Part 9

4.7K 119 0
                                    

"Jauhin tangan kotor lo, dari istri gue!" marah Jidan.

"Istri sama suami, ternyata sama ya. Sama-sama emosian," ujar Zayyan.

"Gak usah banyak bacot!" Jidan menghajar Zayyan, mereka berdua kini berkelahi. Begitupun dengan yang lainnya.

Bugh! Bugh! Bugh!

Pukulan demi pukulan mendarat pada anggota tubuh Jidan. Pukulan keras dari Zayyan berhasil membuatnya tersungkur ke belakang.

"Cuman segini kemampuan ketua Orion? Yang bener aja, rugi dong! Hahaha!" Zayyan tertawa terbahak-bahak, puas melihat Jidan yang kalah olehnya.

"Hiyya!" Jidan bangkit dan berkelahi kembali dengan Zayyan.

Wiu! Wiu! Wiu! Wiu!

Suara sirine mobil polisi terdengar keras disekitar sana. Zayyan yang hampir menghabisi Jidan seketika berhenti setelah mendengar sirine itu.

"Cabut!" perintah Zayyan.

Geng Life or Death segera pergi berhamburan dengan motor mereka.

"Huh! Sama polisi, takut kalian semua!"

"Cemen!"

"Ohok! Ohok!" Jidan memegangi perutnya yang terasa sakit karena terus dipukul oleh Zayyan.

Ternyata, suara itu berasal dari handphone milik Shella. Ia sengaja, agar perkelahian itu segera berhenti, dan benar saja, mereka langsung kabur.

Shella segera berlari menghampiri Jidan yang sudah babak belur akibat ulah Zayyan.

"Jidan, kamu gak papa 'kan?" Shella terlihat khawatir dengan kondisi Jidan sekarang.

Di wajah Jidan, terdapat memar-memar, yang pastinya itu sakit sekali rasanya.

"Muka kamu memar-memar, kita ke rumah sakit ya," ucap Shella dengan menyentuh memar di wajah Jidan.

"Aw! Sakit!" ringis Jidan saat jari Shella menyentuh memar diwajahnya.

"Tuh 'kan! Ayo kita ke rumah sakit sekarang, luka kamu parah banget!"

Shella mencoba membantu Jidan untuk bangun, bobot tubuh Jidan cukup berat membuat dirinya terjatuh dan tak sengaja menindih tubuh Jidan.

Mata Shella melotot, deru napas Jidan sampai terasa saat mereka dekat. Para anggota Orion Universe hanya mengulum senyum melihat ketuanya sekarang.

"Kenapa Shella jadi beda sekarang? Perasaan tadi enggak deh," batin Jidan.

"Ekhem! Jidan, lo bisa pulang sekarang dan lanjutinnya nanti dirumah, jangan disini," ucap Naufal.

Shella segera bangun dan merapikan pakaiannya, "Maaf, tadi gak sengaja."

"Gak sengaja... badan gue makin sakit-sakit gara-gara lo!" marah Jidan.

"Astaga, malu banget diliatin sama mereka semua. Gak pengen lagi deh kesini lagi, kepalang malu," batin Shella.

Anggota Orion Universe tertawa kecil melihat wajah Shella yang seperti kepiting rebus.

"Di sini ada kotak P3K nggak?" tanya Shella pada teman-teman Jidan.

"Ada, bentar," jawab Malik, ia pergi kedalam dan mengambil kotaknya. Tak lama, ia pun kembali dengan kotak ditangannya.

"Makasih."

Shella menarik tangan Jidan agar lelaki itu bangun.

"Lo budeg? Gue 'kan bilang, badan gue pada sakit-sakit, gue gak bisa bangun lah!" marah Jidan

Leo dan Malik datang dan memapah Jidan dan membawanya duduk di drum bekas minyak.

Shella meneteskan obat Betadine pada kapas, lalu menempelkannya pada memar-memar di wajah Jidan.

"Aw! Aw!" erang Jidan dengan keras saat obat itu bekerja.

"Tahan, gak bakal lama kok," ucap Shella.

"Tahan, tahan. Sakit nih!" oceh Jidan.

Tak segan-segan Shella menekannya dengan keras.

"Lo niat gak sih obatinnya? Kalo gak niat, gak usah dipaksain," kesal Jidan.

"Kamu ngoceh lagi aku bakal lebih parah dari ini, mau?" ancam Shella.

"Iya-iya." Jidan pasrah.

"Lebay banget sih lo, Dan," sahut Malik.

Jidan menatapnya dengan tajam, membuat senyum Malik sirna.

"Maksud gue, obatnya lebay," ucap Malik dengan senyum lebar.

Zayyan benar-benar membuat tubuh Jidan hampir remuk. Semua bagian tubuhnya memar karena ulahnya.

"Awas aja lo, gue bakal bales semua perbuatan lo." Jidan bertekad akan membalas semua perbuatan Zayyan.

"Lebih baik kalian pulang aja. Lo juga, perlu istirahat, Dan. Badan lo hampir remuk gara-gara si Zayyan," usul Naufal.

Akhirnya mereka pun memutuskan untuk pulang. Shella memapah Jidan untuk berjalan.

"Ini kenapa wajah Jidan memar-memar gini?" tanya Dania.

"Mama pasti bakal marah kalo tahu yang sebenarnya," batin Shella.

"Jidan, jangan-jangan kamu berkelahi sama anak motor yang lain, iya?" tebak Dania.

"Enggak kok, tadi Jidan itu selamatin aku dari preman. Mama tahu? Jidan dikeroyok sama mereka, dan sekarang muka dia memar-memar kayak gini," jelas Shella.

"Shella bohong sama Mama?" batin Jidan tak percaya, jika Shella berbohong demi dirinya.

"Aku minta maaf ya, Sayang. Gara-gara aku, kamu jadi terluka kayak gini." Shella menatap lekat Jidan.

"Apa-apaan ini?"

"Kamu buruan urus Jidan sekarang, dan suruh dia istirahat, ya," titah Dania.

"Iya, Ma."

***

"Maksud lo apaan tadi?" tanya Jidan.

"Yang tadi yang mana?" tanya Shella.

"Yang... yang sayang tadi, maksud lo apaan panggil gue dengan sebutan itu?"

"Oh, yang itu... gak ada maksud apa-apa kok. Baper, ya?" goda Shella.

"Baper? Gak usah geer, gue gak akan pernah suka sama lo, dan jangan harap gue suka sama lo. Inget itu!" tegas Jidan.

"Gak berharap juga kok," timpal Shella.

"Gila nih cewek, arogan banget," batin Jidan.

Tinggalkan jejak, makasih!
Shella, awas kena karma! 😆

Dijodohkan dengan Ketua Geng [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang