67. Pilih untuk Juni
****
"Juni bisa bicara sebentar?"
Azoya tak mampu menahan diri untuk tetap diam seolah tak ada apapun. Ia tidak bisa tenang memendam suatu hal, cewek itu harus tahu penjelasan dari mulut Juni sendiri. Bukan dari potret yang di ambil oleh orang asing secara tak sengaja atau hanya karna melihat cowok itu berjalan berdua.
Mata Juni sedikit melebar saat mendapati Azoya sekarang ini berada di kelasnya, tak menghiraukan tatapan tanya para Kaka kelasnya cewek nyelonong masuk dan langsung menghampiri ke meja cowok tersebut.
"Kita bisa keluar gak? Ngapain jam istirahat lama-lama di dalam kelas? Seingat gue loh gak sefantik itu buat terus belajar, kan?" Azoya hendak meraih tangan Juni, tetapi cowok lebih dulu menjauhkan tangannya.
Juni mengangkat kepalanya, bersitatap dengan manik mata Azoya. "Gue lagi pengen sendiri, Zo. Bisa pergi untuk kali ini?"
"Loh usir gue? Apa yang loh rasain Juni? Loh kenapa-kenapa jadi aneh gini?" tanya Azoya berturut-turut tanpa berhenti. "April moon udah lewat tau! Ulang tahun gue juga udah di rayain tahun lalu! Gak perlu pura-pura lagi, gue udah cemburu!"
"Mending loh keluar dari sini. Jadi bahan ledekan nanti," usir Juni secara halus.
"Gue gak peduli!"
"Tolong ngerti gue. Gue gak suka tebar sensasi."
"Tapi, gue perlu penjelasan Juni!"
"Udah gue bilang. Gue pengen sendiri," bantah Juni.
"Tadi gue liat loh sama Lucia? Deket banget, yah? Foto-foto itu bener gak? Bilang cuma editan bisa? Juni kenapa bisa sering ketemu sama dia? Emang kebetulan bisa segitunya? Gue pikir engga juga," cerca Azoya mengeluarkan semua kegelisahannya.
"Loh juga sering jalan sama Kenes. Gue gak mempersalahin, kan? Loh akrab sama dia, loh curhatan sama dia, mampir ke rumah dia. Gue sama sekali gak marah." Juni memutar balikkan keadaan.
Azoya tak percaya mendengar penuturan Juni. "Loh kenapa mikir gitu? Gue sama dia cuma temen. Gak ada perasaan tertentu."
"Itu juga jawaban gue atas pertanyaan loh."
"Tapi, kenapa gue ngerasa kalau bukan itu?" jawab Azoya membuat Juni terdiam.
Juni menarik pergelangan tangan Azoya sambil melangkah lebar ke keluar. Seluruh pasangan mata terlihat mencuri-curi pandang ke arah mereka, seolah perbicangan saat ini ada tonton tersendiri untuk beberapa murid itu. Terlebih gosip kedekatan Juni bersama Lucia menguak ke sosmed. Mereka sempat beranggapan Juni putus dengan adik kelasnya itu.
Juni sebenarnya juga tahu dari Rain dan Rio. Dia lebih memilih menghindar alih-alih menjelaskan.
Juni menghentikan langkah mereka saat berada depan tangan. Di sana cukup sepi. "Loh ngeraguin gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
STOP SINGLE(Tahap Revisi)
Ficção Adolescente"Jomblo itu kenyataan bukan keinginan." Saat memasuki masa remaja, Azoya bertekad untuk berhenti dari status jomblo. Yang jadi masalah, meskipun hati dapat menerima siapa saja asal tampan dan enak dipandang, tidak ada satupun cowok yang mendekat ber...