Part 17

3.8K 101 1
                                    

Gak kerasa, udah part 17 aja, mau ke 20.
Makasih buat pembaca setia cb pertama aku ini, aku doain semoga panjang, umur sehat selalu, and always be happy!

Udah follow belum? Kalo belum, buruan segera follow, ya 😊

***

"Astaga, aku lupa hubungin Jidan buat beli satenya, biar Mama gak curiga nanti kalo aku bohong." Shella segera mengambil handphonenya dan menghubungi Jidan.

Drrt! Drrt!

Handphone Jidan berdering saat sedang menatap tajam Rachel. Ia merogoh saku jaketnya dan menerima telpon itu.

"Jidan, kamu bisa bawain sate nggak nanti pulang? Tadi aku bohong sama Mama kalo kamu pergi aku suruh beli sate."

"Iya."

Jidan segera mematikan telponnya secara sepihak tanpa menunggu respon dari Shella.

"Malah dimatiin, aku sama sekali belum selesai ngomong juga!" kesal Shella.

***

"Oke, kalo itu mau lo. Tapi, setelah ini jangan ganggu gue lagi," ucap Jidan.

"Gak bisa! Gue masih punya urusan sama lo," bantah Rachel.

"Si Rachel yakin dia, mau nantangin Jidan?" bisik Amel pada Dinda, anggota Black Angel..

"Gue gak tahu, secara kan Jidan itu rajanya balapan, kalo Rachel kalah gimana?" timpal Dinda.

Hari sudah malam, namun Jidan belum juga kembali membuat Shella khawatir.

"Kok Jidan belum pulang ya, dia pergi dari tadi sore lho padahal." Shella gelisah, ia menepuk-nepuk handphonenya menunggu Jidan pulang.

Ia terus mencoba menghubunginya, namun selalu tak diangkat.

"Kemana sih dia?"

"Aku chat gak dibales, aku telpon juga gak diangkat!" gerutu Shella.

Sesuai keinginan Rachel, akhirnya Jidan balapan dengannya. Ini adalah pertama kalinya ia balapan liar bersama dengan seorang wanita.

Bukan salahnya jika terjadi sesuatu pada Rachel, karena dia sendirilah yang memaksa untuk balapan.

"Heh, ketua lo itu gak bakalan menang lawan Jidan, lebih baik kalian nyerah aja deh sekarang," ucap Radit pada Black Angel.

"Belum juga menang, udah nyimpulin aja," sahut Dinda.

"Ya iya dong! Udah jelas kalo Jidan yang bakalan menang," timpal Leo.

"Berisik kalian!" tegur Naufal.

Jidan menancap gas membuat dirinya lebih unggul daripada Rachel, tetapi Rachel tak mau kalah, ia terus mengencangkan gasnya.

Dari sebrang jalan terlihat ada truk yang hendak lewat, dengan cepat Jidan lewat terlebih dahulu sebelum truk itu menghalanginya.

Sementara Rachel, ia kurang cepat hingga ia terpaksa berhenti untuk menghindari kecelakaan.

"Sial, ketinggalan jauh gue sama dia!" kesal Rachel.

Dan pada akhirnya balapan kali ini dimenangkan oleh Jidan.

"Yeay! Lo menang, Dan!" sorak Ezra.

Jidan tersenyum bangga dengan kemenangannya. Rachel menatap tajam Jidan yang sedang bahagia.

"Lo kok bisa kalah sih, Hel?" tanya Amel.

"Padahal kita tadi udah bangga-banggin lo tadi didepan geng Orion," timpal Dinda.

"Tadi ada truk halangin jalan gue, kalo gak ada, gue yang udah menang," jawab Rachel.

"Tapi, lo gak papa 'kan?" tanya Zelin.

"Enggak."

Jidan menghampiri Rachel yang sedang marah karenanya.

"Gue yang menang, sekarang lo jangan ganggu gue!" ucap Jidan.

"Rachel bisa kalah itu karena ada truk tadi," sahut Melani.

"Udah kalah juga, gak mau ngaku. Lebih baik kalian pergi sana, maskeran di rumah, gak usah motor-motoran!" sahut Rija.

"Diem lo!" Rachel membentaknya.

Jidan kembali pada teman-temannya, "Guys, gue cabut duluan ya."

"Yoi, hati-hati di jalan." Naufal.

Jidan membuka handphonenya, banyak chat dan panggilan masuk dari Shella.

"Ini kenapa sih dia telpon gue segala? Kurang jelas apa jawaban gue tadi?" gumam Jidan.

Sebelum pulang, Jidan mampir terlebih dahulu ke warteg untuk membeli sate pesanan Shella. Setelah mendapatkannya, ia segera pulang untuk istirahat.

"Ini sate lo," ucap Jidan memberikan satu bungkus sate pada Shella.

"Kok kamu lama banget pulangnya?" tanya Shella sambil menerima satenya.

"Bukan urusan lo kali," jawab Jidan dingin.

Lelaki itu naik ke atas tangga menuju kamarnya.

"Dia sama sekali gak bilang makasih karena udah aku bantuin biar gak dimarahin Mama, gak sopan banget!" umpat Shella dalam hati.

Tinggalkan jejak, makasih!
Jangan lupa vote, ya 😊

Dijodohkan dengan Ketua Geng [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang