Part 12

4.1K 102 0
                                    

***

"Ternyata... lo sama aja ya, sama cewek-cewek diluaran sana," ujar Jidan saat sedang berjalan pulang dengan Shella.

"Sama?" Shella menoleh ke arahnya.

"Sama dari segi mana?"

Jidan mengehentikan langkahnya, ia menatap dalam mata Shella.

"Lo, sama ibu lo itu, sama-sama matre!"

Deg!

Shella terkejut dengan perkataan Jidan.

"Kalian tega ya. Nyokap gue udah baik sama keluarga lo, dan lo malah manfaatin kebaikannya doang. Gue gak habis pikir sama jalan pikiran lo ini," ujar Jidan berhasil membuat Shella sakit hati.

Mata Shella langsung berkaca-kaca setelah mendengar makian itu.

"Lo gak usah sok paling tersakiti, jelas-jelas nyokap gue yang paling tersakiti."

"Jangan harap gue bisa ketipu sama air mata lo itu. Gue tahu kok, lo cuman drama didepan gue, supaya gue empati sama lo. Jangan harap!" Setelah mengatakan itu Jidan langsung saja pergi.

"Bener dugaan aku, dia bakalan cap aku perempuan matre setelah dia liat penampilan Mama sekarang," monolog Shella, ia menghapus air matanya yang tadi sudah turun dari pelupuk matanya.

"Dasar cewek matre, keluarga matre!"

Jidan terus mengumpat selama perjalanannya. Lalu handphonenya berbunyi, ada sebuah pesan masuk ke handphonenya.

Ia merogoh saku jaketnya dan membuka pesan itu.

"Ayo ketemu. Aku udah kangen nih sama kamu!"

Jidan tersenyum membaca pesan tersebut, pesan itu dikirim dari nomor Anna, itulah mengapa ia tersenyum.

"Pagi-pagi juga, udah kangen aja," gumam Jidan.

Geng Life or Death sedang motor-motoran dijalanan, lalu Raja, salah satu anggotanya tak sengaja melihat ayah Zayyan sedang bersama seorang gadis.

"Yan, Yan!" panggilnya.

"Apaan?" tanya Zayyan memberhentikan motornya karena Raja memanggilnya.

"Itu bokap lo 'kan?" Zayyan menoleh kearah yang ditujukan oleh Raja.

"Eh iya, kok dia sama pacarnya si Orion itu sih?" sahut Lian.

"Apa jangan-jangan..." Zayyan menatap tajam.

***

"Ini Om-om kenapa kesini sih? Gue 'kan mau ketemuan sama Jidan, kalo Jidan tahu dia ada di sini, kita bisa putus," umpat Anna dalam hatinya.

"Anna, saya tahu kamu masih muda. Tapi, ini adalah satu-satunya cara agar kita bisa bersama dan tak terpisah lagi," ucap Farhan menggenggam tangan Anna.

"Om, bukannya aku gak mau, tapi... aku belum siap buat nikah. Kalo anak Om gak terima aku gimana?" tanya Anna terus mencari-cari alasan agar ia tak menikah dengan Farhan.

Alasan Anna sejak awal adalah uang Farhan, ia tak benar-benar mencintai Farhan. Hatinya hanyalah milik Jidan seutuhnya.

"Papa apa-apaan sih?!" Zayyan tiba-tiba datang dan melepas genggaman tangan Farhan pada Anna.

"Zayyan?" kaget Farhan melihat anaknya berada disana.

"Apa, kaget?"

"Lho, kok Zayyan panggil Om Farhan Papa? Apa jangan-jangan dia anaknya Om Farhan?" batin Anna.

"Kalo gini, bakalan rame," ucap Danang.

"Lo juga, ngapain di sini hah?!" bentak Zayyan pada Anna.

"Gue... gue..." jawab Anna menggantung.

Dijodohkan dengan Ketua Geng [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang