Part 37

2.9K 66 0
                                    

Shella langsung pergi pulang. Sementara Jidan, ia pergi ke basecamp. Karena tempat itulah ia bisa merasa tenang, jika pulang juga tak ada gunanya. Shella masih marah dengannya, ia tak bisa melupakan apa-apa.

"Udah, Dan... gak usah sedih gitu. Nyokap sama bokap lo udah bahagia di atas sana, seharusnya lo juga bahagia," ujar Marvel mencoba menghibur ketuanya yang masih saja sedih.

"Vel, Shella bilang sama gue, katanya... yang celakain nyokap gue itu anak motor," ujar Jidan.

"Anak motor?" kaget Orion serempak.

"Iya. Baju mereka serba hitam, dan motornya itu warna oranye," jawab Jidan.

"Itu 'kan gengnya si Zayyan!" sahut Naufal.

"Motor si Zayyan 'kan bukan oranye, tapi merah," sangkal Leo.

"Bisa aja 'kan dia pake motor lain biar gak ada yang curigain dia, dia 'kan licik," timpal Naufal.

"Kalo emang iya, si Zayyan yang udah lakuin itu... gue gak bakalan maafin dia," ucap Jidan bertekad.

"Dan, tapi lo jangan simpulin dulu, belum tentu itu dia, siapa tahu 'kan geng lain," sahut Marvel.

"Belum tentu gimana? Cuman gengnya si Zayyan yang iri sama gue, gue yakin... dia sengaja celakain nyokap gue, karena dia iri sama gue," sangkal Jidan.

Malam harinya, Jidan masih belum pulang. Shella merasa gelisah karena suaminya belum datang juga, ia takut jika lelaki itu berbuat nekat karena sedih dengan kepergian ibunya.

Gadis itu teringat dengan kata-kata mendiang ibu mertuanya, ia berkata jika Jidan sedang sedih, beri saja ia buah melon. Maka Jidan tak akan sedih ataupun marah lagi.

Ia mengambil satu buah melon dan mulai memotong-motongnya. Namun, pisau itu tiba-tiba mengenai jarinya, membuat jarinya terluka.

"Ah!" Shella menjatuhkan pisau itu dan memeriksa jarinya, darah segar keluar dari jari kecil itu.

Segera ia cuci dengan air di wastafel, dan melanjutkan aktivitasnya. Setelah selesai dipotong-potong, lalu ia tata di piring dengan cantik, sebagian ia buat jus juga.

"Semoga Jidan suka sama hidangan yang aku buat ini," harap Shella, ia begitu kagum dengan hidangan yang ia buat itu.

***

Jidan pulang ke rumah, matanya langsung teralihkan saat melihat hidangan buah melon yang terhidang di atas meja makan. Matanya langsung berbinar, ia berlari ke arah kursi dan duduk di sana, ia langsung memakan potongan buah melon di piring itu dan meminum jusnya juga.

Rasanya, ia seperti kembali ke masa kecilnya. Biasanya, ibunya itu akan membuat hidangan ini, saat ia merasa sedih atau marah.

Dania tak salah menjodohkan Jidan dengan Shella. Shella gadis yang begitu baik, meskipun ia sedang sakit hati padanya, tetapi ia tetap mempedulikan perasaannya.

Jidan masuk ke kamar. Shella tertidur dengan pulas di sana, ia tersenyum melihat wajah istrinya yang sedang tertidur. Rasanya begitu damai dan tenang, semua masalah terasa hilang begitu saja.

"Ashell, maafin Aa. Aa selalu sakitin Ashell, Aa selalu bikin Ashell sakit hati dan kecewa."

"Mulai sekarang, gue bakalan berusaha berubah buat gue, lo, kita. Gue bakalan berusaha juga buat bahagiain lo."

Keesokkan harinya...

"Yan, gue masak banyak hari ini, dicoba ya." Rachel mengambilkan piring untuk Zayyan.

"Lo bisa masak?" tanya Zayyan merasa aneh jika seorang Rachel bisa memasak. Secara 'kan, Rachel seorang anak motor, aneh jika ia pintar di dapur.

"Lo ngeremehin gue?" Rachel menatap tajam Zayyan.

Dijodohkan dengan Ketua Geng [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang