55. Awal baru*****
Hati Azoya kian berseri karna Juni kian kembali bersamanya, mengetahui rasa yang ia coba tutupi serta masih menyukainya sekali lagi. Dia hanya perlu menunggu cowok itu mengungkapkan cinta lalu dengan senentiasa Azoya menerima, maka ia akan kehilangan status jomblo yang sudah lama membelenggu. Entah kapan penantiannya terjadi.
Saking baiknya suasana hati, Azoya bahkan melupakan keributan dengan para kakanya. Pikirannya terfokus ke Juni, juga debaran dada yang terasa berirama.
"Kenapa, tuh, orang? Gila jangan-jangan," gumam Kavan.
"Gak sanggup nerima kenyataan malah sakit pikiran. Mikirnya punya pacar, eh, tau-tau tiang jemuran," pikir Kavan lagi.
Abian menoyor kepala adiknya. "Sembarangan loh. Mikir aja masih di eja."
"Sakit Abangg!"
Azoya yang sudah mengenakan seragam sekolah rapi bersiap keluar, mengambil tasnya yang di letakkan sembarang. Ia tidak perlu repot mengatur buku untuk di bawa, sebab Azoya memasukkan semua di dalam tasnya. Sementara buku paket bebannya cukup berat dia tinggal di kolong laci meja, pintar, kan, cara berpikirnya?
"Ma! Aku berangkat! Gak perlu di angkat!" pamit Azoya.
Malvia yang berada di belakang menyahut, "Hati-hati ketemu ABG. Pepet jangan lari."
"Sipp! Zo, udah sedia siapin geregaji! Tapi, dalam mimpi!"
Suara deru motor menyala dari luar membuat Azoya mempercepat larinya, dengan gerakan terburu-buru dia membuka gerbang dan menampakan Juni yang sendari tadi ternyata sudah menunggu. Cowok itu duduk santai di atas motornya, menoleh ke Azoya.
"Juni pakai motor lagi?" tanya Azoya basa-basi.
"Kan, loh yang mau," jawab Juni turun dari motornya. Cowok itu mendekatkan dirinya menghimpit Azoya, hingga cewek itu beberapa kali mengerjapkan matanya binggung bereaksi seperti apa.
Dahi Juni mengkerut. "Loh gak punya bando?"
"Ada di dalam tas." Azoya meregoh tas lalu memperlihatkannya. "Nih, liat! Bagus, kan? Lumba-lumba gambarnya!"
"Siniin."
"Buat apa Juni? Loh mau cosplay jadi banci? Ih, jangan! Sekolah kita kekurangan cowok tampan yang normal! Tar, tenar lagi si Jukipli!"
Juni mengabaikan. Ia menyibak rambut cewek itu perlahan, agak berantakan hingga cukup lama merapikan mengunakan jemarinya. Sementara Azoya menahan nafas tanpa sadar, aroma maskulin yang mengular dari balik seragam cowok itu membuatnya gugup di tempatnya.
Juni tersenyum sesaat menjepit bando itu di antara kepala Azoya, dirasa sudah selesai Juni memundurkan langkah dan segala kembali naik ke motornya.
"Zo," panggil Juni.
KAMU SEDANG MEMBACA
STOP SINGLE(Tahap Revisi)
Teen Fiction"Jomblo itu kenyataan bukan keinginan." Saat memasuki masa remaja, Azoya bertekad untuk berhenti dari status jomblo. Yang jadi masalah, meskipun hati dapat menerima siapa saja asal tampan dan enak dipandang, tidak ada satupun cowok yang mendekat ber...