Part 7

4.9K 102 0
                                    

Keesokan harinya, Jidan hendak pergi ke basecampnya, menemui anggota-anggotanya.

"Mau kemana kamu? Mau pergi sama geng kamu itu?" tanya Dania.

"Iya, Ma," jawab Jidan.

"Mama mau tanya, gunanya kamu nongkrong-nongkrong disana tuh apa sih?" tanya Dania menyilangkan kedua tangannya.

"Ya, aku mau nikmatin masa muda aku dengan kumpul-kumpul sama mereka," jawab Jidan.

"Ajak Shella sekarang," suruh Dania.

"Ajak Shella? Ngapain aku bawa-bawa dia?" tanya Jidan.

"Biar kamu gak ketemu sama mantan pacar kamu itu," jawab Dania.

"Mama gak percaya sama aku? Aku 'kan udah bilang sama Mama, aku udah putus sama dia. Jadi, aku gak mungkin ketemuan lagi sama dia," jelas Jidan.

"Iya, Mama gak percaya, makanya Mama mau Shella ikut sama kamu," timpal Dania.

"Haduh, kalo Shella ikut dia bisa tahu kalo di basecamp ada Anna. Kalo dia ngadu ke Mama gimana?" batin Jidan.

"Kenapa diem? Kalo kamu gak ajak dia, berarti kamu juga gak boleh keluar," ujar Dania.

Blugh!

Jidan membuka pintu dengan keras.

"Lo siap-siap sekarang," suruh Jidan.

"Mau kemana emang?" tanya Shella.

"Lo bisa gak sih, gak usah banyak nanya?"

"Lo siap-siap abis itu ikut gue pergi," ucap Jidan.

Shella pun bersiap-siap sesuai perintah dari Jidan.

Dania tersenyum puas saat melihat anak dan menantunya itu hendak pergi.

"Shella, jagain ya suami kamu ini. Takutnya dia pergi sama perempuan lain, kalo dia berani macem-macem, lapor aja sama Mama, oke?"

"Yaudah, Ma. Kita berangkat sekarang." Jidan dan Shella bersalaman dengan Dania, lalu pergi.

Beberapa menit kemudian. Alis Shella naik sebelah, mengapa Jidan membawa dirinya ke tempat rongsokan seperti ini?

Atau ini bukan tempat rongsokan, melainkan geng motornya?

Jidan membuka helmnya dan hendak pergi, tapi Shella menarik tangannya.

"Kita kenapa kesini?" tanya Shella.

Tinggalkan jejak, makasih!

Dijodohkan dengan Ketua Geng [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang