Part 10

3.4K 77 0
                                    

***

"Maaf aku telat, Om." Anna menundukkan kepalanya memohon maaf.

"Kamu darimana saja, Anna? Saya sudah tunggu kamu dari tadi," tanya Farhan.

Farhan, seorang lelaki berusia tiga puluh delapan tahun yang sudah lama melajang karena ditinggal istrinya.

Ia dan Anna sudah lumayan lama menjalin hubungan. Mereka pertama kali bertemu saat Anna dijambret oleh preman. Dan saat itulah, mereka mulai dekat hingga sekarang.

"Aku 'kan minta maaf, Om." Anna meraih tangan Farhan.

"Baik, saya maafkan kamu. Tapi, ada syaratnya," ucap Farhan.

"Syaratnya apa, Om?" tanya Anna.

"Temenin saya malam ini kerja, saya lembur, dan saya ingin kamu temani saya lembur," jelas Farhan.

"Banyak maunya ya nih Om-om, kalo aja dia gak tajir, gue gak bakal mau jual diri kek gini," batin Anna.

"Mau?"

"Tenang, saya akan bayar kamu kok."

"Iya, aku mau, Om." Anna tersenyum lalu mencium pipi Farhan.

Tengah malam, Jidan tak bisa tidur. Padahal ia sudah sangat lelah dan ingin tidur. Ia menoleh ke sampingnya, disana Shella sudah tertidur pulas.

"Pules banget dia tidur."

Tiba-tiba saja, hatinya terasa tenang, damai, dan tentram kala melihat wajah istrinya.

"Dia, galak-galak juga baik."

"Astaga! Apaan sih? Gue gak boleh terpengaruh, Jidan, lo 'kan udah ada Anna, lo harus setia sama dia!" Jidan kembali memalingkan wajahnya dan menghadap tembok.

Tetapi, hatinya itu tak bisa berbohong. Ia ingin sekali melihat terus wajahnya.

Keesokan harinya.

"Muka lo kenapa, memar-memar kayak gitu?" tanya Mahen melihat wajah adiknya penuh lebam.

"Kemaren gue dikeroyok sama preman-preman," jawab Jidan.

"Siapa yang menang?" tanya Mahen.

"Ya, gue lah. Siapa lagi coba yang bisa menang selain gue?" jawab Jidan dengan bangga. Nyatanya, ia kalah dihajar oleh Zayyan kemarin.

"Kirain gue lo kalah. Tapi, lo malu sih kalo kalah," seru Mahen.

"Kenapa tuh?"

"Masa, ketua geng Orion Universe kalah sama preman-preman, 'kan gak lucu!" jawab Mahen. Jidan hanya diam menahan malu, atas kekalahannya.

Hari ini, Shella berniat untuk berkunjung ke rumah Sasha. Sudah lama, ia tidak pergi ke sana, ia ingin tahu kabar ibunya sekarang, setelah ia tinggal di rumah Jidan.

"Shella, mau kemana?" tanya Mahen melihat Shella hendak pergi dan satu rantang ditangannya.

"Aku mau ke rumah Mama," jawab Shella.

"Kak Mahen mau titip sesuatu?"

"Kamu perginya sendiri atau dijemput?" tanya Mahen.

Tinggalkan jejak, makasih!

Dijodohkan dengan Ketua Geng [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang