Happy reading guys
Manik mata bulat nan gelap itu binar, tujuannya yakni sosok cowok yang berdiri gagah dilapangan dengan rambut gondrong hampir menutupi matanya. Cowok itu mengusapkan jenjang lengannya ke dahi penuh peluh.
"Wah, gantengnya jodoh orang," cetus Azoya terus menerus memerhatikan cowok yang baru beberapa saat ia lihat.
Wajah cewek itu seketika cemberut saat cowok itu mengecek smartphone, pergi kesisi lapangan mengetik pesan entah untuk siapa.
"Lho, lho, chating sama siapa gebetan gue?" tanya Azoya meskipun tidak ada yang menjawabnya. Cewek itu mengibaskan tangan, mengusir kekhawatiran.
"Udah, Zo! Positif thinking aja mungkin operator. Dia, kan, ganteng. Baik hati pula! Pasti ngebalasin nomor satu dua tiga. Ngetik minta bonus kouta gitu."
"Nah, kan, mau ke gue! Aduh, mana dekil lagi princess! Aaaaa!"
Azoya kelabakan berputar-putar tanpa sadar kesenangan saat cowok yang sendari tadi diperhatikan melambaikan tangan disisipi sebuah senyuman kepadanya. Cewek itu sudah dibuat ketar-ketir merapikan rambut, mengendus-endus bau badan sampai terbatuk sendiri.
"Uhuk! Uhuk! Bau-bau akhir dunia," katanya sadar diri.
Azoya menarik nafas, ingin melangkahkan kaki ke cowok yang terlihat tengah menunggunya. Tapi seorang cewek dari belakang Azoya berlari kearah sana, mendorong Azoya pelan karna menghalangi jalan saja.
Azoya terhuyung kebelakang jatuh, ia mengibaskan rok juga juga seragam depannya. Memandang miris, sedang cewek yang mendorongnya tadi memeluk dengan heboh cowok incaran Azoya sehingga pacarnya hampir terjungkal.
"Sayang!" pekik dua sejoli itu saling bersahutan.
Azoya berjalan dengan wajah kusut juga bibir maju seperti bebek. Ia menundukan kepala hanya melihat langkah kakinya yang terbalut sepatu merah muda. Bukan malu, melainkan sekeliling koridor juga melakukan hal yang sama dengan adegan membuat bete tadi. Berlari penuh tawa dengan orang tercinta penuh bahagia.
Kini Azoya sendiri dengan hati hampa. Menyelusup keluar dari kerumunan pasangan didepan mata, semakin menambah bebannya. Hal yang selalu Azoya tanya-tanya, bagaimana cara mencari pacar? Ia sudah lelah memikirkannya.
"Hups, kaya emang ciri gue jadi perawan tua, deh. Udah berjam-jam jalan tuh, dikoridor, gak ada yang nabrak ampe palling in love," dumel Azoya putus asa.
"Ahah!" Sebuah ide terbelit masuk, membuat perasannya yang terasa kusut bersemangat kembali. "Ngelewatin cowok dibelakang, ah. Kali aja satu dua ada yang kepincu gitu. Jelek, pun, gagapa. Masih bisa dipermak."
Azoya dengan penuh percaya diri membara lagi menuju warung belakang. Tempat berkumpulnya cowok-cowok brandal, maupun murid biasa untuk menambah keramaian.
Tempat itu sangat ditakuti para cewek lalu, pasti mereka akan menjadi bahan gunjingan atau pembicaraan nyeleneh mereka. Sangat menyeramkan. Tapi berbeda dengan Azoya, ini saja entah sudah keberapa kali ia sengaja melalui mereka, bahkan menoleh saja tidak apalagi menyapa. Kehadiran cewek itu bagaikan hembusan angin kecil yang tidak terasa.
"Kok gak ada yang bisik-bisik kiww, kiwww, kaya ke Geva atau Aluna bisanya, yak? Masih mending jadi penampakan," gumam Azoya kembali dibuat kesal. "Ck, lewat sekali lagi, deh."
Cewek itu memulai melanjutkan langkahnya, melalui kerumunan orang itu. Melirik sedikit, cowok itu selah tidak menyadarinya. Apa Azoya sekecil itu sehingga sulit terlihat, Atau Azoya terlalu cantik jadinya mereka pangling. Azoya menghela nafas kecewa saat sudah melalui mereka.
"Eh, woi!"
Dengan wajah senang karna penantiannya terwujud Azoya berbalik menghadap ke cowok yang memanggilnya. "I-iya, kak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
STOP SINGLE(Tahap Revisi)
Teen Fiction"Jomblo itu kenyataan bukan keinginan." Saat memasuki masa remaja, Azoya bertekad untuk berhenti dari status jomblo. Yang jadi masalah, meskipun hati dapat menerima siapa saja asal tampan dan enak dipandang, tidak ada satupun cowok yang mendekat ber...