Part 52

1.6K 30 0
                                    

Para tim medis segera datang dan membawa Jidan keluar sirkuit untuk diobati.
Jidan didudukan di sebuah kursi, lelaki itu membuka helmnya.

"Jidan!" Orion berlarian menghampiri ketuanya yang baru saja terjatuh.

"Lo gak papa, Dan?" tanya Naufal khawatir.

"Iya, gue gak papa kok," jawab Jidan.

"Syukurlah."

"Tapi, gue gagal bawa uang itu. Maafin gue ya," ucap Jidan merasa bersalah.

"Lo apaan sih? Lo selamat aja, kita udah seneng banget," balas Leo.

Greeny dibawa oleh panitia event itu pada Jidan. Bagian tubuh Greeny begitu lecet karena terkena jalanan.

"Greeny sampe lecet gitu gara-gara gue," ucap Jidan sambil memandangi Greeny yang lecet parah.

"Itu resiko," sahut Rija.

"Motor lo biar kita bawa ke bengkel, takutnya ada yang rusak dan bahaya kalo lo pake nanti," ujar Malik.

"Tolong ya."

"Yoi."

Greeny pun dibawa oleh anak-anak Orion ke bengkel, untuk memeriksa mesin-mesinnya, takut ada yang rusak dan harus diservis. Kini, tinggal Jidan sendiri yang sedang terduduk istirahat.

Kepalanya terasa begitu pening akibat benturan yang lumayan keras itu, begitupun dengan tubuhnya, sakit-sakit akibat terlempar dari motor.

Seseorang memberikan sebotol air mineral padanya. Jidan pun mendongak melihat orang tersebut.

"Lo siapa?" tanya Jidan merasa heran, mengapa orang asing itu tiba-tiba memberikan Jidan air?

"Ini buat, Mas. Saya liat tadi Mas nya kehausan," jawabnya.

Jidan tak bisa mengenali gadis yang sedang berdiri di depannya itu, karena dia memakai topi yang menutupi seluruh wajahnya.

Lelaki itu mendelik, dari bawah hingga ke atas. Ia begitu familiar dengan tubuh gadis di depannya ini.

"Mas, kalo gak mau, biar saya ambil lagi," katanya, lalu pergi.

Jidan segera menarik tangannya, membuat gadis tersebut terjatuh ke dalam dekapannya.

"Shella?" lontar Jidan saat melihat wajah Shella dibalik topi warna krem itu.

Shella segera bangun dan merapikan kembali pakaiannya dan topinya.

"Maaf, Mas. Saya harus pergi."

"Tunggu!" Langkah gadis itu terhenti. Jidan segera menghampirinya dan menatapnya, tetapi gadis tersebut malah menunduk tak berani menatapnya.

Jidan langsung melepas topi yang dikenakannya, gadis itu langsung membuang muka pada Jidan.

"Shella, lo ke sini?"

"Emang kenapa?!" sungut Shella.

"Kamu gak ijinin aku buat dateng ke sini, liat kamu balapan? Iya?!"

"Enggak, bukan–"

"Iya! Aku tahu kamu bisa jaga diri kamu dan kamu bakalan baik-baik aja. Tapi, aku gak bisa bohong, aku tetep aja khawatir sama kamu!" sela Shella meluapkan semua unek-uneknya.

Jidan tersenyum mendengar ocehan dari Shella. Shella melirik Jidan sekilas, "Ngapain senyum, lucu?!"

"Enggak."

"Terus, ngapain senyum-senyum gitu? Aku gak lagi bercanda ya, Jidan, asal kamu tahu," kata Shella dengan tegas.

"Aduh, aduh!" Tiba-tiba Jidan merasa pening di kepalanya, dan membuatnya hilang keseimbangan.

Dijodohkan dengan Ketua Geng [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang