menjadi kikuk setelahnya, ia memasang senyum canggung ke pada dua sejoli di depannya.

"Gue ganggu, yah?" tanya Kenes sambil menggaruk-garuk ceruk lehernya.

Padahal dia sendiri juga sudah tahu jawabannya. Kenes bergumam pelan, "Bodoh, loh, Ken. Ya, ganggu, lah. Ganggu banget malah. Orang lagi asik juga."

Kenes kembali menengok masih mengembangkan senyum paksanya ke dua orang yang masih tidak berkata, si cewek tampak malu menyembunyikan dirinya di depan cowok sedang cowok menatap tajam tanpa ekspresi.

Kenes hendak keluar membuka pintu, tetapi ia urungkan kembali. Kembali menghadap dua orang itu lagi.

"Eh, loh berdua ada masker gak?" pinta Kenes seenaknya. Mereka tetap dia tak menanggapi. "Buat tutup mulu, yah, kan? Selain terlalu ganteng mulut gak bisa diam."

Lelaki itu itu pun bergerak mengambil tasnya di atas baku, mencari masker miliknya lalu menyerahkan ke Kenes. Kenes memberikan tos senang yang di balas malas oleh lelaki tegap itu.

"Okey, thanks. Btw lanjut aja lanjut," cetus Kenes memberikan cengiran. Sebelum benar-benar pergi dari sana ia membuka sedikit celah di pintu. Memberi saran. "Ini, pintunya jangan lupa di kunci. Halangi pake meja kursi gitu."

Ia mulai memakai masker, melangkah menuju kelas bersamaan dengan kepala menunduk bersamaan bell masuk berbunyi. Entah kemana ia pergi, selalu saja begini. Kesialan selalu dekat dengan dirinya.

"Ais, kayaknya gue perlu menyamar lagi, nih," gumam Kenes. Ia mengerkakan tubuhnya ke kanan kiri, menghibur suasana hati. "Lagi, lagi, lagi. Gitu terus ampe gue trainee jadi hologram."

Ia melewati koridor yang lumayan rame di kelilingi murid cewek, Kenes nampak berkilau di setiap langkahnya. Helaian rambut yang menutupi dahinya, Kenes menyibaknya ke atas. Berlalu tanpa menengok kanan kiri, padahal semua pasang menatap terpesona meskipun masker hitam menutupi wajahnya.

"Gila, yah? Kalau cogan, tuh, bayangannya aja bikin meleleh," jerit seorang cewek.

"Gak perlu mangkal di depan sambil kedip mata, sok asik gitu. Jangan suka,
liatnya aja eneq!" jawab cewek lain menyindir teman sekelasnya.

****

"Guys tau gak?!"

Azoya datang-datang mengerbak meja penuh semangat, seoalah ada hal yang wajib mereka ketahui. Nora yang tengah mencatat rangkuman untuk contekan ulangan sampai tercoret ke sisi lain.

"Ais, Zo!" pekik Nora frustasi.

"Jawab dulu elah! Marahnya peding aja," balas Azoya tak berdosa.

Gak! Jawabnya enggak tau!" Nora mengangkat kepalanya sengit. Ia berdecak, mengambil time ex di kolong meja.

"Yeeee, gue belum ngomong, jir!" Azoya menarik bangku kosong kesana.

"Lah, itu apa? Bersiul!" sinis Nora menghapus coretan dengan kasar.

Mereka kini berada di meja panjang perpustakaan, mencari materi untuk ulangan yang di adakan mulai besok. Geva, Aluna, Nora serta murid lainnya sibuk mencatat atau memotret rangkum di buku paket yang jumlahnya terbatas. Sementara Rea menemani, lebih tepatnya membalasi chat pacar-pacar.

STOP SINGLE(Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang