Di kamar, Jidan melepas jaketnya dan meletakkannya di sofa. Ia menjatuhkan tubuhnya di sana.
"Astaga, capek banget hari ini."
Matanya mulai terpejam melepaskan rasa lelahnya dengan tidur.
Ceklek!
Shella masuk ke kamar dan melihat Jidan sudah tertidur di sofa, bahkan lelaki itu belum bersih-bersih, jorok sekali.
"Dia jorok banget sih, belum bersih-bersih udah main tidur aja," gerutu Shella.
Jidan tertidur sangat pulas hingga ia tak sadar jika dari tadi Shella terus mengomeli dirinya.
Keesokan harinya...
Jidan bangun dan meregangkan semua otot-ototnya, "Jir, sakit-sakit badan gue."
Ia melihat selimut yang berada dihadapannya, "Siapa yang kasih gue selimut?"
***
"Ma, aku 'kan udah bilang sama Mama, aku gak punya uang." Shella.
"Shella, kamu 'kan punya suami yang kaya, minta aja lah sama dia." Sasha.
Pagi-pagi Sasha sudah menelpon Shella hanya untuk meminta uang untuk arisan.
"Ma, aku gak mau minta-minta sama dia, aku juga gak mau dicap matre sama keluarganya." Shella.
"Mama cuma minta uang, pelit banget!" Sasha menutup telponnya secara sepihak.
"Huh, aku gak mungkin minta uang sama Jidan ataupun Mama, tapi kalo enggak Mama bakalan marah sama aku dan aku bisa-bisa jadi anak durhaka karena gak nurutin kemauannya." Shella bimbang.
"Kenapa?" Suara itu membuat tubuh Shella terkejut.
Jidan datang ke dapur untuk mencari minuman.
"Enggak," jawab Shella gugup.
"Hari ini gue bakal ke basecamp, jadi lo harus ikut!" ucap Jidan, lalu ia meneguk air dari gelasnya.
"Ke basecamp lagi?"
Jidan mengangguk, "Kenapa? Gak mau?"
"Gimana ya, bukannya gak mau, tapi... aku gak mau kalo disana ada pacar kamu lagi. Aku gak mau jadi kambing conge," ungkap Shella.
"Kambing conge?" Shella mengangguk.
Jidan tertawa kecil mendengar penuturan dari Shella, "Lo lupa ya? Gue 'kan udah putus sama dia, dan lo juga ada disana waktu gue putusin dia."
"Ya... 'kan bisa aja kalo dia datang lagi dan kalian balikan," ucap Shella samar namun masih bisa didengar jelas oleh Jidan.
"Kalo gue balikan emang kenapa?" tanya Jidan.
"Duh! Kok aku bisa ngomong gitu sih barusan? Pasti dia nyangkanya aku suka lagi sama dia, nyatanya iya lagi!" batin Shella.
"Ya kamu masa gak malu sih udah nikah masih aja pacaran sama perempuan lain?"
"Hak-hak gue dong! Mau pacaran sama siapapun juga."
"Atau jangan-jangan lo suka ya sama gue?" tebak Jidan.
"Lebih baik aku jujur aja deh sama perasaan aku sekarang ini, daripada terus dipendem yang ada sakit hati aku," batin Shella.
"Emm, sebenernya aku... aku..." Ucapan Shella terus menggantung.
"Aku suka sama kamu, dan aku gak suka kamu pacaran atau jalan, atau semacamnya deh sama perempuan lain. Aku juga gak tahu kenapa tiba-tiba aja aku suka sama kamu," papar Shella.
"Gue 'kan pernah bilang sama lo, jangan pernah suka sama gue. Apa kurang jelas?!"
"Lebih baik lo kubur dalem-dalem perasaan lo itu, karena gue gak akan pernah bales perasaan lo!" tegas Jidan.
"Iya. Maaf karena gak bisa kontrol perasaan aku ke kamu. Permisi," pamit Shella lalu pergi setelah cintanya ditolak.
Drrt! Drrt!
Handphone Shella bergetar, sepertinya handphonenya itu tertinggal di dapur. Jidan mengambilnya dan mengangkat telpon itu.
"Shella, kamu yakin gak kirim uang itu buat Mama? Kamu 'kan tahu Mama harus ikutan arisan, Mama malu dong sama temen-temen Mama!"
Tut!
Jidan langsung mematikan telponnya, "Nyokap nya bener-bener matre!"
Lalu Jidan mentransfer sejumlah uang pada mertuanya lewat handphone Shella tanpa Shella ketahui.
Pagi ini, Rachel dan Black Angel datang lagi ke basecamp Orion Universe. Tujuan mereka ialah mengajak Jidan balapan lagi.
Rachel benar-benar tidak kapok atas balapannya yang kemarin malam, dia tetap bersikeras mengajak Jidan balapan.
"Pokoknya, gue gak bakalan pergi sebelum ketua lo itu menang lawan gue balapan," ucap Rachel kekeuh.
"Heh, lo itu udah kalah kemarin sama Jidan. Ngapain sih lo ngajak dia balapan lagi?" tanya Radit.
"Urusan gue belum selesai sama dia!" jawab Rachel.
"Lo suka ya sama dia? Makanya lo terus dateng kesini dan ajak dia balapan, dan lo terus bilang lo ada urusan sama dia nyatanya, kalian itu gak pernah kenal, punya urusan apa coba?" sahut Naufal membuat Rachel terdiam sejenak.
Tinggalkan jejak, makasih!
Jangan lupa vote ya 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohkan dengan Ketua Geng [END]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA, KALO UDAH BACA, JANGAN LUPA VOTE, ANGGAP AJA SEBAGAI PENGHARGAAN BUAT HASIL MIKIR, MAKASIH! Shella, seorang gadis yang pintar, mandiri, jauh dari pergaulan bebas. Tiba-tiba saja, ia dijodohkan oleh Ibunya dengan lelaki yang suka...