Part 56

2.3K 49 2
                                    

"Saya mau lamar kerja jadi OB di sini, seperti yang ada di sosial media," jawab Jidan ramah.

"Umur kamu berapa?"

"Dia puluh dua," jawab Jidan.

"Udah punya pacar?" tanya Celine dengan lantang.

"Lho, kok Ibu kasih saya pertanyaan pribadi? Emang itu perlu?" tanya Jidan balik, karena merasa tak nyaman.

"Ya, penting dong! Kalo kamu punya pacar dan kerja, nanti kerjaan kamu bakalan keganggu!" jawab Celine.

"Gak, saya gak punya pacar. Tapi, say–"

"Baik, kamu diterima bekerja di sini, menjadi OB," sela Celine.

Jidan melongo, bukan surat lamaran kerjanya belum sempat ia berikan pada bosnya itu, tetapi ia sudah diterima bekerja di sana.

"Ternyata, gini enaknya punya muka ganteng. Cari kerja, sat-set, langsung diterima," batin Jidan mengulum senyum.

"Tunggu apa lagi? Ayo buruan ganti baju dan kerja," tegur Celine.

"I-iya, Bu." Jidan buru-buru keluar dari ruangan Celine.

Hari ini, Jidan resmi bekerja di perusahaan milik Celine. Ia begitu senang, saat ia diterima di sana. Ya... meskipun pekerjaannya hanya menjadi OB.

"Anak baru, Bro?" Lelaki sebaya menghampiri Jidan yang sedang mengelap kaca.

"Iya," balas Jidan ramah.

"Gue Asep." Lelaki bernama Asep itu mengulurkan tangannya pada Jidan.

"Jidan," balas Jidan.

Asep adalah salah satu OB juga di sana. Ia merupakan sepuh dari semua OB hah ada di sana.

"Semoga betah ya."

"Pasti."

Hari sudah mulai siang, dan kini sudah waktunya makan siang. Jidan, beserta OB yang lainnya pergi ke kantin untuk makan siang.

"Ke kantin yuk, makan siang," ajak Asep.

"Ayo." Kedua lelaki itu pergi ke kantin untuk makan siang.

"Lo mau makan apa?" tanya Asep saat sudah duduk di kantin.

"Gue bawa bekel sendiri," jawab Jidan.

"Bawa bekel?" Jidan mengangguk.

Jidan mengeluarkan kotak makan siangnya dari tas. Jidan sengaja membawa bekal ke tempat kerjanya, agar bisa menghemat biaya.

Jidan membuka tutup kotak makan siang tersebut. Di dalam sana, begitu banyak aneka macam makanan kesukaannya. Asep, yang melihat itu merasa tergiur.

"Gue boleh rasa gak sih?" celetuk Asep.

"Boleh, nih!" Jidan menyodorkan kotaknya pada Asep untuk dicicipi.

Mata Asep langsung membulat sempurna ketika makanannya masuk ke dalam mulutnya.

"Ngeunah pisan!" kata Asep.

Jidan terkekeh, "Istri gue kalo masak selalu enak."

"Istri?" kaget Asep.

"Iya, istri. Kenapa, kok lo kayak kaget gitu?"

"Lo udah nikah, Dan?" tanya Asep.

"Udah, mau setahun," jawab Jidan.

"Anjir, gue gak sangka. Cowok kek lo udah nikah," kagum Asep.

"Lagi bahas apa nih?" Tiba-tiba Celine datang ke meja mereka, dan duduk di tengah-tengah mereka.

Dijodohkan dengan Ketua Geng [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang