Part 45

2.4K 55 1
                                    

"Jidan!" Lea berlari ke arah Jidan dan langsung memeluknya dengan erat.

Seketika hati Shella langsung hancur melihat suaminya dipeluk oleh wanita lain. Ia menggigit bibir bawahnya, menahan tangis yang hampir jatuh.

"Lo apaan sih?" Jidan melepas pelukan Lea secara paksa.

"Lea, biar aku anter ke kamar kamu, biar kamu sama bayi kamu bisa istirahat," ujar Shella ramah.

"Iya."

***

"Ini kamar kamu, kalo kamu butuh apa-apa panggil aku aja," ujar Shella setelah sampai di kamar untuk Lea.

"Makasih ya."

"Iya."

"Ya udah, aku permisi. Istirahat yang cukup ya," pamit Shella.

"Iya."

Saat ia sudah turun dari tangga, Jidan menatapnya dengan perasaan menyesal. Tetapi, ia hiraukan tatapan itu, ia tak peduli lagi dan melengos pergi ke kamar.

Blugh!

Shella menutup pintu dengan keras dan bersandar pada pintu.

Hiks! Hiks!

"Kenapa Jidan bisa tega sama aku? Aku salah apa? Aku udah berusaha semampu aku buat maafin segala kesalahannya, tapi kenapa dia khianatin aku?"

Tok! Tok! Tok!

"Shell, bukan pintunya. Gue mau ngomong sama lo." Jidan mengetuk pintu, meminta Shella untuk membukanya.

Shella menghapus air matanya dan membuka pintunya.

"Lo nangis?"

"Gak."

"Itu mata lo sembab," sangkal Jidan. Ia hendak menghapus air mata itu, tetapi dengan cepat Shella menghindar.

"Ini gak seperti yang lo pikirin. Gue sama sekali gak kenal sama dia, percaya deh..."

"Gak kenal gimana? Dia tahu nama lengkap kamu, dia juga tahu alamat rumah kamu!"

"Gue minta maaf, gue salah. Tapi, gue bener-bener gak kenal sama dia," ujar Jidan dengan tulus.

"Aku bosen maafin kamu. Setiap aku maafin kamu, kamu selalu kecewain aku!" tangis Shella kini mulai pecah.

"Gue minta maaf..." Jidan berlutut memohon maaf pada Shella.

"Please dengerin penjelasan gue. Gue dipaksa nikah sama dia, gue difitnah. Kalo gue gak nikahin dia, dia bakalan bilang ke semua orang kalo gue udah lecehin dan gak mau tanggung jawab," ungkap Jidan, dan Shella sama sekali tak menatapnya

Gadis itu tak peduli dengan penjelasan yang dilontarkan oleh Jidan. Ia terlanjur sakit hati karenanya.

"Ashell..." lirih Jidan sambil memegang kedua tangan Shella, agar gadis itu mau menatapnya dan melihat permohonan maaf tulus darinya.

Namun, sia-sia saja. Shella masih memalingkan wajahnya tak merubah apapun. Ia hapus air mata yang mulai mengalir dari pelupuk matanya.

"Ashell... please maafin, Aa. Aa bener-bener gak ada niatan duain kamu, Aa dipaksa nikah sama dia, sumpah!" bujuk Jidan.

Meski sudah dibujuk dengan cara apapun, Shella masih tetap dengan pendiriannya. Jidan pasrah, ia sudah tak bisa melakukan apapun lagi, Shella tak akan bisa memaafkan dirinya.

Jidan bangun dari lututannya, "Aa ngerti, Ashell pasti kecewa banget sama Aa. Gak ada gunanya juga, Aa di sini, Ashell juga sama sekali gak peduli sama penjelasan dan permintaan dari Aa."

Dijodohkan dengan Ketua Geng [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang