Part 41

2.8K 62 1
                                    

Shella sudah sampai di basecamp Orion dengan membawa jus melon di tangannya. Saat ia sampai, di sana sudah terjadi perkelahian lagi. Padahal baru saja gengnya Jidan itu berkelahi kemarin, dan sekarang mereka berkelahi lagi.

"Lo ngapain ke tempat kayak gini?" tanya Fauzan melihat tempat rongsokan itu.

"Aku harus pergi sekarang!" Shella berlari menghampiri Jidan yang sedang berkelahi.

"Woy, bahaya!" teriak Fauzan ketika Shella berlari ke arah perkelahian sesama antara geng motor. Ia segera menyusulnya.

Saat Jidan hendak memukul wajah Devan, Shella keburu datang dan menghentikannya.

"Stop!"

"Shella?" Keduanya kaget melihat kehadiran Shella di sana.

Fauzan menatap heran, mengapa Shella bergabung dengan anak geng motor? Padahal dalam segi penampilannya gadis itu terlihat seperti gadis baik-baik bukan berandalan.

"Jidan, ngapain kamu berantem lagi sih?" tanya Shella.

"Shella, dia harus dapet pelajaran. Dia dulu udah hina gue sama lo, dengan bilang gue anak berandalan. Dan sekarang... see, dia juga gak jauh beda sama gue," adu Jidan.

Shella menoleh pada Devan, ia terkejut melihat penampilan Devan sekarang. Lelaki bak CEO itu tiba-tiba saja berubah menjadi seperti anak berandalan.

"Jidan? Kenapa Shella bisa sama dia?" gumam Fauzan melihat Jidan yang sedang berbincang dengan Jidan.

"Gue harus buru-buru pergi dari sini, sebelum dia liat gue." Fauzan segera pergi dengan mobil balapnya.

"Munafik banget dia," imbuh Jidan.

"Devan, kamu?"

"Iya, gue selama ini anak motor, mau apa lo?" tanya Devan nyolot.

"Gak usah nyolot kali!" sahut Jidan tak terima ketika Devan berbicara dengan nada tinggi pada Shella.

"Gue nanya sama siapa, yang jawab siapa, stress kali ya, lo?" ejek Devan.

Jidan langsung emosi, ia hendak menghajar Devan lagi, tetapi Shella melarangnya kali ini.

"Jidan, udah. Kamu jangan berantem lagi sama Devan," tegur Shella.

"Tapi, dia nyolot sama lo. Gue gak terima dia perlakuin lo kayak gitu. Cuman gue yang bisa gitu sama lo," timpal Jidan.

"Lah, aneh banget. Emang apa bedanya?" batin Shella.

"Shella, gue perlu bicara berdua sama lo," ujar Devan.

"Gak bisa!" larang Jidan.

"Gue mau bicara sama Shella, bukan sama lo. Lo budeg apa gimana?" sungut Devan.

"Lo budeg juga? Gue bilang gak bisa, Shella gak bisa bicara berdua sama lo," balas Jidan.

"Ngeselin ya, lo!"

"Jidan, udah-udah. Biar aku bicara sama dia, kamu tunggu di sini, jangan kejar aku."

"Kamu pegang ini dulu." Shella memberikan satu kantong berisi minuman pada Jidan lalu pergi dengan Devan.

Mereka berdua pergi rada jauh dari mereka untuk berbicara empat mata.

"Jadi, kamu mau bicara apa sama aku?" tanya Shella.

"Gue mau kita balikan lagi kayak dulu," celetuk Devan.

"Balikan?" beo Shella.

"Iya."

"Gue tadinya mau ajak si Jidan itu balapan, karena gue mau minta lo dari dia. Tapi, ternyata lo dateng sendiri," ungkap Devan.

Devan yang ini sungguh berbeda dengan Devan yang dulu menjadi pacarnya Shella.

Dijodohkan dengan Ketua Geng [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang