Part 34

3.1K 64 1
                                    

Shella melamun sambil berjalan, ia tak percaya jika Jidan akan menerima syarat itu. Mengapa dia begitu tega, bagaimana jika nanti ia kalah dan meninggalkan dirinya?

Jidan mengejarnya, ia menarik tangan Shella agar gadis itu berhenti berjalan.

"Jidan?"

"Lo kenapa pergi gitu aja?" tanya Jidan.

"Kamu kenapa ke sini? Kamu harus balapan 'kan sama Rachel? Jadi, sekarang kamu pergi sana," usir Shella.

"Gue gak bakal balapan lagi sama Rachel," ujar Jidan menumpuk tangannya dengan tangan Shella.

"Aku gak percaya."

"Aa harus gimana biar Ashell percaya, hm?" tanya Jidan.

"Jidan, aku capek sama kamu. Setiap aku deket sama kamu, ada... aja cewek yang suka deket-deket sama kamu, aku gak suka! Kemarin-kemarin, mantan kamu, Anna, dan sekarang, Rachel. Emang hidup kamu itu gak bisa apa, kalo sehari aja enggak ada cewek yang ngejar-ngejar kamu?" celoteh Shella. Ia sudah muak, setiap ia dekat dengan Jidan, selalu saja ada perempuan yang mendekati suaminya.

"Ya... gitu resiko punya muka ganteng, tiap hari dikejar-kejar cewek," canda Jidan.

"Aku serius!" Shella memukul pelan Jidan.

"Gue minta maaf. Gue sama sekali enggak bermaksud buat terima tantangan dari Rachel, gue terima tantangan itu karena gue mau Rachel berhenti ganggu gue," jelas Jidan.

"Kalo kamu kalah sama dia, gimana? Kamu tega ninggalin aku?"

"Kapan sih ketua Orion yang ganteng ini kalah balapan? Ada sejarahnya nggak?" tanya Jidan dengan menyombongkan dirinya.

"Pede banget. Giliran dihajar sama Zayyan dulu, kalah," ledek Shella.

"Ya... itu 'kan masih pemanasan." Jidan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Ashell..." Jidan memegang kedua pipi Shella.

"Gue bakalan belajar buat mencintai lo sekarang, bantuin gue, ya." Shella mengangguk dengan senyum manis.

Setelah sekian lama penantian ini, akhirnya Jidan mulai belajar mencintai Shella. Apakah ia baru sadar, jika gadis itu begitu berarti dalam hidupnya?

"Shella, gue suka sama lo. Tapi, gue belum bisa cinta sama lo, lo bisa terima itu?" tanya Jidan ragu.

"Maksud gue, gue bukan masih cinta sama Anna, gue cuman lagi belum bisa buka hati aja," lanjut Jidan.

"Oke. Aku bakalan sabar dan tungguin sampai kamu bisa cinta sama aku. Tapi, aku gak bisa janji, aku gak bisa janji sama kamu, kalo nanti kamu tiba-tiba bikin aku sakit hati dan kecewa lagi," ucap Shella.

"Gue bakalan berusaha dari sekarang!" Shella tersenyum bahagia, karena Jidan saat ini sudah menyukai dirinya dan akan belajar mencintainya.

Jidan menarik punuk Shella, membuat gadis itu memeluknya, ia sontak kaget dengan perlakuan Jidan sekarang.

"Makasih!"

***

"Eh! Lo ngapain lagi sih, ke sini? Gak kapok juga?" tegur Naufal melihat Rachel datang lagi ke basecamp Orion.

"Gue gak bakalan berhenti sampe ketua lo itu, tepatin janjinya sama gue," ujar Rachel.

"Lo itu masih muda, lebih baik lo pulang, perawatan, skincarean, lulur, dan segala macem deh pokoknya, jangan main motor-motoran, nanti muka lo jerawatan," suruh Ezra, dengan nada mengejek.

"Banyak bacot banget ya, lo!" geram Rachel.

Jidan dan Shella kembali ke basecamp. Rachel tersenyum melihat kedatangan mereka.

Dijodohkan dengan Ketua Geng [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang